Ada yang bilang, jika sudah masuk ke lingkar setan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) akan sangat sulit untuk keluar. Nah yang jadi pertanyaan ane? kenapa bisa seseorang masuk ke lingkaran setan itu? Padahal sudah jelas lingkaran ini melawan norma. But why? Diluar sana banyak sekali pendapat mengenai kenapa seseorang bisa mengalami penyakit ini. Wait, ane sebenernya juga ga yakin orientasi seksual yang menyimpang ini sepatutnya disebut sebagai penyakit atau kelainan? 

Faktor genetik atau keturunan, bisa juga faktor lingkungan karena dilingkunganya banyak yang berperilaku demikian, akhirnya yang normal pun ikut terpengaruh, bahkan ada juga yang berpendapat bahwa kekerasan seksual saat masih muda adalah pemicu kelainan orientasi seksual saat dewasa. 

Ada banyak riset yang telah dilakukan untuk menguji kebenaran kenapa seseorang bisa menjadi LGBT, tapi belum ada hasil pasti. Bahwa pemicu utama seseorang menjadi LGBT itu apa, kebanyakan riset masih menghasilkan warna abu-abu. Jika dilihat dari histori-nya, kaum LGBT itu sudah ada dari jaman dulu sekali. Bahkan ilmuwan jaman dulu sempat berusaha menciptakan alat-alat teknologi yang dipergunakan untuk mendeteksi apakah seseorang itu termasuk LGBT atau tidak, begitu juga dengan metode penyembuhanya, tapi nyatanya sampai sekarang tidak ada alat atau metode yang terbukti nyata bisa menyembuhkan seseorang yang mengidap kelainan/penyakit tersebut.

Miris-nya, justru tahun lalu kaum LGBT mulai di legalkan di beberapa negara Eropa. bahkan di Indonesia juga ada beberapa kalangan yang ikut mendukung aksi tersebut? Helloo mau jadi apa jika penyimpangan tersebut justru mendapat dukungan !

Di thread ini ane tidak bermaksud untuk mengucilkan mereka yang mempunyai orientasi seksual berbeda, tapi ane lebih ke arah penasaran. Hal apa yang bisa menyebabkan seseorang mempunyai orientasi seksual berbeda? Oleh karena itu ane akan sajikan beberapa penelitian fakta mengenai pemicu dari mana munculnya orientasi seksual yang menyimpang ini. Yuk cekidot ke inti thread.


1. Faktor Genetik (Terlahir dengan Kelainan Orientasi Seksual)
Beberapa kaum homoseksual ketika ditanyai, kapan kamu mulai merasakan orientasi seksual yang berbeda, mereka menjawab sejak lahir. Tapi benarkah kelainan seperti ini sudah ada sejak lahir? Jika memang sudah ada sejak lair berarti kedua orang tuanya, atau kakek neneknya mungkin juga mengalami kelainan yang serupa? Berikut riset nya.



Dari ketiga penelitian diatas, intinya mereka berpendapat bahwa dalam diri seseorang memang sudah terdapat sel/gen homoseksual. Namun tidak ada yang benar-benar bisa membuktikan bahwa penelitian mereka valid 100%, karena penelitian ilmuwan-ilmuwan tersebut yang meneliti hubungan genetis dengan homoseksualitas selalu berhenti ditengah jalan.

2.LGBT dibentuk oleh Faktor Lingkungan.
Ikhsan Gumilar seorang Pakar Neuropsikolog, yang telah melakukan penelitian yang mencari kesimpulan antara perilaku psikologis, serta otak selaku organ biologis (neuropsikologis) menyatakan bahwa kecenderungan seseorang untuk menjadi Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender sebenarnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. 

3. Akibat Trauma Masa Kecil.
Kinsey Institute melakukan penelitian dengan menggunakan sampe 1.000 orang penyuka sesama jenis dan 500 orag penyuka lawan jenis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penyebab seseorang bisa menjadi penyuka sesama jenis (homoseksual) dan penyuka lawan jenis (heteroseksual) dan hasilnya menyatakan bahwa penyuka sesama jenis pernah mengalami situasi traumatis. Contohnya: mengalami kekerasan seksual, tidak disayang oleh ibu nya, atau ditinggalkan oleh ayah dan ibunya.

Itulah beberapa faktor yang sudah diteliti dan dianggap sebagai faktor yang mungkin saja mempengaruhi orientasi seksual seseorang. Diluar benar atau tidak nya faktor-faktor tersebut, dengan adanya thread ini sekali lagi ane sampaikan, ane tidak ada maksud dan tujuan untuk mengucilkan kaum mereka. Diluar 'perbedaan' yang mereka miliki, itu adalah pilihan mereka. Jadi jangan pernah memandang sebelah mata. Kita sama-sama manusia dengan hak dan kewajiban yang sama.

sumber : 1 , 2.