Di tengah pandemi akhirnya kita sadar manusia ini tak bisa hidup sendiri kalau tak di alam bebas, yang masih banyak tumbuhan dan lahan yang bisa dijadikan lahan untuk bertani atau berternak.

Apalagi di kota, kita butuh semua lapisan masyarakat untuk bisa bertahan. Kita perlu tukang sampah, tukang sapu jalanan, tukang dagang keliling, tukang sayur, tukang cukur, dan tukang-tukang lainnya dimana pekerjaan itu masuk ke dalam pekerjaan harian.





Sebagai manusia biasa untuk memutus rantai covid-19 memang seperti di penjara di dalam rumah, tak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Tapi terkadang kita juga tak bisa berada di dalam kamar hanya menjadi kaum rebahan bukan. Untuk itu walau tidak bisa membantu secara besar kepada masyarakat layaknya artis atau para pengusaha besar, tapi sekecil apapun bantuan itu di rasa perlu.

Berhubung rumah berada di depan jalan, saya siapkan ember yang di modifikasi dengan keran untuk cuci tangan.



Walau dari ember bekas pun yang terpenting manfaatnya untuk pengguna jalan, hidup bersih untuk menghindari virus memang harus di galakkan dengan cara mencuci tangan.

Caranya juga cukup mudah siapkan ember bekas, atau bekas cat lalu pisau dan keran beserta lem pipa.

Lubangkan ember sesuai dengan besarnya keran, lalu tinggal di pasang menggunakan lem pipa dan ember untuk cuci tangan pun siap di gunakan.



Atau bisa mengikuti panduan dari video youtube di atas ini, toh tidak ada salahnya juga membantu sebisa mungkin untuk sesama. Walau saat ini sembako memang lebih utama, tapi sekecil apapun bantuan kita pada orang lain yang menikmatinya juga bersama.

Bayangkan wajah-wajah ceria mereka, senyuman mereka ketika mendapatkan bantuan. Apalagi ekonomi kita memang sedang terpuruk, setidaknya sebagai mahluk sosial memang kita harus berbagi dan bergandengan tangan.

Kalau ingin beli juga ada biasanya terbuat dari drum, lebih bagus sih bentuknya tapi ada harga ada rupa silahkan lihat FJB online.



Memberi lebih baik dari menerima tapi ada saatnya juga kita menjadi si penerima dan tak sanggup untuk memberi, roda kehidupan akan terus berputar gan. Adakalanya kita berada di atas dan merasa dunia kita genggam, namun ada juga masanya di bawah nelangsa dan butuh uluran dari tangan orang lain.

Mau di posisi mana? Tentu saja semua mau diatas, tapi tak mungkin dunia harus seimbang seperti ada siang ada malam, ada besar ada kecil, ada kaya ada miskin. Bila tak seimbang, seperti si kaya makin kaya dan si miskin makin mati akhirnya rusaklah tatanan dunia ini di pakai oleh sistem kapitalis. Begitu juga sebaliknya duduk sama rendah, berdiri sama tinggi hancur juga tatanan kehidupan ini di pakai dalam sistem sosialis.



Karena hidup itu harus seimbang, kalau di atas semua maka uang tak akan berharga, tak ada lagi tukang sampah, juru parkir, ojol, penyapu jalanan dan sebagainya. Namun kesimbangan itu harus di dasari dengan nilai sedekah, memberi tanpa pamrih. Yuk kita bantu sesama, dimulai dari memberikan air untuk cuci tangan para pejalan kaki.

Jadi "Nikmat mana lagi yang kau dustakan" salam, saya c4punk see u next thread.