Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mariomaurisAvatar border
TS
mariomauris
Konspirasi WHO dan AS yang Dibongkar Siti Fadilah Supria
Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) adalah salah satu wanita Indonesia yang kuat, dan berani menentang ketidak benaran. Di usianya yang kini telah menginjak angka 70 tahun, ia masih harus mendekam dibalik tembok bui.

Kasus korupsi yang yang melibatkan dirinya membuatnya harus menjalani hukuman selama 4 ttahun kurungan penjara. Hakim pengadilan Tipikor, memutusnya dengan hukuman penjara selama 4 tahun, dan denda sebesar Rp. 200 juta.

Majelis hakim memandang Siti Fadilah terbukti menyalahgunakan wewenang dalam kegiatan pengadaan alat kesehatan (alkes) guna mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB) 2005, pada Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) Departemen Kesehatan. Penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Siti menyebabkan kerugian keuangan negara sekitar Rp 5,7 miliar.

Putusan itu lebih ringan dibanding tuntutan jaksa KPK, yakni enam tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider enam bulan kurungan. Dan poin yang meringankan vonisnya ialah karena telah lanjut usia dan pernah berjasa dalam mengatasi wabah flu burung di Indonesia.

Konflik dengan WHO dan Pemerintah AS

Jauh sebelum Siti dijebloskan ke dalam penjara, ia perah berjasa dalam menangani wabah Flu Burung yang pernah melanda Indonesia di tahun 2005-2009.

Sewaktu menjabat sebagai Menteri Kesehatan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Siti Fadilah banyak menentang kebijakan yang menguntungkan pihak asing.

Ia pernah dengan berani melakukan perlawanan sengit terhadap ketidakadilan Badan Kesehatan Dunia (WHO), terkait penanganan vaksin virus flu burung (H5N1).

Siti bahkan pernah membongkar konspirasi WHO dengan sejumlah negara terkait pelarian virus flu burung asal Indonesia untuk dibuat vaksin anti flu burung. Yang kemudian vaksin akan dijual dengan harga mahal, sehingga negara-negera berkembang tidak akan mampu membelinya.

Dengan dalih riset, sample virus dari negara negara yang terkena epidemik flu burung dibuat vaksin. Selanjutnya, tanpa ijin dan kompensasi, vaksin dijual dengan harga mahal. Negara epidemik dipaksa WHO menyerahkan sample virus ke Global Influenza Surveilance Network (GISN).

Konspirasi itu diulas dalam buku fenomenal “It’s Time for the World to Change” (Saatnya Dunia Berubah. Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung). Dalam buku itu, Siti Fadilah juga  menyebutkan bahwa, Pemerintah AS dan WHO telah berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus flu burung.

Faktanya, data sequencing DNA H5NI yang dikuasai WHO Collaborating Center (WHO CC) disimpan di Los Alamos National Laboratory di New Mexico, AS. Laboratorium Los Alamos, yang berada di bawah Kementerian Energi AS ini, diketahui melakukan riset mengenai senjata biologi dan bom atom.

Siti pun memaksa WHO CC untuk mengembalikan 58 sample virus asal Indonesia, yang kabarnya sudah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.

Buku Siti Membuat WHO Gerah

Pemerintah AS dan WHO pun dibuat gerah oleh buku yang ditulis oleh Siti Fadilah. Kabarnya pemerintah AS mendesak pemerintah Indonesia, untuk menarik peredaran buku "Saatnya Dunia Berubah. Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung".

Pemerintah Indonesia kabarnya dijanjikan akan diberikan imbalan oleh pemerintah AS, berupa peralatan suku cadang militer yang sebelumnya diembargo.

Tekanan dari petinggi WHO dan AS pun, membuat buku Siti yang edisi bahasa Inggris ditarik dari peredaran untuk dilakukan revisi.

Konspirasi WHO dan AS yang diungkapkan pada buku yand ditulis Siti, membuat WHO dan AS geram. Belum lagi ada beberapa proyek penelitian di bidang kesehatan antara AS dan Indonesia disetop begitu saja, karena diduga sekaligus menjadi proyek spionase.

Bank dunia yang semulnya sudah menyiapkan uang pinjaman bagi Indonesia untuk menangani Flu Burung pun harus gigit jari, karena berkat kerja keras Siti, akhirnya Indonesia bisa menangani wabah Flu Burung secara mandiri, tanpa harus menambah beban hutang negara.

Tentu saja berkat sepak terjang Situ tersebut, ada pihak yang dirugikan, yang kemudian membalas dendam terhadap Siti Fadilah, dengan cara yang tak kasat mata. Pembalasan tersebut dibungkus rapi dengan dalam isu korupsi, yang akhirnya membuat nenek 70 tahun itu kini mendekam di penjara.

Di tengah wabah Covid-19 ini, sebagian orang berpendapat bahwa pengalaman Siti Fadilah selama menjadi Menteri Kesehatan, dalam menghadapi wabah Flu Burung dan Flu Babi, dirasa berguna untuk penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

Hal itulah yang menjadi dasar dibuatnya sebuah petisi, yang meminta agar Presiden Jokowi bersedia mebebaskan Siti Fadilah, untuk bersama-sama melawan virus corona.

Spoiler for Petisi Bebaskan Siti Fadilah:


Referensi 1, 2, 3
4iinch
sebelahblog
infinitesoul
infinitesoul dan 29 lainnya memberi reputasi
24
6.3K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.