Assalamualaikum warahmtullahi wabarakatuh.

Welcome back to my thread!
It's Dev!

Benteng Balangnipa merupakan satu dari tiga benteng besar di Sulawesi Selatan. Di antara ketiganya itu ada Benteng Rotterdam dan Somba Opu.





Benteng yang terletak di Jalan Sungai Tangka, Balangnipa, Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan ini didirikan pada tahun 1557 oleh tiga kerajaan besar di Sinjai, diantaranya Bulo-bulo, Tondong dan Lamatti, yang lebih dikenal dengan nama kerajaan Tellu Limpoe.

Ketiga kerajaan tersebut mendirikan Benteng Balangnipa dengan tujuan membendung serangan Belanda yang ingin menyerang dan menguasai Sinjai.

Nama Balangnipa sendiri diambil dari kata balang yang artinya lumpur dan nipa yang berarti pohon nipa. Itu karena wilayah Balangnipa dulunya dikelilingi lumpur dan pohon nipa.

Bangunan benteng terdiri atas beberapa bagian dengan fungsi berbeda-beda.





Benteng ini terdiri dari empat bastion di setiap sudut, gunanya untuk mengintai pergerakan Belanda dari pelabuhan Larea-rea.


Satu bangunan yang digunakan sebagai tempat istirahat para prajurit.





Bangunan ini digunakan sebagai kantor.
Dilengkapi dengan dapur beserta kamar mandi yang terpisah dari bangunan ini.





Bangunan yang sudah roboh ini diperkirakan merupakan gudang penyimpanan mesiu dan senjata.

Rumpa'na mangarabombang atau perang mangarabombang merupakan perang dahsyat dalam sejarah Sinjai melawan agresi Belanda. Kita bisa menelusuri sejarah perang ini melalui buku Sejarah Rumpa'na Mangarabombang.

Pada perang tersebut, Belanda berhasil merebut Benteng Balangnipa sekitar tahun 1859 dari Kerajaan Tellu Limpoe akibat kekuatan dan peralatan perang kerajaan Tellu Limpoe tidak setara dengan peralatan Belanda.

Setelah Belanda meninggalkan Sinjai, lalu berganti kedatangan Jepang. Jepang mengambil alih benteng yang digunakan untuk melatih penduduk sekitar agar siap berperang.