Rasain deh tuh gimana rasanya kena semprot presiden. Emang enak… Makanya kalau kerja yang benar..

Gimana gak kena tegur, wong kerja Mendag Agus Suparmanto gak beres. Padahal politikus PKB itu sudah terbitin aturan ini itu untuk mempermudah impor sejumlah bahan pokok selama masa pandemi Covid-19. Tapi hasil di lapangan mana??

Kan sudah tahun ke tahun kejadian melonjaknya harga-harga barang jelang Ramadan terus terjadi. Apalagi tahun ini keadaan makin runyam akibat wabah virus korona yang nyaris menghantam seantero dunia.

Tentu saja hal ini akan jadi sorotan khusus Presiden Jokowi. Dan wrong person in the wrong place-nya kali ini ya siapa lagi kalau bukan Agus Suparmanto.

"Harga gula tidak bergerak sama sekali, justru naik menjadi Rp19 ribu. Bawang putih, bawang bombay juga belum turun. Saya enggak tahu, ini dari Kementerian Perdagangan apa sudah melihat lapangannya bahwa (harga) ini belum bergerak," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas via telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/4) kemarin.

Kepala negara juga keheranan dengan fakta turunnya harga gabah kering yang tak berimbas pada turunnya harga beras. Bayangkan, harga gabah kering yang turun sebesar 5%, tapi harga beras naik 0,4%. Logika dasarnya, jika harga gabah kering turun, harga beras juga ikut turun dong..

"Ini ada apa? Tolong dilihat betul lapangannya, cek betul. Ini pasti ada masalah. Petani enggak dapat untung karena harga berasnya naik, masyarakat juga dirugikan. Ini yang untung siapa? Tolong dicari," perintah Jokowi.

https://bisnis.tempo.co/read/1333866...at-ke-lapangan



Ia memerintahkan Mendag Agus untuk turun mengecek langsung kondisi di lapangan sehingga komoditas-komoditas tersebut harganya berangsur turun dan stabil. Apa pun stabilitas dan keterjangkauan harga pangan harus dipastikan, terutama di saat pandemi seperti saat ini.

Presiden juga meminta satgas pangan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengawasi rantai pasok dan stok pangan agar terhindar dari praktek-praktek yang yang tidak sehat. "Sekali lagi, jangan sampai ada terjadi kenaikan," tegasnya.

Kekhawatiran kepala negara bukannya main-main. Pengalaman pribadi saya beberapa hari terakhir ini cari gula pasir sulitnya bukan main. Di supermarket seperti Hero, Indomaret atau Lotte semua kosong. Kalau beli di pasar tradisional, harganya pun sudah dipatok tembus Rp20 ribu per kg. Itu pun kalau masih ada stoknya.

Memang kinerja kementerian yang satu ini bolak-balik jadi sorotan tiap jelang masa 
Ramadan dan Idulfitri. Keledai saja tidak jatuh ke lubang yang sama dua kali, nah yang satu ini rasanya tiap tahun jatuh ke lubang yang sama..

Bayangkan, masa sampai sekarang urusan mafia impor dan harga bahan pokok mahal tidak bisa juga dibereskan?? Saking geramnya, bukan sedikit lagi yang mengusulkan bahkan meminta agar Kemendag dibubarkan saja dan dilebur menjadi salah satu instansi di Kementerian Luar Negeri (Kemlu).



Kemarin, usulan itu mengemuka lagi dari eks Menteri KKP Susi Pudjiastuti. Melalui cuitannya di linimasa Twitter, Selasa (21/4, Susi menyarankan pemerintah menghapus dua kementerian, dan membuat Direktorat Jenderal di Kemlu untuk mengurusi masalah impor.

Susi bilang peleburan tersebut akan membuat cita-cita memberantas mafia impor menjadi jauh lebih mudah dan lebih murah karena ditangani dalam sebuah Direktorat Jenderal di Kemlu.

"Pemerintah/ Pak Erick Thohir bisa lebih mudah memberantas mafia impor, kalau Departemen Perdagangan ditiadakan saja. Juga Perindustrian. Jadikan kedirektoratan di deplu. Semua akan lebih mudah dan murah," cuitnya.

https://money.kompas.com/read/2020/0...as-mafia-impor


Bagaimana, apakah ada sekalian setuju??