Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 46 : Arion
Bab 46 : Arion

🌸🌸🌸

Apa yang kamu rasakan ketika kamu yang dulunya berusia 3 tahun dan terbangun berusia 10 tahun.

Kalau aku…..

Bingung, heran dan takjub.

Aku dulu biasa di gendong papa dan mama tapi sekarang, rasanya tak pantas lagi dengan tubuhku yang tinggi ini.

Dulu aku bisa bermanja-manja, bermain sepuasnya di taman bermain atau di ruang bermain. Sekarang tidak ada anak yang sebaya dengan ku yang melakukan hal itu.

Dan aku punya tiga orang adik yang pikirannya jauh lebih dewasa dari ku.

Tak ada yang berubah dari mama dan papa. Mama selalu tersenyum manis dan mencium pipi ku sebelum tidur. Papa, dia selalu membelikan ku semua barang yang menarik matanya sama seperti dulu. Dia juga selalu bilang jangan kasih tau mama.

Adik ku Alandra, sikapnya dewasa, tidak suka marah, tidak suka ribut, lalu mengajarkan ku banyak hal yang aku tidak tau. Mirip papa ketika bekerja.

Andreo lain lagi. Dia maju lebih dulu ketika ada yang mengganggu mereka main. Tidak suka orang lain merebut mainan mereka tapi juga cepat berteman dan sangat ceria.

Sena….lebih mirip adik laki-laki. Meski penampilannya manis dan mengingatkan ku pada boneka BJD yang terletak di kamar, dia akan maju lebih dulu dan memukul orang lain yang menganggu mereka. Meski akhirnya yang benar-benar berkelahi adalah Andreo, sementara Alandra melindungi Sena.

Mereka bertiga tidak menangis ketika di sekolah. Tapi begitu sampai rumah, ketiganya langsung merengek pada mama dan papa. Hal itu menyebabkan mereka sering pindah sekolah.

Aku belum di izinkan kemana-mana sendirian, aku juga masih harus menjalani serangkaian pemeriksaan di Rumah Sakit. Tugas ku sekarang adalah menemani adik-adik ku kemanapun mereka pergi, atau lebih tepatnya, aku di seret ke tempat-tempat yang mereka sukai dan sangat ingin mereka tunjukkan padaku.

Beberapa ingatan ku sebelum koma, sering melintas membuat kepala ku sakit, dan aku tidak menyukai hal itu.

Aku tidak mau mengeluh pada papa dan mama karena aku tidak suka melihat mereka khawatir. Tapi Alandra entah bagaimana bisa selalu berhasil melapor ke papa yang ujung-ujungnya aku di suruh istirahat di rumah.

Bosan???. Jelas!!. Kadang aku bisa seharian di dalam kamar gara-gara sakit kepala. Mama beberapa kali memeriksa keadaanku dan kadang tidur di samping ku, membuat papa mengomel.

Aku mendapat nomor telpon kak Ciel, Azriel dan Luciel yang sudah pindah ke daerah lain. Yah!. Aku ingat mereka. Mereka dulu sering mengajak ku bermain, juga pernah tinggal di rumah ini. Aku jadi penasaran, apa mereka masih lebih tinggi dari ku??. Apa kak Ciel masih baik seperti dulu, dia dulu paling sering membagikan makanan kesukaannya pada ku. Kak Luciel sering mengajari ku membaca, sedangkan kan Azriel mengajariku berhitung.

Aku punya banyak buku catatan yang ku tulis 7 tahun yang lalu. Tulisan-tulisan tidak rapi itu memenuhi halaman buku. Juga gambar abstrak yang aku gambar. Ah!!. Dulu.....aku baru bisa berhitung sampai 2000.

Mengecewakan!!. Aku lebih bodoh daripada adik-adik ku. Mereka bahkan sudah bisa perkalian, pembagian dan akar. Mereka juga bisa membaca dengan lancar. Sedangkan aku masih berkutat dengan tulisan cakar ayam ini.

Untungnya di rumah papa ada perpustakaan pribadi. Di sana banyak terdapat buku yang bukan hanya buku pelajaran tapi juga komik-komik dan cerpen anak-anak dan juga novel.

Aku awalnya hanya tertarik membaca komik, gambar-gambar itu dan teks yang sedikit membuat ku mampu berimajinasi. Aku telah membaca entah berapa ratus komik one piece, naruto, conan, tsubasa, dan papa dengan semangat menambah koleksi komik-komik di perpustakaan itu karena ia senang melihat ku menghabiskan waktu ku di sana.

Adik-adik ku juga kadang mengerjakan tugas sekolah mereka di perpustakaan. Papa dan mama kadang bergiliran mengajari mereka dan aku hanya menatap pemandangan itu dengan rumit, iri dan bingung. Aku tidak berani bilang kalau aku juga ingin di ajari. Jadi setiap kali mama, papa dan adik-adik ku berada di perpustakaan, aku memilih menghilang di sudut-sudut lemari dan membaca sendirian di sana.

Papa adalah pengusaha berlian. Aku akhirnya tau sekarang, dulu aku tidak mengerti sama sekali dan asyik bermain dengan batu-batu berlian itu ketika di kantor papa.

Mama adalah pemilik cafetaria tempat aku dulu menghabiskan waktu. Mama sangat suka memasak dan masakan mama sangat enak. Di perpustakaan, selain komik-komik, terdapat ratusan buku masak milik mama. Aku hanya tertarik melihat gambarnya saja.

Buku milik papa kebanyakan bertema bisnis, atau berlian, aku pernah mencoba membacanya dan aku tidak tertarik untuk mempelajarinya.

Akhirnya setiap kali ke sana, aku kembali lagi ke buku-buku komik. Aku sudah membaca ulang semua ini 50 kali sejak aku di perbolehkan ke tempat itu. Aku bahkan bisa menggambar setiap karakter di komik saking hapalnya dan gambaran ku jauh lebih bagus daripada tulisan ku. Bikin makin frustasi saja.

Aku bisa bicara lancar tapi aku malas bicara, suaraku berubah seperti bukan suaraku yang dulu. Mama selalu membujuk ku untuk mengatakan apa yang aku pikir kan. Aku sendiri bingung harus mulai dari mana, dan akhirnya hanya mampu tersenyum saja.

Papa sering mengajak ku bermain game online, adik-adik ku juga ikut-ikutan tapi mereka gampang menyerah dan begitu kalah bermain, mereka semua (termasuk) papa mengadu pada mama mengatakan kalau aku seharusnya tidak di ajari bermain game. Aku tidak tau di mana letak salahnya aku ini. Aku kan menang karena mereka yang terlalu lamban, aku juga bingung kenapa aku bisa terus menang. Aku tidak terlalu senang juga ketika menang main game. Bingung….bingung.

Karena sepertinya aku tidak bisa ikutan bermanja-manja pada mama. Aku akhirnya berkeluh kesah pada kak Ciel. Yah!!, Setidaknya dia tidak pernah menertawakan keluhan ku seperti kak Azriel dan kak Luciel.

Kami kadang bisa menghabiskan satu hari mengobrol di telepon, juga kadang melakukan panggilan video. Obrolan seputar game terbaru, aku kadang di belajar online pada mereka (aku sengaja mengunci pintu kamar agar tidak di ganggu si kembar). Dan entah bagaimana bisa tetap ketahuan oleh papa.

Aku terkejut ketika papa membelikan ku cat lukis dan kanvas, juga buku sketsa serta pensil gambar. Aku hanya bilang sekali pada kak Ciel bahwa aku tertarik untuk belajar melukis.

Aku juga terkejut ketika tiba-tiba papa mengajak ku membeli papan catur, padahal aku tak pernah main catur di depan mereka dan hanya sekali bermain dengan kak Azriel dan menang. Papa bilang ia dulu tak pernah kalah ketika bermain catur kecuali dengan kakak perempuannya papa yang sudah meninggal. Tapi begitu sekali bermain dengan ku dia langsung kalah dan kembali mengeluh pada mama. Aku jadi sebal melihatnya.

Percayalah, aku rasa hidup ku setelah bangun dari koma jadi terasa membosankan. Bukan karena perlakuan sayang keluarga ku pada ku, aku tak mengeluh bagian itu. Hanya saja…..sepertinya tak ada yang benar-benar menarik minatku dan ini membuatku jadi merasa sendiri.

Seperti saat ini. Aku sudah duduk di cafetaria mama hampir 5 jam, memperhatikan orang lalu lalang, bermain game dan mencari informasi di laptop yang sampai tiba-tiba mati karena kehabisan baterai. Lalu perhatikan seorang wanita mencurigakan yang sekarang sedang mengajari adik-adik ku belajar.

Yang aku tau dari mama, kalau wanita ini adalah guru les adik-adik ku sekaligus pemilik tempat penitipan anak, tempat adik-adikku biasa di titipkan. Tapi sekarang, karena mama ada, mereka lebih suka menghabiskan waktu di cafetaria dan guru ini juga ikutan rajin mengunjungi si kembar di sini.

Aku pikir wanita ini tidak ramah seperti kelihatannya. Dia sering tersenyum, tapi kadang-kadang, ia menatap mama ku dengan tatapan dingin dan menakutkan. Kadang, aku merasakan kalau wanita ini tidak baik. Tapi karena papa dan si kembar tak keberatan wanita ini ada di sekitar kami, aku jadi diam saja dan hanya bisa mengamati.

Si kembar secara bergiliran mengajak ku untuk bergabung dan belajar bersama mereka. Tapi karena aku tidak menyukai wanita ini, aku menolaknya dan berkata kalau kepala ku sakit kalau belajar. Sumpah!!, Aku hanya berbohong soal itu. Tapi lagi-lagi Alandra mengambil ponsel dan menelepon papa.

Ah!!!.….Aku hanya bisa pasrah begitu melihat mobil papa terparkir di depan cafetaria.

"Rion mau pergi sama papa ke Rumah Sakit lagi. Kita kontrol lagi aja ya."

Aku hanya mampu tersenyum dan menggeleng.

Wanita itu tiba-tiba mendekat ke arah kami dan mengatakan mengenal seorang dokter syaraf dan bersedia mengantarkan ku ke sana sekarang. Aku menolak dengan tegas tawaran itu.

"Rion pengen makan cake strawberry, di cafetaria sebrang sana." Tunjuk ku pada sebuah cafetaria yang berada di seberang jalan. "Sama mama, sama papa, sama si kembar juga. Pengen jalan-jalan juga, terus pulang dan tidur bareng. Papa janji mau bikin tenda di samping rumah kan!!. Ayo beli peralatan berkemah."

Aku tersenyum menyuarakan keinginan ku. "Rion tadi bohong, Rion udah nggak sakit kepala lagi."

Papa seperti biasa, mengelus kepalaku dan kami akhirnya pergi meninggalkan wanita itu yang sepertinya menatapku dengan tatapan kesal. Ah!!.….aku ingat jenis tatapan ini. Aku tidak menyukainya, jadi orang seperti ini harus di segera singkirkan.

🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...7f9336132e5ac7
Diubah oleh cicimasni 26-04-2020 06:15
ButetKeren
abellacitra
nona212
nona212 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
807
2
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread•42.3KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.