Ajian Yang Tertukar

Hari itu Lay duduk berhadapan dengan Brewok si tukang jagal istana Ratu Layung yang terkenal kejam dan bengis. Sekali Ratu Layung memberikan titah untuk memenggal kepala musuhnya maka tanpa ampun Brewok akan membabi buta melakukan perintah ratunya. Jika dalam sejarah Arya Jipang terkenal sebagai manusia sakti yang masih hidup bahkan setelah ususnya terburai dalam peperangan maka Brewok hampir sama kesaktiannya. Hari itu Lay berhasil menusuk Brewok hingga ulu hati tapi Brewok masih gagah berdiri.

Akhirnya, Lay mengubah strategi. Dia membisikkan sesuatu kepada Nyi Durini, istrinya yang memiliki ajian suwuk Petruk, sebuah ajian pengolah batin yang mampu menghilangkan kesaktian musuh jika menempati sebuah tempat yang telah dipasang aling-aling suwuk Petruk. Bukan lagi sebuah rahasia, jika Nyi Durini sudah beraksi maka semua penghuni jagat persilatan akan lari tunggang langgang meninggalkan semua kesaktiannya kembali terhisap bumi.

Namun, Brewok bukan pesilat bodoh yang dengan mudahnya bisa ditipu. Dia sudah sangat waspada atas hal ini. Satu kesalahan Brewok adalah dia mudah emosi, tidak hanya itu dalam sisi pendekar Lay juga memiliki kelemahan. Dia selalu mudah terombang-ambing dalam rasa kasihan. Untungnya dia memiliki Kenang, murid serta ajudannya yang cerdik.

Kenang memantik emosi Brewok hingga dia mau duduk di kursi perak yang sudah dipasang suwuk Petruk oleh Nyi Durini.

"Hah. Kau bilang kau tukang jagal paling hebat milik Ratu. Kau tak ubahnya penakut yang bersembunyi di belakang punggung tuanmu, kan?" ucap Kenang. Lay yang melihat kecerdikan Kenang merasa bangga di dalam dada.

"Bocah tengik. Kalau kau berkata lagi kutebas leher kau." Brewok segera beringsut maju ke depan Lay kemudian egonya tergoda untuk menunjukkan kepada Kenang bahwa dia bukan penakut. Maka diapun duduk berhadapan dengan Lay. Keraguannya menjelma nyata. Sedetik setelah dia duduk, tubuhnya melemah, kesaktiannya menghilang, olah kanuragannya habis terserap.

Tubuh Brewok bagai terpasung paku bumi.

"Sialan kau, Lay. Tanpa Nyi Durini dan Kenang. Kau bukan apa-apa."

Saat Nyi Durini memberikan satu-satunya keris pusaka yang bisa membunuh Brewok, Lay ragu untuk mengambilnya. Sedangkan suwuk Petruk memiliki masa, jika suwuk habis maka kesaktian Brewok akan kembali dan menjadi berlipat ganda.

"Kanda, cepatlah. Atau kau akan menyesal. Ratu Layung harus dikalahkan dengan mengalahkan semua orang-orang sakti di sekitarnya." Nyi Durini mengingatkan Lay, suaminya. Lay hanya terdiam. Dia hendak mempertimbangkan cara lain, apalagi Brewok juga terlihat sudah pasrah. Tepat saat Brewok merasa kesaktiannya mulai kembali Kenang melihatnya, mengambil keris pusaka Nyi Durini dengan kedua tangannya dan menusuk Brewok tepat di jantungnya.

Lay dan Nyi Durini kaget bukan kepalang. Dalam keris pusaka itu ada aji-aji Rawaronte, dimana kesaktiannya akan menjelma menjadi satu dalam tubuh pendekar yang memegangnya.

Bisa dipastikan, Kenang menjadi pendekar sakti yang akhirnya menguasai keris Rawaronte yang dijaga Nyi Durini untuk suaminya.

Pendekar Lay dan Nyi Durini memaklumi, Kenang bukan mencuri ajian itu tanpa sengaja, dia menolong kedua gurunya. Karena sikap Lay yang gamang maka dia harus rela melepaskan keris Rawaronte kepada Kenang. Setelah menaklukkan Ratu Layung, pendekar Lay dan Nyi Durini menyepi di dalam gua alas bumi dan memberikan tahta Ratu Layung kepada Kenang muridnya yang telah menjelma menjadi pendekar sakti dan berbudi.

Ciiaaattt ....

_Tamat_