Lupakan sejenak tentang corona, lupakan sejenak tentang kehidupan yang di persempit agar selalu di rumah aja. Kita kembali mengulas tentang hal yang sederhana yaitu berita unik dan bikin heboh ditengah pandemi corona.

Bukan rahasia lagi, pandemi tidak membuat manusia tobat bahkan yang ada banyak pasien takut untuk berobat karena rumah sakit adalah tempat segala macam penyakit. Kalau ada pasien yang periksa ternyata pembawa virus bagaimana? Bisa-bisa bukannya sembuh malah semakin parah ujungnya nteett pak.

Maka karena pandemi dan kematian hanya dianggap mainan sudah barang tentu ada juga manusia-manusia yang tak peduli dengan hal itu serta tetap asik dalam hal yang dianggap buruk dalam ranah sosial.



Apa hal itu? "LGBT" sebuah drama sosial yang pengikutnya semakin banyak. Mereka pun dengan adanya dunia digital semakin mudah mencari teman, hingga banyak perkumpulan mereka di banyak kota besar. Atau juga sudah merambah hingga desa, entahlah wabah mana yang menakutkan LGBT atau Corona mana yang kamu pilih?

Bagi ane mau jadi LGBT, mau jadi gila sebenernya ane ga peduli asal jangan senggol ane aja sebab ane paling takut sama banci pak. Ehh... banci masuk LGBT ga sih?



Tapi yang menarik ada 4 orang wanita yang bertemu dari daring hingga merekapun sepakat untuk berkencan di suatu tempat. Rencana awal sih mulus-mulus saja, dua orang pelaku memesan taksi online dari Jakarta namun berhubung jaraknya yang jauh yaitu dengan tujuan pangalengan sang supir meminta tarif secara offline.

Lalu terjadilah nego dengan harga Rp 1,7 juta, disini korban akhirnya sepakat dengan IK dan S yang memesan taxi. Pembayaran memang tinggi karena tidak langsung menuju Pengalengan tapi harus menjemput dulu kedua temannya di Jonggol dan juga di Pengalengan.

Setelah menjemput RK di Jonggol perjalanan mulus-mulus saja hingga sampai Pengalengan, lalu orang terakhir yang di jemput adalah RM.



Konflik mulai terjadi ketika menuju tempat kencan mereka di wilayah Pengalengan, sang supir meminta uang pembayaran yang dijanjikan. Namun pelaku ternyata tidak memiliki uang sebanyak itu, salah satu tersangka akhirnya berinisiatif untuk menghabisi korban.

Korban pun dicekik lalu di pukul kepalanya sebanyak 8 kali dengan kunci Inggris, setelah di pastikan tewas korban di buang ke dalam jurang wilayah Pengalengan. Hingga akhirnya di temukan oleh warga sekitar.



Sebuah kendaraan roda empat merek Datsun Go warna putih dengan nomor polisi B 1313 KRX menjadi saksi bisu pembunuhan 4 orang lesbian yang sudah kebelet kencan ini.

Untuk itu waspadalah gan dalam menawarkan jasa, kalau harga yang terlalu tinggi di tawarkan pada konsumen dan mereka terima ditakutkan terjadi sesuatu. Sedangkan untuk jasa rental mobil beserta supir untuk pulang balik tidak semahal itu.



Bisa dilihat lah di tempat banyak sewa mobil, untuk harganya masih masuk akal. Jadi pertanyaan kalau mereka berani dengan harga yang mewah, pasti ada niat terselubung yang tidak di inginkan.

Mau untung akhirnya malah nteet pak, duh mikir dululah kalau mau mengambil untung terlalu banyak dari konsumen ya jangan begitu juga nembaknya ga kira-kira. Belum tentu konsumen orang baik-baik siapa tahu mereka itu bajindul.



Setidaknya ini juga peringatan kepada penyedia jasa khususnya taksi online, harga offline juga sewajarnya saja. Atau lebih aman mending tak usah narik secara offline, karena data diri pengguna dan driver jelas apalagi ada verifikasi muka. Malah aneh kalau ada konsumen yang oke saja dengan harga yang ditawarkan tinggi. Karena banyak penjahat di sekitar kita, untuk itu waspadalah. Saya c4punk, see u next thread.