AnissanuryantriAvatar border
TS
Anissanuryantri
Bertaruh Nyawa Di Tengah-tengah Hutan




Kejadian ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu. Saat itu aku sedang ditugaskan oleh Pak Kepala Desa untuk mengantar berkas ke Kantor Camat. Sebenarnya ada banyak jalan yang bisa ku lewati, namun karena saat itu cuaca sangat panas, aku memilih untuk lewat jalan tikus saja, selain lebih cepat sampai lewat jalan tikus juga lebih sejuk, karena dikelilingi pohon-pohon besar yang rindang.

Seperti pada hari biasanya, jalan tikus selalu sepi. Jalan ini hanya ramai pada pagi hari tepat anak-anak berangkat sekolah dan sore hari saat anak-anak pulang sekolah.

Dan semakin menuju ke tengah hutan, aku melihat seperti ada orang berdiri disamping motor. Awalnya aku ragu dan merasa sedikit takut. Namun aku berpikir positif, "Mungkin itu pengendara yang kebetulan lewat sini juga," ucapku dalam hati.

Namun semakin dekat aku justru semakin merasa takut. Aku berpikir apakah itu orang jahat? Apakah itu begal? Aku sempat berpikir untuk putar balik, namun sepertinya orang tadi melihat keberadaanku.

"Tolong!!!! Tolong!!!" Terdengar suara minta tolong, yang ku yakin suara itu berasal dari orang yang berhenti disana.

Dengan tangan terus melambai dan berteriak minta tolong, aku pun semakin penasaran, apa yang terjadi disana.

Ku tambah kecepatan motorku agar segera sampai pada orang yang meminta tolong tadi. Dan setelah sampai sana, apakah kalian tau apa yang terjadi? Sungguh aku tak menduga hal ini.

Ternyata ada ibu hamil tua yang akan segera melahirkan, terlihat jelas ibu itu sangat kesakitan.

Aku gak tau harus ngapain, aku bingung, aku juga bukan dokter. Ku lihat, sepertinya air ketubannya sudah pecah.

"Tolong Istri saya Mbak," ucap laki-laki yang berdiri disamping ibu itu yang ku yakin dia adalah suaminya.

Aku pun turun dari motor sambil berpikir sejenak. Telepon bidan? Ya, itu yang ku pikirkan saat ini. Kemudian aku menelepon bidan kenalanku, dan memintanya untuk segera datang ke lokasi.

Mungkin kalian berpikir, kenapa gak di bawa ke bidan langsung? Nah di sini posisinya kami sedang berada di tengah-tengah hutan. Lumayan jauh dan juga jalannya berbatu dan berlubang, tidak memungkinkan untuk membawa ibu hamil yang akan segera melahirkan dengan kecepatan tinggi.

"Buk tahan ya Buk, bentar lagi bidan akan datang kesini," ucapku pada ibu itu.

Ibu itu hanya mengangguk, mukanya sangat pucat, aku tau ibu itu pasti menahan rasa yang sangat sakit.

Sembari menunggu bidan datang, ku kumpulkan dedaunan disekitar. Karena posisi kami sedang berada di hutan, tak butuh waktu lama aku sudah mengumpulkan banyak daun. Kususun daun itu di pinggiran jalan.

Aku berpikir, mungkin ibu itu akan melahirkan di sini. Sebenarnya aku kurang yakin, tapi persiapan saja lah, lagian di saat seperti ini, mungkin lebih nyaman jika ibu itu berbaring.

"Buk maaf sebelumnya, apakah Ibu tidak keberatan jika Ibu berbaring disana?" ucapku sambil menunjuk kearah dedaunan yang sudah kususun tadi.

Dan ibu itu pun mengangguk. Sang suaminya menggendong istrinya ketempat yang ku maksud tadi.

"Ada bawa sarung atau kain gak?" tanyaku pada keduanya.

Kemudian sang suami menjawab
"Kami gak ada bawa apa-apa, tujuan kami tadi cuma mau pergi ke warung, jangankan kain, hp saja kami gak bawa Mbak," jawab suami dengan wajah yang sedikit panik.

Benar saja, kulihat di motornya terdapat barang-barang belanjaan.

Kemudian aku berpikir, terus berpikir dan akhirnya aku teringat jas hujan. Ya, jas hujan memang selalu ada di jok motorku.

"Tunggu bentar ya Pak, Buk," ucapku pada keduanya.

Aku berjalan sambil sedikit berlari menuju motorku, kubuka jok motorku dan kuambil jas hujan yang ada disana.

Cukup lama menunggu bidan datang. Kami sudah sekitar 10 menit lebih di sini bidan tak kunjung datang. Wajar saja karena memang rumahnya lumayan jauh dari lokasi kami saat ini.

Dan setelah sekitar hampir 20 menit kami menunggu, akhirnya bidan itu datang dengan membawa perlengkapan bersalin.

Bidan itu bergegas menghampiri kami, diperiksanya ibu itu.

"Air ketubannya sudah hampir kering, gimana kalo Ibu bersalin di sini?" tanya bidan ke ibu hamil itu.

"Iya Buk disini aja, udah gak tahan," jawab ibu hamil itu.

Tak lama kemudian, lahirlah bayi ibu tadi. Sang suami menangis melihat istri dan anaknya selamat.

"Alhamdulillah ya Allah," ucap sang suami sambil menyapu air matanya.

Aku pun ikut terharu melihat ini semua.


Dan tak lama setelah bayi tadi lahir, sang ayah mengazankan bayinya. Sedangkan bidan mengurus ibu yang baru saja melahirkan tadi. Aku hanya bisa membantu menenangkan ibu itu, karena aku tidak mengetahui tentang persalinan.

Dan tiba-tiba saja ada mobil yang yang lewat jalan ini. Kuhentikan mobil tadi, berharap semoga ini orang baik yang bisa mengantar ibu dan bayi ini pulang. Dan alhamdulillah sang pemilik mobil itupun bersedia mengantar ibu beserta bayinya pulang.

"Mbak, bisa ikut kami pulang?" ajakan sang suami kepadaku.

Ku iyakan ajakan itu.

Dan sesampainya dirumah, setelah selesai berurusan dengan bidan, bidanpun pulang ke rumahnya. sang suami dan ibu tadi berterimakasih kepadaku, karena bersedia membantu mereka.

"Mau gendong bayinya, Mbak?" tanya ibu itu padaku.

Dan akhirnya aku menggendong bayi itu, lucu sekali bayinya.

"Mbak, sering-sering aja kesini," ucap ibu itu padaku.

"Iya Bu, InsyaAllah," jawabku

Setelah semuanya beres, aku baru teringat dengan tugasku. Aku hampir saja lupa kalau aku ditugaskan untuk mengantar berkas ke kantor Camat.

"Pak, Buk, saya pamit dulu ya," pamitku pada mereka.

Setelah itu kuletakkan bayi tadi disamping ibunya.

"Loh mau kemana Mbak? Kok buru-buru?" tanya sang ibu.

"Ini Bu, saya mau mengantar berkas ke kantor Camat," jawabku.

"Wah kebetulah tetangga sebelah rumah kami kerja di kantor Camat Mbak. Apakah berkas itu harus diantar sekarang juga Mbak?" tanya sang suami kepadaku.

"Gak harus sekarang juga sih Pak, masih ada waktu 4 hari lagi," jawabku.

"Kalau begitu nanti biar saya titipkan ke tetangga saya, Mbak, biar besok sekalian dibawa sama dia, lagian kantor camat jauh Mbak, dan kayaknya pas Mbak sampai sana nanti Kantor Camatnya tutup, soalnya ini sudah jam 3," sang suami menyanggah jawabanku.

"Waduh gak bisa Pak, karena ini amanah," ucapku.

"Yaudah Mbak kalo gitu, tapi jangan segan-segan main kerumah kami ya," ucap sang istri.

"InsyaAlllah," jawabku

Aku pun melanjutkan perjalanan menuju kantor camat. Ngebut? iyalah takut tutup, dan untung saja saat aku sampai di sana, kantornya masih buka. Setelah urusan selesai, aku pun pulang.

Keesokan harinya aku kerja seperti biasanya, dan saat waktu pulang kerja, ku sempatkan berkunjung kerumah dedek bayi yang kemarin baru lahir itu.

Sesampainya di sana, aku di sambut dengan sangat baik oleh keluarganya. Aku di ajak makan sore. Wahhh kebetulan sekali aku lagi lapar, hihihišŸ¤Ŗ.

Selesai makan aku menggendong dedek bayinya itu.

"Mbak, kemaren aku sama suami udah ngomong tentang ini. Jadi kami sepakat kalo Mbak yang membuatkan nama untuk anak kami," ucap ibuk itu membuatku kaget.

"Sebenernya kalo cewek mau kami kasih nama depan kayak nama Mbak, biar besok jadi orang baik kayak Mbak, tapi karena yang lahir cowok, jadi kami persilahkan Mbak untuk memberi nama," lanjut ibu itu.

Sungguh aku tak menyangka, diberi kepercayaan untuk memberi nama bayi yang bahkan bukan dari keluargaku.

Dan sampai saat ini, hubunganku dengan mereka masih baik, bahkan aku sudah dianggap seperti keluarga mereka.


Nah itu tadi sedikit kisah kebaikan yang berdampak besar dariku. Semoga dapat menginspirasi kita semua untuk selalu berbuat kebaikan ya. Jangan pernah bosan untuk berbuat kebaikanšŸ¤—.




Pelalawan, 1 Mei 2020


Simber : kisah nyata dari sahabat penulis dan tambahan untuk gambar ilustrasi, diambil dari beberapa situs internet.


Spoiler for bagi-bagi cendol:














Diubah oleh Anissanuryantri 12-05-2020 04:36
semutjepang248
liee
bumibulat123
bumibulat123 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
693
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThreadā€¢82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.