Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

daltiAvatar border
TS
dalti
Kisah Hijrah Donita, Disentil Anak hingga Diuji dengan Sakit

Donita berhijrah setelah disentil anak Foto: Instagram

Jakarta - Sebelum akhirnya berhijab, Donita sudah beberapa kali mendapatkan kisah dan cerita dari para sahabatnya. Namun, itu semua tak kena menyentuh hatinya.

Namun ada momen saat anak pertamanya, Athariz Alfarizqi Svarga Nugroho, menegur dirinya yang hendak pergi.

Diungkapkan dalam channel YouTube Adi Donita Svarga, Donita mengatakan anaknya yang saat itu masih berusia dua tahun, menegurnya karena menggunakan rok di atas lutut.

"Dia cuma bilang 'Moma moma kamu nih macuk kamar canah, kamu nggak copan', 'Kok nggak sopan sih?', 'Iya nggak copan, pakai celana dong'. Karena aku selalu ngajarin dia saat dia nggak mau pakai celana hanya pakai diapers aku selalu bilang malu, nggak sopan. Ternyata itu dibalikan (dikembalikan-red) ke diri aku," cerita Donita.

Donita pun langsung kembali ke kamar dan mengganti dengan menggunakan celana. Akan tetapi, Svarga kembali bertanya mengapa dirinya tidak memakai kerudung, padahal perempuan harus menggunakan kerudung.

Bahkan saat melihat dirinya memakai kerudung, Svarga tak canggung untuk memberikan pujian padanya.

"Itu kayak ada satu kayak peringatan bukan ya? Ya mungkin ini kali ya. Aku sempat cerita ke teman-teman, sama Adi. Adi sempat yang 'nah kan nggak perlu capek-capek, terus aku sempat bercandain gitu jangan-jangan ini request kamu," ungkapnya.

Hingga sampai pada suatu malam, Donita bercerita dirinya diberikan sebuah mimpi yang membuatnya sangat takut. Air mata pun tak tertahan menetes dari wajahnya hingga sesenggukan.

"Di mimpi aku tuh Svarga bilang sama aku kalau 'Duh kamu pakai kudung dong kalau kamu nggak pakai kudung aku gimana?'. Terus aku tanya sama dia, 'Gimana apanya nak?', 'Nanti kalau misalnya kamu nggak pakai kudung aku dipukulin lho, nanti aku kesakitan lho, nanti aku gimana?'," cerita Donita sambil menangis sesenggukan.

Saat sadar, Donita merasa kaget dan langsung ke kamar sang anak. Melihat anaknya sedang tidur, Donita hanya bisa memeluknya.

Mulai saat itu dia merasa, bukan hanya ayah, suami, dan saudara laki-lakinya yang akan menanggung dosa dirinya. Akan tetapi, anak-anaknya juga akan menanggung dosa jariyah karena dirinya tidak menutup aurat.

Sempat berpikir untuk memakai hijab usai melahirkan anak kedua, Donita masih belum bisa menetapkan hatinya. Kala itu, cobaan yang dia alami pun sangat banyak.

"Pas lahiran anak kedua, cobaannya Masya Allah, anak ku yang baru lair masuk NICU, Svarga sakit barengan, anak masuk NICU dua kali. Aku sempat mikir udah diingetin sama Svarga, ini apa dosa aku. Aku sampai mikir kenapa anak-anak aku yang harus nanggung kalau ini dosa aku?" sesalnya.

Akhirnya Donita semakin yakin berhijab ketika dirinya jatuh sakit. Sang suami, Adi Nugroho mengatakan mungkin ada tugas yang seharusnya Donita selesaikan tapi masih terus diabaikan.

"Adi cuma bilang ya mungkin ada hal yang perlu kamu laksanakan tapi belum kamu laksanain, aku nggak tahu, kamu juga nggak tahu. Karena alasan-alasan itu, niat aku untuk menekan hijab dari saat aku menginjak usia 30 tahun," tukas Donita.

sumber

Alhamdulillah Makin Banyak Orang Yang Tersadarkan

Orang Liberal: “Pak Kyai, ada orang baek banget, anti korupsi, bangun mesjid, rajin sedekah sampe hidupnya sendiri dikorbanin buat nolongin orang banyak, terus meninggal tapi dia bukan Muslim, masuk mana?”

Kyai: “Maaf… Neraka…”

Orang Liberal: “Lahh? Kan dia orang baek. Kenapa masuk neraka?”

Kyai: “Karena dia bukan Muslim.”

Orang Liberal: “Tapi dia orang baek Ki. Banyak orang yang kebantu karena dia, bahkan umat Islam juga. Malah Bangun Masjid Raya segala. Jahat bener dah Tuhan kalau orang sebaek itu dimasukin neraka juga.”

Kyai: “Allah tidak jahat, hanya adil.”

Orang Liberal: “Adil dari mane?”

Kyai: “Kamu sekolahnya apa?”

Orang Liberal: “Ane mah Master Sains lulusan Amerika, Kyai. Kenape?”

Kyai: “Kenapa bisa kamu dapat titel Master Sains dari Amerika?”

Orang Liberal: “Karena kemaren ane kuliah di sana, diwisuda di sana.”

Kyai: “Namamu terdaftar di sana? Kamu mendaftar?”

Orang Liberal: “Ya jelas dong Kyai, ini ijazah juga masih basah tintanya.”

Kyai: “Sekiranya waktu itu kamu tidak mendaftar, tapi kamu tetap datang kesana, hadir di perkuliahan, diam-diam ikut ujian, bahkan kamu dapat nilai sempurna, apakah kamu tetap akan dapat ijazah?”

Orang Liberal: “Jelas enggak Kyai, itu namanya mahasiswa ilegal. Sekalipun dia pintar, dia nggak terdaftar sebagai mahasiswa, kampus ane mah ketat soal aturan gituan.”

Kyai: “Berarti kampusmu jahat dong, ada orang sepintar itu tak dikasih ijazah hanya karena tidak mendaftar?”

Orang Liberal: *terdiam*

Kyai: “Gimana?”

Liberal: “Ya nggak jahat sih, itu kan aturan, salah si mahasiswa kenapa nggak mendaftar, konsekuensinya ya nggak dapat ijazah dan titel resmi dari kampus.”

Kyai: “Nah, kalau kampusmu saja ada aturan, apalagi dunia dan akhirat. Kalau surga diibaratkan ijazah, dunia adalah bangku kuliah, maka syahadat (mengakui tidak ada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah) adalah pendaftaran awalnya. Tanpa pendaftaran awal, mustahil kita diakui dan dapat ijazah, sekalipun kita ikut kuliah dan mampu melaluinya dengan gemilang. Itu adalah aturan, menerapkannya bukanlah kejahatan, melainkan keadilan.”
fatqurr
essholl
denbagoes01
denbagoes01 dan 16 lainnya memberi reputasi
15
1.9K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.