.
Lokcan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Gongchan B1A4 maupun Shinchan
.
Lokcan adalah nama batik khas Kota Lasem, Kabupaten Rembang yang menggunakan ornamen berupa burung Hong (burung phoenix Cina).
.
Sumber Gambar:http://sentrabatiklasem.com/batik-la...can-naga-biru/
Setiap daerah di seluruh Indonesia, terutama di wilayah pulau Jawa, memiliki motif batik yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Salah satunya adalah motif batik Lokcan yang merupakan motif batik khas Kota Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Sumber Gambar: https://infobatik.id/batik-lok-can/
Dalam bahasa Cina Canton, Lokcan berarti kain sutra yang berwarna biru (Lok berarti biru, Can berarti kain sutra). Batik Lokcan merupakan sejenis batik asal kota Lasem yang bahannya berasal dari kain sutra, berwarna biru, serta motif batiknya memiliki ornamen-ornamen yang identik dengan budaya Cina. Motif batik ini memiliki latar belakang yang berwarna putih atau
beige pucat. Namun, saat ini telah banyak dijumpai batik Lokcan yang berbahan kain katun primis super halus dan dibuat dengan beraneka ragam warna yang terlihat lebih menarik.
Motif batik Lokcan menggambarkan burung Lokcan, yaitu sejenis burung yang dibawa oleh pasukan tentara Tartar (pasukan tentara dari Mongolia). Motif batik ini menampilkan ornamen-ornamen berupa beberapa hewan khas negeri Tiongkok, seperti naga, burung Hong, kilin, serta kura-kura. Motif batik ini juga menampilkan ragam hias yang terinspirasi dari kerajinan keramik kuno asal Tiongkok, dengan warna yang didominasi oleh warna merah cerah dan biru muda.
Ornamen utama motif batik Lokcan sesungguhnya merupakan pengembangan dari gambar burung Hong atau burung phoenix Cina. Saat ini, ornamen burung Hong yang terdapat pada motif batik Lokcan lebih sering dimodifikasi dengan ornamen burung yang ukurannya lebih kecil, misalnya burung walet (sriti). Modifikasi tersebut hampir selalu diselaraskan dengan motif tumbuh-tumbuhan atau motif hewan-hewan lain khas Cina selain burung. Selain memiliki nilai estetis, motif batik ini juga memiliki makna filosofis, yaitu kebijaksanaan, prestasi dan keabadian.
Sayangnya, selama zaman pendudukan Jepang, produksi batik Lokcan sempat sedikit terhambat. Kesulitan ekonomi yang dialami oleh para pengusaha batik pada zaman tersebut menyebabkan impor kain sutra sebagai bahan dasar produksi batik Lokcan terhenti. Para pengusaha batik di wilayah pesisir utara pulau Jawa, terutama di wilayah Lasem diharuskan untuk memenuhi pesanan kain batik oleh Jepang. Akibat pengaruh pendudukan Jepang dan krisis ekonomi, tidak hanya kain sutra saja yang sulit didapat, tetapi juga kain mori yang sering dipakai sebagai bahan dasar batik pun sangat sulit didapatkan. Selama masa pendudukan Jepang, produksi batik Lokcan sebenarnya masih berlangsung, hanya saja bahan kainnya tidak berasal dari kain sutra Cina. Bahan kainnya digantikan dengan kain mori. Meskipun demikian, batik yang terbuat dari kain mori pun tetap dijuluki batik Lokcan, karena masih mempertahankan ciri khas batik Lokcan yang asli pada motif batik tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada material kainnya saja.
Sumber Gambar: https://sentrabatiklasem.com/batik-l...-hitam-sbls34/
Selain motif batik Lokcan, terdapat juga motif batik Lasem lainnya, antara lain motif batik Latohan dan motif batik Batu Pecah. Motif batik Latohan menggambarkan beberapa jenis tumbuhan laut yang tumbuh di sepanjang pesisir Laut Jawa, seperti ganggang laut yang banyak ditemukan di sepanjang pesisir pantai Lasem. Sedangkan motif batik Batu Pecah menggambarkan pecahan batu kecil-kecil yang digunakan untuk keperluan membangun jalan raya. Motif batik ini lahir ketika Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yang bernama Herman Willem Daendels sedang membangun rute jalan Anyer-Panarukan (Jalan Pos).