Seni untuk Bersikap Masa Bodoh disini bukannya kita jadi ga peduli sama semua hal, jadi ga punya emosi, pasang muka datar apapun yang terjadi sama kita, bukan gitu maksud dari si om Manson disini gan. Karena realitas dalam hidup ini ga ada yang namanya sikap masa bodo, kita pasti mempedulikan sesuatu.

Yang menjadi point disini adalah, Apa yg kalian pedulikan?

Di bab ini Mark Manson mengawalinya dengan kisah Siddhartha Gautama yang menurut ane pas banget buat merepresentasikan point pada bab ini. Siddharta Gautama dalam masa kecilnya hidup dalam kemewahan dalam istana yang dikelilingi tembok tinggi, karena Ayahnya ingin membuat hidupnya sempurna tanpa mengenal penderitaan.

Singkat cerita Siddartha Guatama tanpa sengaja melihat dunia luar yang penuh penderitaan, orang kelaparan dan terkena sakit penyakit. Dia pun mengalami krisis eksistensial dan akhirnya meninggalkan istana dan memilih hidup kelaparan didunia yang sebenarnya. Setelah bertahun-tahun hidup dalam penderitaan, Dia pun menyadari penderitaan ini sungguh menyiksa dan tidak ada maknanya juga seperti juga kekayaan yang dulu dia rasakan.

Setelah melakukan perenungan akhirnya Dia menyadari bahwa hidup itu sendiri adalah suatu bentuk penderitaan. Orang kaya menderita dengan kekayaannya dan orang miskin menderita dengan kemiskinanya.




Namun tentunya masalah yang dihadapi Bill Gates berbeda dengan masalah yang kita hadapi, Bill Gates punya masalah keuangan kitapun juga, bedanya masalah keuangan dia tentu jauh jauh lebih baik ketimbang masalah keuangan kita, pointnya adalah

Mungkin agan pernah denger kalimat motivasi kaya "anda itu unik, berbeda" atau "anda itu spesial" atau bahkan "hidup anda akan luar biasa", namun pada point ini justru penulis membahas betapa bahayanya jika seseorang menganggap dirinya istimewa. Kalimat-kalimat seperti itu hanya akan membesarkan ego kita aja, padahal sebenarnya kehidupan yang kita miliki adalah kehidupan yang biasa-biasa aja, kehidupan yang rata-rata.

Gak ada salahnya menyadari kalo sebenarnya diri kita ini biasa aja karena dengan begitu kita akan mampu mengapresiasi hal-hal sederhana namun bermakna dalam hidup kita, kaya : kesehatan, pekerjaan dan indahnya persahabatan yang simpel.

Dan point nya adalah jika kita tidak merasa diri kita istimewa, unik, berbakat, maka kita akan lebih rela untuk bekerja lebih keras, rela lebih menderita dan akan lebih legowo dalam menerima kegagalan.