TNI AU Selidiki Dugaan Oknum Tentara Pasok Senjata untuk Teroris

Beranda

...

Berita dan Politik
TNI AU Selidiki Dugaan Oknum Tentara Pasok Senjata untuk Teroris

.r4hma.

25-04-2020 09:07

TNI AU Selidiki Dugaan Oknum Tentara Pasok Senjata untuk Teroris

Quote:

TNI AU Selidiki Dugaan Oknum Tentara Pasok Senjata untuk Teroris

Reporter:

Eko Widianto (Kontributor)

Editor:

Kukuh S. Wibowo

Jumat, 24 April 2020 20:24 WIB

Ilustrasi teroris. shutterstock.com

TEMPO.CO, Malang-Intelijen TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh Malang tengah menyelidiki kebenaran kabar anggota tentara terlibat jaringan terorisme. Informasi yang diterima Tempo menyebutkan oknum anggota TNI AU itu memasok senjata organik untuk aksi terorisme. Oknum tentara tersebut diduga memasok senjata api jenis SS-1 V-5 buatan Pindad kepada kelompok teroris Jamaah Ansyarul Daulah (JAD) Jawa Timur.

“Pihak intelijen masih menyelidiki kebenaran informasi yang beredar tersebut,” kata Kepala Penerangan dan Perpusatakaan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Letnan Kolonel Dodo Agusprio saat dihubungi Tempo, Jumat 24 April 2020.

Detasemen khusus antiteror (Densus) 88 menangkap terduga teroris berinisiasl AH di kantor jasa ekspedisi Samudra Jaya, Jalan Kunti Nomor 72, Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur. Penggerebekan dilakukan pada Kamis 23 April 2020 pukul 09.20 WIB. Penangkapan dilakukan bersama bantuan dari Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur.

Terduga teroris AH mengenal salah seorang tokoh Jamaah Ansyarul Daulah (JAD) Jawa Timur selama menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Madura. Saat di lapas itu, keduanya intens berkomunikasi. Diduga selama di lapas, AH terpapar paham radikalisme dan ekstremisme.

Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita barang bukti berupa sebuah senapan serbu laras panjang jenis SS-1 V-5 kaliber 5.56 milimeter produksi PT Pindad. Senjata tersebut, merupakan senjata organik militer Indonesia.

Dua buah senjata api rakitan jenis pistol merek Browning kaliber 9 milimeter, dua buah magazine senjata api laras panjang kaliber 5.56 milimeter, dua buah magazine senjata api pistol kaliber 9 milimeter, 138 butir amunisi kaliber 5.56, sebanyak 250 butir amunisi kaliber 9 milimeter merek Pindad, lima butir amunisi mimis senapan angina, sebutir amunisi ramset, sebuah kendaraan merek Daihatsu Grand Max, lima telepon genggam dan sebuah aurat wasiat untuk melakukan amaliyah. “Senjata api dan ratusan amunisi disita sebagai barang bukti,” katanya.

Kepala Kepolisian Resor Malang, Ajun Komisaris Hendri Umar berujar perkara tersebut masih didalami Densus 88. Hingga kini ia belum mengantungi informasi mendetail mengenai penangkapan terduga teroris tersebut. “Menunggu informasi lengkap dari Densus 88,” ujarnya melalui aplikasi perpesanan.

sumber berita

Opini TS

TNI AU Selidiki Dugaan Oknum Tentara Pasok Senjata untuk Teroris

Duh kalau informasi ini benar, bikin dag dig dug duer juga donk. Terorist tak akan pernah mati karena dapat subsidi juga dari oknum aparat pemerintah.

Disini saya jadi mikir apa film "alif lam mim" adalah kenyataan yang dibuat sinema, memang diantara aparat sendiri tidak tahu kalau terorist itu buatan oknum angkatan bersenjata.

Konspirasi dalam situasi politik yang sulit dan unik ini memang di buka dalam film alif lam mim secara gamblang. Apalagi berkaitan dengan agama, sudah pasti sebuah konspirasi kenapa terorist mati satu tumbuh seribu tetap terjaga.

Hanya beberapa hari tayang di bioskop lalu langsung menghilang gemanya, bahkan di beberapa kalangan ada yang bilang ini film tentang makar. Terlalu cepat berspekulasi memang negara ini kalau hanya sebuah film kenapa harus dilarang.

Lalu timbul penangkapan terorist dengan senjata militer buatan Indonesia senapan serbu buatan pindad apa itu tidak akan menjadi tanda tanya nantinya? Belum lagi beberapa kasus di OPM atau biasa disebut KKB senjata yang mereka miliki ada campur tangan juga dari penjualan senjata oleh oknum TNI.

TNI AU Selidiki Dugaan Oknum Tentara Pasok Senjata untuk Teroris

Ini bukan dongeng atau omong kosong faktanya memang demikian, masyarakat membutuhkan sedikit kekacauan agar dapat mensyukuri nikmat dari perdamaian. Jurnalistik pun dibungkam, bahkan di giring opininya bahwa terorist adalah sumber kekacauan.

Tapi kenapa harus ada lingkaran penjualan senjata api di kalangan oknum yang harusnya melindungi masyarakat, bukankah mereka sudah disumpah sebagai abdi negara!

Seperti ada skenario besar yang kita tak tahu siapa aktor dibalik itu semua, bayangkan bila oknum yang menjual senjata itu hanya satu orang atau dua orang sungguh sedikit sekali bukan? Pasti ada oknum ini ada beberapa kelompok dan juga mereka tahu resikonya, senjata-senjata berat itu bukan perkara mudah mendapatkannya.

Apakah banyak oknum yang bermain, lalu untuk apa menghabisi terorist kalau ternyata para terorist ini pun disubsidi oleh oknum bersenjata kita. Harga dari sebuah senjata juga tak murah ini yang bikin saya jadi bingung, darimana mereka mendapatkan dananya. Pasti ada jaringan internasional yang menciptakan mereka.

Menciptakan kekacauan dan juga membuat negara seakan tak nyaman. Sebuah skenario besar yang saatnya opini ini diam sampai disini, kalau semakin liar di takutkan sangat berbahaya.

Yang pasti terima kasih kepada Angkatan bersenjata kita yang masih mau menjadi tulang punggung rakyat menumpas kejahatan.