Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kartikanurazmiAvatar border
TS
kartikanurazmi
Resepsi
Resepsi

Hai Gan and Sist, aku mau cerita soal cinta yang tidak bisa bersama. Seperti kisahku, rasanya nyesek, harus merelakan orang yang kita cintai. Langsung saja Gan and Sist, jangan lupa kasih cendol ya.

"Rini, ayo cepat kita mau pergi di pesta."

"Pesta di mana Mah?"

"Ya Ampun, kita kan dipanggil untuk bantu-bantu di rumahnya Leli."

"Oh, Nikahannya Leli, Mamah aja yang ke sana ya. Aku agak males Mah."

"Jangan gitu, nanti mereka juga malas datang di acara nikahmu bagaimana?"

Ah, Mamah selalu punya alasan untuk membuatku tidak tenang di rumah dan terpaksa pergi bantu-bantu. Aku tergolong cewek yang introvert, agak risih berada di keramaian.

Pesta pernikahan Leli memang hari ini, tepatnya pukul 10.00 pagi. Sekarang masih pukul 07.00, aku mengiyakan ucapan Mamah dan akan pergi ketika jam 09.00. Agar tidak terlalu lama berada di sana.

Menghabiskan waktu menunggu dua jam dengan beres-beres rumah seperti tidak terasa. Segera bersiap pergi, rumahnya tidak terlalu jauh. Sekitar 100 meter dari rumah. Di sini memang terbiasa memanggil para tetangga untuk bantu-bantu di acara pesta. Kami menyebutnya dengan istilah rewang. Karena mayoritas orang jawa.

Cukup meriah, hiasan pelaminan terlihat cantik sekali. Ada hiburan music dan penyanyi. Para undangan dan calon pengantin pria sudah datang. Karena aku datang sebagai tetangga mau bantu-bantu, akhirnya kupilih kursi paling belakang. Penasaran ingin lihat ijab kabul calon Leli.

Mereka sudah bersiap semua di pelaminan, pengucapan ijab kabul.

"Saudara Hans Purwoko apakah Anda siap menikah dengan Leli Sahria?" suara penghulu sedang bertanya kepada calon pria.

"Saya Hans purwoko siap menikah dengan Leli Sahria."

Resepsi

(Sumber Gambar : Google)

Rasanya ingin tertawa, mendengar nama Hans purwoko benar-benar sama dengan nama kekasihku yang tinggal di luar kota. Hingga rasa penasaran itu muncul dan perlahan aku mendekati tempat pelaminan. Tepat ketika Hans mengucapkan ijab kabul aku berdiri di hadapannya. Hanya terhalang deretan penghulu dan beberapa orang.

"Saya terima nikah dan kimpoinya, Rini bin Harun dengan mas kimpoi tersebut dan seperangkat alat shalat di bayar tunai."

Itu namaku! laki-laki jahat, bisa-bisanya dia melakukan kesalahan di muka umum. Pada saat menikah. Dia memang kekasihku. Semua hadirin yang mendengar menoleh ke arahku. Penghulu juga bingung, calon di sampingnya adalah Leli kenapa dia menyebut Rini.

Hans terlihat gugup dan berkeringat, dia memandangku kemudian beralih kepada Leli dengan tatapan merasa bersalah. Penghulu juga bingung dengan keadaan ini, hanya saja para saksi dan hadirin mengatakan "Sah".

"Rini siapa Mas?" tanya Leli kepada Hans.

"Eh, anu Dek, saya..."

"Bagaimana ini, lain calonnya, lain yang di sebut." suara orang-orang riuh rendah.

"Rini kan anaknya Pak Harun yang masih cewek itu kan, apa dia merebut calon Leli."

"Maaf Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, saya salah mengucapkan nama calon saya." Suara Hans memecah kasak-kusuk para hadirin.

Wajahku terasa merah dan memanas. Bagaimana bisa dia melakukan ini di hadapan banyak orang. Dia yang menikah tapi aku yang kena getahnya. Dia memang kekasihku kami saling kenal lama di dunia maya. Pernah bertemu tiga kali di kota ketika aku masih aktif kuliah. Rupanya dia juga berpacaran dengan Leli selama ini.

"Maaf semuanya, Hans ini memang kekasih saya, tapi karena dia ini menurutku laki-laki yang tidak baik karena berpacaran dengan dua perempuan, saya dan Leli, maka saya katakan kalau dia saya berikan dengan ikhlas kepada Leli Semoga bahagia untuk kedua mempelai."

Leli dan Hans saling pandang. Rupanya dia menyembunyikan fakta jika kami pernah dekat dari Leli. Terbukti ada kemarahan di wajah Leli. Aku tidak peduli apa yang terjadi berikutnya. Karena dengan cepat kulangkahkan kaki menuju rumah. Menghilang dari sana adalah pilihan yang tepat.

Malam harinya aku baru tahu jika para hadirin membela diriku karena tidak bertengkar di muka umum, mereka menggunjingkan Leli merebut kekasihku. Mereka tetap menikah setelah drama dua jam karena Leli merajuk ingin membatalkan pernikahan.

Kenapa tidak ada yang menyalahkan Hans sebagai pelaku pengkhianatan. Perempuan selalu di urutan nomor satu menyandang kesalahan. Kami saling tidak tahu jika memiliki pacar yang sama. Sampai mereka akan menikah baru kami tahu jika Hans membohongi aku dan Leli.

Beruntung aku hanya pacar dengan Hans. Dia menikahi Leli, terserah. Laki-laki seperti itu tidak perlu ku bela atau dipertahankan. Meskipun sakit, perlahan pasti aku bisa melupakannya.

Aku dan Hans saling kenal lewat sosmed awalnya. Karena sering chat, curhat keseharian dan segala macam tanpa sadar kalau aku menyukainya. Dia juga mengakui perasaannya.

[Rini, i love you]

Sesingkat itu dia katakan perasaannya. Aku yang sudah lama mengenalnya dan memang menyukainya, ku jawab dengan senang hati.

[I love u too]

Setelah chat itu kami saling bertemu di depan kampus. Dia terlihat gagah dengan kemeja warna merah. Memakai kacamata. Kulitnya yang bersih dan terawat, aku benar-benar terpesona melihatnya. Tidak menyangka dia akan seganteng ini.

"Rini, kamu cantik."

Pujiannya tentangku membuatku tersipu malu. Rasanya begitu menyenangkan mendengarnya. Kami saling bicara banyak di kantin depn kampus. Dia sudah bekerja, rupanya kami terpaut tiga tahun.

Resepsi
(sumber gambar : Google )

Setelah pertemuan pertama, kami lebih intens berkomunikasi. Kadang aku hubungkan lewat telephone dengan Mamah di rumah. Mengenalkan pacar dengan keluargaku salah satu cara menjaga agar dia tidak main-main denganku. Ku pikir cara ini bagus dan tepat.

Satu tahun berlalu hubungan kami baik-baik saja. Setelah akhirnya aku lulus kuliah dan harus pulang kampung. Hans tidak lagi mengunjungiku di kampus. Kami hanya intens bicara lewat telpon.

"Hans, kapan akan datang ke rumahku?"

"Belum, Rini. Aku masih sibuk bekerja."

Selalu alasan itu yang ia katakan. Aku tidak tahu peristiwa apa yang membuat kami bertemu lagi di pelaminan Leli.

Satu bulan berlalu semenjak kejadian di pernikahan Leli tanpa sengaja kami bertemu. Tentu saja dia bersama istrinya.

"Rini, Maaf." ucap Hans padaku.

Aku diam, entah akan berkata apa. Lagipula dia bersama istrinya. Tidak mungkin kukatakan apa yang ada dalam hatiku.

"Rini, kami menikah karena di jodohkan. Aku tidak tahu jika kalian pacaran dan saling mencintai." ucap Leli padaku.

"Aku dan Hans baru bertemu seminggu sebelum menikah. Hans tidak jujur jika dia punya pacar. Karena orang tuanya memintanya segera menikah. Mereka mencarikan jodoh lewat keluarganya. Karena itulah kami akhirnya menikah."

"Kenapa tidak jujur Hans?" tanyaku pada suami orang.

"Aku tidak tega menentang kemauan Ayahku, Rini. Dia tidak pernah meminta apa-apa padaku, kecuali soal perjodohan ini."

"Baiklah aku mengerti, tidak apa. Maaf kalau aku sudah salah paham. Selamat berbahagia."

Resepsi

(Sumber gambar : Google )

Kutinggalkan mereka di depan toko pakaian. Aku tidak ingin terlihat sedih di hadapan mereka. Biarlah, jika dia berjodoh dengan Leli. Rasa sakit ini tidak ingin kubagi lagi.

Terimakasih Gan and Sist sudah baca kisahku. Pacaran tidak menjamin jika dia jodohmu. Pacaran hanya menjagakan jodoh orang lain, sepertiku.
Diubah oleh kartikanurazmi 29-04-2020 22:12
NadarNadz
ButetKeren
nona212
nona212 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
615
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.