Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
just a shadow
just a shadow

just a shadowgambar


Banyak yang bilang cinta adalah anugrah, ada juga yang bilang cinta hanyalah kesalahan dalam urat syaraf manusia, ada juga yang bilang cinta itu kutukan. Aku? Aku akan bilang cinta itu adalah sesuatu yang menyakitkan.

Cinta adalah perasaan saling membalas antara pria dan wanita sementara perasaanku hanyalah cinta yang satu arah. Layaknya dua buah garis paralel, garis itu tidak akan pernah bertemu dan seperti itu pulalah kisah cintaku.

Semasa SD aku hanyalah seorang anak yang pendiam dan tidak banyak bergaul. Aku lebih banyak mengamati dan berusaha untuk tidak membuat masalah namun dia berbeda.

Tak ada kata yang lebih tepat untuk mengungkapkan anak laki laki itu selain ‘Unik’. Biasanya anak di sekolah akan dibagi menjadi 2 tipe yakni kutu buku yang suka belajar dengan anak nakal namun dia adalah keduanya. Aku tak tau apakah dia suka belajar namun dia amatlah pintar. Apapun yang diperintahkan padanya pasti bisa dia lakukan.

Namun sesuatu yang berbeda darinya adalah dia begitu berkarakter. Dia sering bolos dan pakaiannya sering tidak sesuai peraturan. Dia memanjangkan rambutnya dan tak jarang membuat keributan. Mungkin guru guru amat kesal padanya namun kami semua yang mengenalnya amat menyukainya.

Secara alami perasaan itu tumbuh namun sialnya bukan aku satu satunya yang merasakan itu. dia dikelilingi banyak wanita, tampan dan sungguh berbakat sedangkan aku? Aku hanyalah anak biasa yang selalu mengamatinya dari bayangan. Aku bahkan bukanlah temannya.

Tahun demi tahun berlalu dan perasaan itu bukannya menghilang justru semakin kuat namun selain itu tidak ada yang berubah. Aku tetap hanyalah bayangan.

Lalu, di saat kelas 5 SD sudah diputuskan keluarga kami akan pindah, otomatis aku juga harus pindah sekolah. Jujur tak ada sesuatu yang begitu berharga bagiku di sekolah tersebut namun mengetahui aku mungkin tak akan melihatnya lagi membuatku sedikit sakit.

Padahal kami bahkan tak pernah bicara, padahal aku tak yakin apakah dia mengenalku, padahal aku hanyalah bayangan namun kenapa hati ini terasa sakit seperti ini?

Sungguh konyol rasanya bila aku jatuh cinta pada seseorang yang tidak pernah melihatku dan di dasar hatiku aku malah bersyukur jarak akan segera memisahkan kami. Setidaknya setelah aku pindah aku tak perlu merasakan rasa sakit seperti itu lagi.

“tidak, jangan begitu. Meski sakit tapi terimalah. Itu akan jadi bagian dari hidupmu”

Salah satu dari sedikit orang yang sedih dengan kepergianku mengatakan hal itu. Namanya Diva dan lucunya kami menyukai orang yang sama.

“karna itu yang pertama maka cinta pertama selalu berharga tak peduli senang maupun sakit. Setidaknya jangan biarkan perasaanmu mengambang”

Entahlah, aku tak merasa ingin melawan takdir. Perbedaan diantara kami sudah jelas sekali. Dia adalah cahaya sementara aku adalah bayangan. Aku tak punya kebranian melawan takdir karna aku saat itu hanyalah anak SD yang tidak berdaya.

Meski demikian kata katanya menggangguku dan mengikutiku hingga ke alam mimpi.

Hari demi hari terus berganti dan hari kepergianku sudah semakin dekat. Mungkin satu hal baik dari kepergian itu adalah dia melihatku, untuk pertama kalinya dia bicara padaku.

“hai, aku merasa aku perlu bicara padamu setidaknya sekali sebelum kau pindah”

Aku terkejut dia menyapaku terlebih dahulu dan juga terkejut dia tau aku akan pindah.

“kau... kau kenal aku?”

“tentu, kita kan sekelas saat kelas 1”

Aku bahkan tak ingat dengan siapa saja aku sekelas saat kelas 1 namun dia mengingatku. Dia mengingat bayangan sepertiku. Entah itu karna dia memang meperhatikanku atau karna daya ingatnya yang kuat. aku harap dia tak tau kalau aku sering mencuri pandang padanya.

“tapi kurasa kau malah tidak nyaman diajak bicara orang yang tak kau kenal ya? Kalau begitu aku pamit dulu”

Saat itu aku tak punya kekuatan untuk memanggilnya. Suaraku tidak mau keluar dan perasaan itu tetap tidak tersampaikan. Bagaimanapun aku hanyalah seorang anak SD yang tidak punya keberanian apapun.

Akhirnya, aku memilih menuliskan perasaanku dalam sebuah surat. Surat cinta, terdengar konyol untuk anak milenial jaman sekarang namun dimasa itu aku tak bisa memikirkan hal lain.

Quote:


Aku tak tau apakah aku perlu menuliskan itu namun aku merasa lega setelah aku menulisnya. Besok, aku akan memberikan ini padanya dan setelah itu aku akan pergi. Pergi meninggalkan kota ini, pergi meninggalkan sekolah dan pergi meninggalkan dirinya.

***


Lucu memang, saat kau berlatih untuk menjadi berani kau malah menjadi semakin takut. Seperti biasa, aku menatapnya dari kegelapan, mencoba mengumpulkan keberanian namun selalu menguap setiap kali aku membayangkan wajah seperti apa yang akan dia berikan.

Gugup, takut, kesal dan marah. Tanpa aku sadari emosi ku yang sebelumnya begitu tipis menjadi begitu berwarna di hari itu. tiap nafas yang aku ambil seolah memberi jarak yang makin lebar namun dukungan dari Diva membuatku melangkah.

Aku berjalan mendekatinya yang tengah dikerumuni seperti biasa. Kurasa aku menggunakan seluruh keberanian yang aku punya seumur hidup untuk melangkah kearahnya di kala itu namun saat mata kami bertemu, saat aku sudah memberanikan diri memanggil namanya, seorang guru tiba tiba datang dan memanggilku untuk mengurus berkas pindah sekolah.

Dikala itu aku merasa hendak mengutuk guru tersebut. Tanganku yang menggenggam surat yang kusembunyikan di dalam saku bergetar tanda kesal namun pada akhirnya aku berjalan mengikuti guru tersebut.

Ya, inilah akhirnya, sejauh inilah yang aku bisa. Tak ada lagi yang perlu aku perjuangkan, semua hanya akan terbuang. Aku seharusnya sadar, sebuah bayangan hanya perlu untuk terus menempel di lantai.

Dan dengan demikian, aku melempar surat tersebut ke tempat sampah.

***


Keesokan harinya sudah waktunya untuk pindah. Aku sudah tak lagi menyesali apapun karna sejak awal aku memang tidak mengharapkan apapun. Aku sudah duduk dengan nyaman di kursi pesawat dikala aku mendapati sesuatu yang tidak seharusnya ada di dalam tasku.

Itu adalah sebuah surat, entah mengapa aku merasa sudah tau siapa yang menulisnya sebelum membukanya.

Quote:


Aku melipat kembali surat tersebut dan menutup mata, tanpa terasa sebuah senyum terukir di bibirku. Senyum yang pahit.

Meski aku tau akan seperti ini jadinya namun rasanya tidak sesakit yang aku kira. Aku justru merasa lega. Dengan begini aku bisa mengucapkan selamat tinggal dengan sepantasnya.

“terima kasih... selamat tinggal”

Aku ingin terus mencintainya meski hanya dari sudut yang gelap namun jarak akan segera memisahkan kami. Untuk yang terakhir, setidaknya aku sudah menyampaikan perasaanku dengan benar.

Aku menatap keluar jendela dikala pesawat mulai lepas landas. Tuntas sudah rasa sakit selama 4 tahun ini. semuanya akan aku tinggalkan bersamaan dengan pesawat yang mulai terbang sembari membelah angin.

Selamat tinggal cinta pertama ku, meski itu adalah cinta yang menyakitkan namun aku akan mengingatnya selamanya.

END
Diubah oleh ih.sul 28-04-2020 04:17
nona212
jiyanq
kucingnyolong
kucingnyolong dan 110 lainnya memberi reputasi
111
2.7K
44
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.