Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Impor Senjata Melonjak 7.000 Persen, Ini Kata Jubir Prabowo
Impor Senjata Melonjak 7.000 Persen, Ini Kata Jubir Prabowo

Impor Senjata Melonjak 7.000 Persen, Ini Kata Jubir Prabowo

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak memberi tanggapannya atas lonjakan impor senjata dan amunisi pada Maret 2020. Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu kemarin, 15 April 2020, impor senjata naik lebih dari 7.000 persen dari bulan sebelumnya, Februari 2020.

“Mekanisme belanja senjata kan membutuhkan rentang waktu yang panjang, memang faktanya seperti yang disampaikan Kepala BPS,” kata Dahnil saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 16 April 2020. Namun, ia tidak merinci lebih jauh apakah impor senjata ini merupakan pengadaan di masa Menteri Pertahanan sebelumnya, atau di masa menteri saat ini, Prabowo Subianto.

Kemarin, BPS mencatat impor produk senjata dan amunisi serta bagiannya meningkat tajam di tengah Covid-19. Sepanjang Maret 2020, BPS mencatat nilai impor senjata mencapai US$ 187,1 juta, naik hingga 7.384 persen, dibandingkan Februari 2020 yang hanya US$ 2,5 juta.

Angka US$ 187,1 juta ini juga naik 8.809 persen dibandingkan Maret 2019 yang hanya US$ 2,1 juta. “Ini rutin dilakukan setiap tahun untuk pertahanan dan keamanan. Kebetulan 2020 jatuhnya Maret 2020,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers online di Jakarta, Rabu 15 April 2020.

Senjata dan amunisi pun menjadi komoditas impor yang mengalami kenaikan tertinggi secara persentase. Tapi secara nilai, kenaikan impor tertinggi terjadi pada produk mesin dan perlengkapan elektronik. Impor produk mesin naik US$ 422,8 juta (month-to-month/mtm) pada Maret 2020, menjadi US$ 1,6 miliar.

Setelah mesin dan senjata, tiga produk lain yang mengalami kenaikan impor tertinggi yaitu plastik dan barang dan plastik, naik US$ 161 juta (mtm) menjadi US$ 733 juta. Lalu besi dan baja, naik US$ 159,7 juta menjadi US$ 787,7 juta. Terakhir, logam mulia, perhiasan dan permata naik US$ 146,1 juta menjadi US$ 246 juta.

Maka jika dilihat, impor senjata dan amunisi memang mengalami persentase kenaikan yang paling drastis. Namun secara nilai, impor senjata sebesar US$ 187,1 juta masih paling rendah dibandingkan empat produk lainnya.

Tempo sedang berupaya meminta penjelasan lebih rinci kepada BPS. “Sebentar saya jelaskan ya, sekarang lagi rapat soalnya,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti, Kamis.

Sementara, Direktur Impor Kementerian Perdagangan Ani Mulyani meminta impor senjata dan amunisi ini ditanyakan ke Kementerian Pertahanan saja. “Impor senjata gak diatur oleh Kemendag,” kata dia.

Meski ada lonjakan impor senjata pada Maret, anggaran Kementerian Pertahanan ke depan termasuk yang dipangkas paling besar untuk penanganan Covid-19. Lewat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN 2020, Presiden Jokowi memangkas anggaran di kementerian Prabowo tersebut hingga Rp 8,7 triliun.

Angka ini jauh lebih tinggi dari belanja senjata Maret 2020 tersebut yang sebesar US$ 187,1 juta atau setara Rp 2,9 triliun.

Kemenhan menjadi instansi tertinggi ketiga yang dipangkas anggarannya, setelah Kementerian Riset dan Teknologi serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sehingga, anggaran di Kemenhan saat ini tersisa Rp 122 triliun.
sumber

*******

Hmmm...
Kalau saja bukan Prabowo yang menjadi Menteri Pertahanan, pasti impor senjata ini sudah menjadi komoditas menggiurkan untuk digoreng Fadli Zon dan kawan-kawan di Gerindra dan PKS. Dan tak akan ada celah bagi Jokowi untuk berkelit, apalagi saat ini Indonesia tengah disibukan dengan penanganan wabah Corona yang sepertinya jalan ditempat karena PSBB yang diharapkan bisa meredam penyebaran virus tersebut, nyatanya hanya jadi ajang bancakan anggaran oleh tikus-tikus berdasi dan tikus-tikus berdaki.

Mungkin benar, bahwa belanja senjata dan amunisi sekarang ini adalah pengadaan dimasa menteri sebelum Prabowo jadi Menhan. Tapi kalau kita masih ingat dengan semua ucapan Prabowo, orang nomor 1 di Kementerian Pertahanan ini samgat benci dengan impor. Prabowo bahkan menegaskan akan menggalakan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan TNI-POLRI. Apalagi Pindad dan Dahana adalah BUMN strategis milik bangsa Indonesia yang namanya sudah bisa disejajarkan dengan produsen senjata dan alat peledak serta amunisi dari negara-negara maju. Lantas, apa yang dibeli oleh Kementerian Pertahanan hingga belanja senjata dan amunisi sampai melonjak 7.380 persen? Fantastis nilai lonjakannya. Dari USD 2,5 juta di bulan Februari ini melonjak jadi USD 187,1 juta di bulan Maret.

Kalau urusan alutsista ukuran besar, jelas semua belum nampak di tahun ini. Indonesia belum lagi membeli pesawat tempur. Untuk urusan satu ini, sejak Prabowo menjadi Menhan justru berputar-putar antara Perancis, Amerika Serikat, dan Rusia.
Tank medium hingga sekelas Leopard belum dibicarakan. Kapal Selam masih pilih-pilih dari Rusia selain masih ada yang dibangun di Korea Selatan. Kapal perang idem. Lalu apa yang dibelanjakan?

Sayangnya BPS tidak membuka secara jelas alur masuk senjata dan amunisi tersebut dari negara mana saja. Mudah-mudahan tidak membuat heboh seperti berita tahun 2014 saat itu dimana Indonesia mempunyai catatan membeli amunisi dari Timor Leste! Lucu kan?

Rada riskan juga sebenarnya, karena Corona, anggaran Kementerian Pertahanan ikut dipangkas juga hingga 8 triliun lebih. Bagi mereka yang tidak ingin TNI kuat pastinya senang dengan hal ini. Tapi tidak bagi mereka yang ingin TNI mempunyai alutsista yang mumpuni untuk menjaga NKRI.

Seharusnya Prabowo bicara. Jangan karena alasan bekerja senyap, maka kehadirannya disaat-saat ini ikutan senyap. Rada bosan juga kita melihat di berita selalu ada LBP yang mengomentari apapun juga yang kadang memang masuk dalam ranah urusan Kementeriannya yang sekarang rangkap, tapi kadang juga mengomentari hal-hal yang bukan tugasnya. Itu yang membual sebal.

Berita nasional butuh penyegaran. Tidak melulu berkutat dengan berita ojol yang digambarkan sengsaranya teramat sangat hingga menguras air mata dan air seni. Atau berita tentang Anies yang digambarkan sangat sangat sangat sempurna oleh para pendukung dan pengagumnya. Dan terakhir, ya itu.... Opung.

Halo Menhan.
Sedang sibukkah?
Mudah-mudahan belanja Kementerian Pertahanan ini memang pengadaan tahun lalu, seperti membuat anggur yang butuh proses pemyimpanan lama. Atau... ini pengadaan baru seperti tahu bulat yang digoreng dadakan, limaratusan... Eh, sekarang udah naik kayaknya.

Melipir ah, bikin kopi.



.doflamingo.
4iinch
sebelahblog
sebelahblog dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.4K
34
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.