Gan-sis, apakah kalian percaya kalau dunia itu bulat? Jika kalian percaya sudah pasti memahami sekali, jikalau kehidupan itu selalu berputar, sehingga menemukan yang namanya waktu, hari, jam, menit, detik, bulan dan tahun. Dan dari tiap perputarannya, kehidupan yang terjadi tidak selalu sama. Terkadang muncul kesedihan, gembira, amarah dan gulana. Semua melengkapi warna-warna dunia.

So jangan pernah khawatir sedikitpun, jikalau kesedihan yang dialami tidak akan pernah pergi dari dirimu, semua akan tiba saatnya untuk kita merasakan betapa kehidupan ini penuh warna dalam bentuk wujud anugerah yang tiada tara.

Walau mengatasi segalanya tidaknya semudah berbicara ataupun menuliskan, namun jikalau masih memiliki rasa kepercayaan kepada Sang Maha Kuasa, maka semuanya akan kembali menjadi sesuatu keberhasilan. Hanya menantikannya dalam balutan doa penuh kenikmatan dunia, yang dipasangkan masalah untuk hari ini.



Lalu bagaimana caranya menyikapi kehidupan yang berlangsung pada saat ini?

Beberapa tips dari hasil bertanya ke beberapa kawan yang kemudian dibungkus untuk beropini, dari hasil pengamatan tersebut, Delia mencoba menuliskan disini.

Dipaparkan sesuatu yang Delia ketahui sebagai berikut ini:














Ya memang semuanya tidak mudah untuk dijalankan. Namun jika hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun, apakah semua keinginan dan harapan akan terbentuk kemudian?

Memang sejatinya manusia tidak diciptakan dengan pemikiran yang sama, ada yang berjuang meminimalkan kesedihan dengan banyaknya kesibukan dan membunuh waktu dengan etos kerja yang tinggi dan tanpa henti. Bahkan dalam tidurnya pun masih memikirkan untuk menghasilkan sesuatu yang dinamakan intensitas kerja.

Ada yang lebih banyak pertimbangan sehingga banyak keraguan untuk melangkah maju dan memutuskan hal yang terpenting untuk masa depan.

Dan ada kalanya berhenti ditengah-tengah jalan, untuk melambaikan tangan dan menyerah. Hingga akhirnya tenggelam dalam perdebatan hati yang tidak akan pernah selesai dipangkas oleh waktu.

Intinya adalah bagaimana kita menyederhanakan proses itu dalam bentuk kenikmatan yang seharusnya dinikmati sampai batasan waktu yang tak terhingga untuk menjadikan hidup lebih hidup dari sebelumnya. Betul atau betul? Diskusikan yuks!?