Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

anoman94Avatar border
TS
anoman94
Anti Baper Baper Club
Bangun di pagi hari, buka smartphone, cek notifikasi, cuma ada notifikasi WA dari temen, grup keluarga, dan grup komunitas.

Gak ada notifikasi dari doi. 

Buka WA, cek chat ke doi, dan kamu jadi yakin bahwa chat kamu terkirim dan sudah dibaca olehnya. Tapi tanpa balasan. Sama sekali. Sepi. Dingin. Nyesek.
Akhirnya kamu memulai aktivitas dengan kepikiran doi, rasa yang kemarin berbunga-bunga, hari ini terasa kelam dan kelabu. Ketemu orang lain juga berasa gak enak, gak nyaman, semua terasa menyebalkan. Otak dirundung gejolak tak beraturan yang membuat fokus dari pagi sampai sore hanya ke doi terus. Sudah sangat tak kuat membendung, akhirnya kamu beranikan untuk chat doi lagi. Menunggu lama, dan lama, dan lama.

Tak kunjung berbalas.

Kamu menyerah. Akhirnya kamu memutuskan untuk mengungkapkan semua rasamu ke doi. Rasa bahagia, rasa cinta, rasa baper, semua rasa yang kamu rasakan kamu tumpahkan di beberapa paragraf di WA. Setelah menunggu penuh harap dan degup kencang di dada, akhirnya smartphone kamu berbunyi dan kamu buru-buru mengambilnya sampai tidak sengaja menyenggol segelas kopi hangat dan menumpahkan sedikit kopi mahal itu ke smartphone kamu. Buru-buru kamu lap dengan baju yang belum lama ini kamu beli dan kamu sadar bahwa noda kopi sudah menempel di baju itu.

“Ah biarlah. Cuma kopi dan baju. Jawaban dari dia pasti bisa membuat hariku menjadi lebih cerah.”, pikirmu

Kamu buka smarphone kamu, dan dengan sengaja kamu tidak membuka dari kolom notifikasi karena kamu ingin memberikan kejutan indah kepada dirimu sendiri setelah seharian ini galau gak jelas kepikiran doi. Akhirnya kamu mulai mencari icon WhatsApp yang entah ada di folder mana, setelah ketemu, kamu sudah membayangkan apa jawabannya, senyum kamu kembali menyapa, otak kamu dipenuhi hormon kebahagiaan, jantung tambah berdegup kencang. Setelah menikmati beberapa detik kebahagian dari hasil imajinasi, akhirnya kamu membuka chat dari doi. Kamu membaca satu chat dari doi yang berbunyi,

“Maaf. Aku cuma anggap kamu teman yang seru dan asyik, gak ada perasaan berlebih. Jangan marah ya?”

DHUAAAAAARRRR!

Tangan kamu bergetar, jantung kamu berdetak semakin cepat dan tak beraturan, keringat mulai keluar dari kening kamu, otak kamu mulai dipenuhi hal-hal yang sangat tidak menyenangkan, mata kamu menjadi sosok yang kamu benci karena sudah mengkhianatimu dengan melihat hal yang sangat tidak ingin kamu lihat, dan harimu sejak saat itu, semakin kacau dan semakin kacau can semakin kacau. 
Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan.

Baper itu Menyenangkan
Siapa yang gak pernah baper? Semua orang pasti pernah baper dan ya, terasa MENYENANGKAN memang.
Asal:
·        Dia juga baper, bukan cuma kamu doang
·        Sama-sama baper tapi dalam hubungan yang tidak terlarang
·        Bisa dikendalikan sehingga gak menjadi suatu hal yang bisa menghancurkan kamu

Sudah bosan baper bertepuk sebelah hati?
Kalau kamu sering merasa:
·        Kamu baper setengah mati, dia enggak
·        Pengen mengurangi rasa baper kepada seseorang
·        Pengen menikmati permainan cinta tanpa sering atau mudah baper
·        Pengen lebih bisa mengendalikan baper sehingga gak mengganggu keseharian kamu
·        Pengen bisa menaruh baper di orang yang tepat

     Gebetan yang sering PHP dan bikin kamu baper selalu merusak hari-hari kamu. Kamu juga sudah tahu pasangan kamu abusive dan kapan saja kamu bisa disakiti olehnya. Meski begitu, kamu tetap tidak bisa berhenti mengejar mereka. Semakin sering kamu disuruh melawan dan move on, kamu malah makin berharap dan menggebu-gebu berkorban untuk si dia, padahal kamu tahu si dia tidak peduli padamu! Kenapa bisa begini? Apakah ada alasan ilmiah untuk menjelaskan sikapmu yang tidak masuk akal ini?
Alasan ilmiah yang bisa kamu dapatkan tidak hanya bisa dijelaskan dari sudut pandang psikologi saja, tetapi juga bisa dijelaskan dengan sudut pandang biokimia. Kenyataannya, otak manusia telah diprogram untuk terobsesi dengan orang-orang yang sudah jelas menyakiti kamu.
Hmm, kenapa bisa begitu, ya? Berikut ini adalah beberapa hormon dan senyawa dalam tubuh kamu yang menjadi alasan ilmiah kamu memilih mengejar gebetan dan orang-orang yang hanya menyakiti hati kamu.
1. Dopamine

    Pengalaman-pengalaman asmara indah dan tak terlupakan yang kamu rasakan seperti kencan pertama, perhatian berlebih dari si dia, pujian dan rayuan, hadiah dari si dia, dan lain sebagainya dapat memproduksi dopamine dalam otak kamu. Dopamine terletak di titik syaraf yang mengontrol kebahagiaan kamu, sehingga kapan pun dopamine beraksi, kamu akan merasa bahagia secara berlebihan.
Sayangnya, dopamine bersifat adiktif dan tidak bisa diprediksi. Ibarat seorang penjudi yang selalu mengharapkan untung meskipun taruhannya selalu gagal, kamu akan terus bertahan dalam hubungan abusive dengan harapan pasangan kamu akan berubah, padahal kenyataannya jauh daripada itu.
Itulah sebabnya, ketika kamu tahu si dia orangnya tidak bisa ditebak dan susah untuk kamu dapatkan, kamu jadi makin terobsesi padanya. Ini juga yang menyebabkan sikap-sikap baik pasangan yang awalnya romantis berubah membosankan setelah dilakukan berulang-ulang, karena dopamine menolak untuk menerima tindakan rutin sebagai sesuatu yang menggairahkan.
2. Oxytocin

    Keintiman fisik dapat menciptakan hormon oxytocin ini. Semakin sering kamu dapat sentuhan dari si dia, kadar oxytocin kamu akan bertambah juga, sehingga kamu makin susah memisahkan diri dari dia. Inilah hormon yang juga menciptakan ikatan batin antara ibu dan anak saat proses melahirkan dan juga yang membuat kamu merasa terikat dan nyambung dengan si dia yang kamu cintai.
Oxytocin tidak hanya menciptakan rasa intim, tetapi juga kepercayaan. Penelitian mengungkapkan bahwa ketika oxytocin turut terlibat, kamu tetap akan setia, percaya secara buta, dan cinta mati pada pasangan yang jelas-jelas menyakiti dan mengkhianati kamu.
Di sisi lain, perilaku pasangan abusive dan gebetan tidak responsif yang tarik-ulur serta tidak bisa ditebak memanipulasi otak kamu untuk menganggap dia lebih keren dan jauh lebih baik daripada kamu.

 3. Kortisol, Adrenalin, Norepinephrine

      menciptakan respons yang membuat kamu bereaksi seperti hewan yang sedang diburu predator, lari atau membeku di tempat. Ketika kamu menjalani hubungan abusive, kamu cenderung untuk bertahan dan terpaku dalam hubungan tersebut ketimbang mencoba untuk melawan atau melepaskan diri karena kamu telanjur merasa tidak berdaya.
Ketiga hormon stres ini mempertajam fokus kamu pada pasangan, karena kamu memiliki insting untuk lebih waspada akan apapun yang membuat kamu stres sebagai reaksi terhadap ancaman di hadapan kamu. Inilah yang membuat kamu menjadi nyaman sekaligus tidak nyaman dengan pasangan, sehingga kamu selalu beralasan terlalu mencintai pasangan sebagai justifikasi untuk bertahan dalam hubungan tersebut.
Menurut Christopher Bergland dalam Psychology Today, gabungan oxytocin, adrenalin, dan kortisol membuat kamu menciptakan memori yang berdasarkan ketakutan kamu. Jadi, gabungan antara takut ditinggalkan pasangan dan keintiman fisik dengannya, membuat memori kamu akan pasangan sangat amat sulit untuk dilupakan.

 4. Serotonin

 Saat kamu jatuh cinta, kamu akan berubah menjadi orang obsesif layaknya orang yang memiliki gangguan Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kadar serotonin dalam otak manusia yang sedang jatuh cinta dapat disamakan dengan kadar serotonin dalam otak penderita OCD.
Berhubung serotonin bertugas untuk menyeimbangkan dan menstabilkan suasana hati kamu dan membatasi pikiran-pikiran obsesif, bisa dibayangkan seberapa rendah level serotonin yang kamu miliki saat kamu cinta mati dengan si dia.
Oh ya, serotonin yang rendah juga mendorong hasrat seksual dalam tubuhmu. Jadi, ketika serotonin digabungkan dengan dopamine dan oxytocin, kamu mengumpulkan seluruh memori dan khayalan indahmu tentang si dia, sehingga membuat kamu makin berharap berlebih padanya.
Inilah sebabnya, kamu selalu menganggap semua chat, telepon, hadiah, dan perilaku dia padamu sebagai sesuatu yang sangat spesial. Inilah juga yang membuat gebetan yang tukang PHP dan pasangan abusive sulit dilupakan olehmu. Jadi, selama ini otakmu menipu realita kehidupan cintamu!
Meski begitu, otak kamu tidak selamanya menciptakan reaksi negatif
Karena otak memiliki kemampuan bernama neuroplastisitas yang berfungsi untuk menciptakan reaksi positif yang dihasilkan dari kegiatan produktif seperti berolahraga, membaur di lingkungan sosial yang positif, musik, hobi yang seru, minat, dan passion yang kamu miliki. Sekarang, karena kamu sudah tahu alasan ilmiah atas sikap baper kamu, kamu jadi bisa total move on dari si dia yang selalu PHP dan menyakiti kamu. Perbanyak terus kegiatan positif, ya!
sarkaje
nona212
tien212700
tien212700 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
2.9K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sista
SistaKASKUS Official
3.9KThread7.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.