Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

opabaniAvatar border
TS
opabani
Orang Ketiga
Orang Ketiga

Sumber gambar : Pinterez

Hei, namaku Brian. Lelaki berusia tigapuluh tahun, menikah setahun yang lalu namun belum dikaruniai buah hati. Menyedihkan? Tidak! Kami bahagia kok, tidak ada tanda-tanda suram di wajah pernikahan kami.

Hubunganku dengan Audriana istriku, baik-baik saja. Kami saling mencintai, mahligai yang kami bangun menggunakan pondasi cinta yang kuat. So, rumah tangga kami layaknya laju kapal di hampar samudera dengan ombak yang tenang.

Menginjak usia setahun setengah pernikahanku, aku bertemu dengan Jessica, perempuan muda yang masih duduk di salah satu universitas di kota Jakarta. Pertemuan secara tidak sengaja, di salah satu platform media sosial yang tengah in saat ini.

Awalnya kami sebatas say hello, layaknya orang-orang pada umumnya. Lambat laun semua berubah candu untukku. Iyah, aku merasa ingin selalu ada di setiap dia ada. Di setiap akun media sosial yang dimilikinya, pasti ada namaku atau sebaliknya. Kami benar-benar umpama magnet yang saling tarik menarik. Gila!

Ngobrol lewat chat, bahkan sudah memasuki ranah ngobrol by phone hingga larut malam dan itu kulakukan saat Audriana sedang nginap di rumah orangtuanya, kebetulan Ibu mertua kerap minta ditemani tidur Audriana, saat Ayah mertuaku pergi ke luar kota.

**

Kejujuranku pada Jessica sudah tidak diragukan lagi, perempuan itu tahu kalau aku sudah beristri, bahkan Ia pun tahu kalau hubunganku dengan Audriana istriku cukup harmonis. Tidak ada tanda-tanda keretakan.

"Kenapa kamu selingkuh, Mas?"

Tanya Jessica suatu kali, di tengah-tengah obrolan kami by phone.

"Entahlah, aku sendiri tak paham."

"Lah, bukankah hubunganmu dengan Mbak Audriana itu baik-baik saja! Lantas, apa alasannya?"

Aku paham, Jessica butuh alasan yang kuat dan aku tahu, bahwasannya, Jessica adalah gadis baik-baik.

"Jika kamu keberatan, kita sudahi saja semua ini, Jes!"

Aku coba untuk mengerti perasaan Jessica. Sebab, aku tahu sakitnya dihianati karena aku juga pernah merasakan itu. Mungkin ini yang menjadi alasan Jessica, Ia merasa menjadi orang ketiga.

"Iya. Aku ini tidak mau dianggap pelakor, Mas! Apalagi di mata orang-orang, pelakor layaknya sampah yang pantas di lempar!"

Aku terdiam. Ada sekitar sepuluh menitan suara Jessica lenyap, di telan angan-anganku yang tiba-tiba menyeruak keluar dan memenuhi isi kepala.

"Mas ...!"

Aku terhenyak, panggilan agak keras di ujung telepon selulerku seperti menghantam gendang telingaku.

"Ah, iya ... iya ...,"

Pet ....

Sambungan pun terputus. Aku tidak dengan serta merta menelepon kembali seperti biasanya, saat kami sedang asik-asiknya kencan online, pasti langsung aku telepon lagi.

"Ya, Tuhan ...." Desahku lirih.

Aku membiarkan Jessica dalam kekalutan pikirannya, aku tidak mau menelepon lagi. Setidaknya ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat, bahkan untuk mencari-cari alasan yang nantinya justru kubuat-buat.

"Ah, sudahlah! Mendingan aku tidur, besok harus jemput Audriana juga,"

Kurebahkan tubuh lelahku, berharap esok bisa kutemukan alasan apa yang tepat untuk Jessica.

***

11-04-2020 ☕👈 Dbanik
Diubah oleh opabani 19-04-2020 19:59
4iinch
sebelahblog
infinitesoul
infinitesoul dan 29 lainnya memberi reputasi
30
587
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.