Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

ยฉ 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

l13skaAvatar border
TS
l13ska
I Love You, Mr. Perfect!
I Love You, Mr. Perfect!

Namanya Farhan, kami kuliah satu jurusan dan fakultas. Selain teman kelas, ia adalah Tutor khusus yang ditunjuk salah seorang dosen untuk membantuku dan beberapa kawan lain yang kesulitan belajar Gramatikal. Uniknya, dia dua tahun lebih muda dariku. Dan aku punya julukan rahasia untuknya: Mr. Perfect

Sering bertemu membuat kami semakin akrab. Padahal kami pernah bertengkar hebat untuk satu hal kecil. Sebuah pertengkaran lewat SMS. Entah kenapa aku dibuat tersinggung oleh pesan-pesan yang dikirimya. Hingga kubalas dengan chat yang lebih menyakitkan.

Namun, justru dari pertengkaran itu akhirnya kami saling memahami. Ia jadi lebih terbuka akan persoalan kuliah dan keluarganya. Demikin pula denganku. Farhan selalu ada untuk membantuku ketika aku kesulitan dalam beberapa mata kuliah kebahasaan.

Kami pun berhubungan layaknya saudara. Ia memanggilku mbak. Dan aku menganggapnya sebagai adik sekaligus sahabat.

Entah sejak kapan getar cinta mulai memantik relung hatiku. Hingga perlahan tapi pasti menjadi kobaran yang sulit dipadamkan.

Aku tak tau sejak kapan rasa it bermula. Mungkin saja saat pertama aku melihat dia dibarisan pertama para mahasiswa. Saat ospek berlangsung di hari pertama. Di beberapa kesempatan aku melirik dan melihat wajahnya yang mirip salah satu seniorku di masa SMA dulu.

Sebenarnya, bisa dibilang hari itu aku illfilldan mulai membencinya karena wajahnya mirip dengan senior yang menolakku.



Namun ternyata akhirya aku tak kuasa menolak sebuah rasa, yang diselipkan Tuhan di dalam sanubariku. Bahkan rasa itu lebih besar dan lebih tulus dibanding rasa untuk pria yang telah lalu.

emoticon-linux2emoticon-linux2emoticon-linux2

Saking tak suka aku dengan Farhan, di awal-awal aku sering men-judge bahwa ia hanya Mr. Perfect yang gak mungkin pandai dalam hal seni.

Tak ada yang sempurna. Pasti dia punya kekurangan. ๐Ÿ˜ 


Farhan selalu sempurna dalam semua mata kuliah, aku tak yakin ia akan sempurna dalam mata kuliah ini.

Sampai suatu hari kulihat ia pertama kali selesai menyelesaikan tugas menulis huruf kaligrafi. Aku kaget bahkan saat tiba-tiba ia berjalan mendekatiku dan melihat tulisanku yang seperti puluhan potongan benang kusut.

Maklum, ini kali pertama aku belajar menulis kaligrafi.๐Ÿ˜…

"Sudah bagus."

Perkataannya yang tenang diselingi sikap santun membuat jantungku berhenti sejanak. Tak ada yang perhatian seperti itu padaku. Kami sangat dekat. Sesuatu yang tak mungkin akan kurasakan lagi.

Ia duduk di kursi kosong tepat di sampingku. Kawan-kawan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Rasanya hanya ada kami berdua di kelas itu. Kulihat lembaran kertas F4 berisi tugas miliknya. Tulisannya sangat rapi. Untuk ukuran cowok itu terlalu bagus.

"Kug bisa gini?" Tanyaku penasaran

"Iseng-iseng aja garap di asrama. Hehehe."

Aku menelan ludah. Kagum melihat lekukan kecil disetiap huruf Arab yang ia tulis. Indah dan terlihat punya nilai seni yang tinggi. Mematahkan dugaanku bahwa ia tak pandai dalam hal berbau seni. Lagi, aku kalah.

Perasaan benci perlahan gugur dari hatiku. Kutatap wajahnya. Meski lebih muda dariku, ia lebih dewasa dan bijaksana. Rasa cinta mulai muncul bak kuncup-kuncup bunga yang hendak bermekaran.

emoticon-heartemoticon-heartemoticon-heart


Kawan-kawan selalu cemburu akan kedekatanku dengan Farhan. Pernah sekali Ainun protes kepadaku. Ia tak terima jika Si Mr. Perfect selalu satu kelompok denganku.

"Mbak Laila ini, tiap kali pasti satu kelompok dengan mas Farhan. Enak sekali."

Aku juga tak paham kenapa Pak Dembi, dosen cowok berpipi tembem itu selalu memasangkan aku dengan Farhan di setiap tugas kelompok. Pikirku mungkin karena aku Si Bodoh dan dia Mr. Perfect yang terlalu ahli dalam banyak hal.

Seringnya bertemu membuat melodi cinta semakin berbisik sayup di telinga.

Jodohkah aku dengan Farhan?

Agh, tidak mungkin

Mungkin Pak Bembi ngerasa Farhan lah yang paling tepat jadi tutorku.




emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassmentemoticon-Mad

Suatu hari aku berpapasan dengan Abdi di jalan pasca mengikuti beberapa mata kuliah, ia adalah teman UKM. Disepanjang jalan kami mengobrol tentang proposal kegiatan UKM.

Kulihat dari arah yang berlawanan Farhan sedang membonceng seorang wanita berhijab. Kulihat ia tengah asyik mengobrol sambil tertawa lebar. Sepertinya ia bahagia.

Saat aku menyapanya, dia tiba-tiba merengut. Mungkin merasa terganggu karena kepergok boncengan dengan cewek.

Quote:


Malam harinya aku memutuskan tinggal di UKM untuk mengurus beberapa kegiatan. Pikiranku terganggu dengan pertemuanku dengan Farhan yang membonceng gadis yang tak kukenal.

Mungkinkah itu gadis yang diceritakan?Gadis yang diajari ngaji oleh Farhan. Yang oleh ayah si gadis ia diminta menikahi?๐Ÿ˜Š

Baru saja aku hendak berbaring tidur. Handphonenya berbunyi, tanda pesan masuk. Kulihat layar bertuliskan Pesan Farhan.

Lalu kubuka sms itu demi melihat seberapa penting Mr. Perfect malam-malam mengganggu tidurku.

Cowok tadi pacar kamu kah?

Aku tersenyum. Tak menyangka Farhan akan mengirim pesan aneh itu dan bodohnya ia aku tak membalas dengan semestinya. Coba jika waktu itu aku membalas pertanyaan itu dengan:

Kalau iya kenapa? Kamu cemburu ya?

Atau:

Loh bukannya kamu yang lagi asyik bonceng pacarmu?

Namun pesan chat yang justru kukirim adalah:

Mau tau aja ๐Ÿ˜

Sudah. Aku tak bisa menggali lagi makna dibalik pesan yang dikirimnya. Bodoh sekali aku. emoticon-Frown

I Love You, Mr. Perfect!
Picture: Kaskus


Aku mencintainya tapi aku sadar bahwa aku harus meninggalkannya. Aku rasa ada perbedaan besar yang tak mungkin membuat kami bersatu.

Pikiran bahwa cinta tak harus memiliki membuat nyaliku semakin menciut. Aku takut ia akan menolakku seperti terakhir kali aku ditolak oleh kakak seniorku. Aku memilih mundur sebelum benar-benar berjuang untuk mendapatkan cintanya.

Lalu bagaimana jika ternyata ia punya rasa yang sama?

Entahlah, mungkinkah ia mencintaiku?

Penyesalan menjadi hantu yang mengikuti kemanpun aku melangkah. Aku selalu berpikir bahwa mungkin ada sedikit rasa di hatinya untukku. Hanya saja akulah yang terlalu menutup diri. Tidak peka seperti saat aku dengan mantan pertamaku.

Bagaimana dengan saat ia memintaku mengantarnya ke barbershop? Memangkas rambutnya yang sudah panjang. Lelaki tak kan mengajak cewek ke tempat tertentu jika tak ada rasa bukan.

Oh Tuhan, kenapa aku begitu naif sekali aku.

Kulihat juga ia cemburu ketika aku lebih perhatian kepada Wimar temannya. Kulihat ia selalu tak terima ketika Wimar berbicara denganku.

Dan sekali waktu ia memanggil namaku "Laila". Bisa saja itu adalah sinyal bahwa aku tak diangapnya sebagai kakak atau hanya sekedar sahabat lagi. Agh, entahlah.

Aku harus meninggalkannya. Meski pergulatan batin selalu terjadi. Pada akhirnya menjauhinya adalah pilihanku.

Dia terlalu sempurna untukku, perbedaan usia membuatku berpikir ulang untuk melangkah kedepan. Aku menyerah.

Usiaku sudah pas untuk menikah. Namun dia masih harus mengejar mimpi-mimpinya.

Aku tak ingin dengan mengatakan perasaanku, akan mempengruhi kehidupannya atau hubungan kami. Jika kami berpacaran aku kawatir hubungan kami hanya akan menghambat dia. Akhirnya semua pemikiran itu semakin membuat aku bingung dalam bersikap.

emoticon-Frownemoticon-Frownemoticon-Frown

Nyaliku semakin bertambah ciut saat kudengar celotehnya tentang pasangan fenomenal kala itu yakni Raffi Ahmad dan Yuni Shara. Pasangan yang terpaut usia cukup jauh.

"Bego banget sih Raffi ini. Kug maunya pacaran sama tante-tante."

Jleb, hatiku terkoyak. Aku minder. Pikiranku kembali menerawang. Tak mungkin aku bersama dia. Farhan sepertinya tak bisa menolerir perbedaan usia dalam hubungan percintaan. Saat itu aku serasa sangat jauh darinya. Semakin susah menggapainya.

emoticon-Coolemoticon-Coolemoticon-Cool

Beberapa hari sebelumnya aku yakin bahwa dia juga punya rasa yang sama denganku. Aku masih ingat ketika mengajak Farhan dan Riana untuk ikut seminar yang diadakan oleh Kasubag Kemahasiswaan. Aku duduk diapit Farhan dan Riana. Farhan tepat berada disamping kiriku.

Saat sesi kan berakhir. Pengisi acara yang seorang Psikolog mengajak semua audience untuk melakukan permainan ringan. Disatu kesempatan saat kami diharuskan mengulurkan tangan kesamping. Otomatis tanganku dan Farhan saling berpegangan. Untuk pertama kalinya.

Aku tersenyum bahagia dan kulihat ia pun demikian. Mata kami saling beradu, tenggelam dalam suasana. Seolah di ruang besar itu hanya ada kami berdua. Aku merasa ada harapan untukku. Sepulang dari seminar senyum dibibirku tak kunjung menghilang. Aku bahagia untuk pertama kalinya.

Namun, aku tak pernah tau bahwa kebahagiaan itu takkan berlangsung lama. Seperti sore hari yang cepat berlalu dan diganti oleh kedatangan Sang Malam. Wajahku kembali bermuram durja.

๐Ÿค”๐Ÿค”๐Ÿค”

Aku mendengar ada rumor tak menyenangkan tentang Farhan dan Cintia. Mereka digosipkan sedang dekat. Gosip itu berhasil mempengaruhiku sebab Farhan pernah bercerita melihat Cintia tanpa hijab.

"Mbak Lail, Cintia ternyata punya kulit yang sangat bersih dan mulus. Sepertinya aku jatuh cinta. Ogh, dia cantik sekali."

Tanpa ekspresi aku mendengar tutur ceritanya tentang Laila. Dan aku tak berani menatapnya.

Ada kesedihan berbisik lembut di hatiku. Tak ingin kulihat ia melihat mendung di mataku dan tahu apa yang tengah kurasakan.

Aku memang paling pandai menyembunyikan rasa. Berbohong kepada banyak orang dan membohongi diriku sendiri. Inilah kebodohanku.

Sudah berakhir. Tak ada harapan.

Malam harinya, aku tak bisa tidur. Hari berikutnya, aku semakin resah. Hanya bisa memandangi layar handphone, berpikir untuk menyatakkan cinta dan siap dengan segala resikonya. Ditolak.

Namun kuurungkan. Takut pada sebuah kenyataan bahwa mungkin ia akan membuatku menangis. Seperti yang dilakukannya pada Emoy. Teman kelas kami yang ke-GR-an akan sikap perhatian Farhan.

๐Ÿคจ๐Ÿคจ๐Ÿคจ

Sudah lama ia tak pernah datang ke kos atau ke UKM untuk sekedar main seperti biasa. Memang kami sudah tak lagi belajar kelompok karena berbeda mata kuliah.

Aku bingung memikirkan sedang apa dan dimana ia berada. Saat nonton bioskop bareng Aurelia. Ia datang terlambat dari jadwal yang ada. Aku merasa ia sedang bersama Cintia. Padahal aku sengaja datang lebih awal agar bisa lebih lama bersamanya.

Beberapa minggu kemudian, aku hanya bisa melihatnya dari jauh. Banyak mata kuliah yg kulewatkan karena aku harus mengejar ketinggalan di beberapa mata kuliah sebelumnya.

Hubungan kami merenggang dan gosip kedekatan Farhan dengan Cintia semakin menjadi. Aku tebakar cemburu. Namun tak berdaya membawanya kembali ke sisiku.

Quote:


Aku sudah menyerah merasa tak pantas menyatakkan cinta pada Mr. Perfect.

Dia lebih pantas untuk Cintia, cantik pintar dan dari keluarga terpandang.

Kusibukkan hariku untuk melupakan bahwa aku pernah dan masih mencintainya. Sengaja kukarang kisah bahwa aku sedang jatuh cinta pada senior di UKM yang aku ikuti.

Saat senior itu marah-marah karena aku mengganggunya. Semua tak berpengaruh padaku. Dia pantas marah karena aku hanya memanfaatkannya. Lagi, aku berbohong lagi tentang perasaanku.

Aku memang pandai dalam hal ini.

Tak lama setelah gosip Farhan berpacaran dengan Cintia. Saat aku tak lagi bisa bersamanya. Kuterima cinta seorang kenalan. Kupikir aku bisa melupakannya. Ternyata aku salah, aku semakin memikirkannya.

Hingga sekarang. Saat aku sudah menikah dan dikaruniai dua anak yang lucu.

Penyesalan itu sering muncul dalam hidupku. Aku menyesal tak mengumumkan pada dunia bahwa aku mencintainya. Jika dia menolakku, setidaknya itu lebih baik karena aku tau bagaimana perasaannya padaku.

Seharusnya aku berusaha merebut hatinya. Berusaha sekeras mungkin hingga aku benar-benar tak berdaya.

Seharusnya aku lebih berani, seperti Aihara Kotoko yang berusaha merebut hati Irie Naoki dalam drama Jepang Itazura Na Kiss. Sebuah kisah yang diadaptasi dari novel fenomenal berjudul sama.



Tak ada yang tak mungkin selama kita mau berusaha. Bukankah cinta memang perlu diperjuangkan? Dan tiap orang adalah penentu takdirnya sendiri.

๐Ÿค—๐Ÿค—๐Ÿค—

Semua sudah berlalu, setidaknya aku sekarang bisa bersikap akan perasaan tak berguna ini.

Hubungan kami sudah lama berakhir. Semua sudah tak lagi penting. Meski rasa itu masih ada. Aku sudah jadi istri lelaki lain dan dia pun telah berkeluarga.

Biarlah rasa ini kupendam lebih lama lagi. Sampai takdir berkata lain.


Sekian


L13ska


#KomalkuRaya
Diubah oleh l13ska 25-04-2020 16:12
ButetKeren
abellacitra
nona212
nona212 dan 38 lainnya memberi reputasi
39
875
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThreadโ€ข43.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
ยฉ 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.