- Beranda
- The Lounge
Memasak Batu
...


TS
binti84muslimat
Memasak Batu

Saya ingat ketika kecil, guru mengaji saya menceritakan sebuah kisah Khalifah Umar Bin Khattab. Pada masa kekhalifahannya, rakyat sedang mengalami paceklik. Kekurangan makanan dan minuman. Kekeringan melanda di mana-mana, hujan tidak kunjung datang. Setiap malam hari, secara diam-diam beliau bersama sahabatnya yang bernama Aslam berkeliling ke rumah-rumah penduduk untuk memastikan kondisi rakyatnya. Ketika melewati sebuah kemah yang sudah lusuh beliau berhenti. Terdengar olehnya suara tangisan anak. Beliau mendekati kemah itu dan mengucapkan salam. Seorang wanita menjawab salam dan membukakan pintu. Khalifah Umar disertai sahabatnya memohon ijin untuk singgah. Wanita itupun mempersilakan masuk.
Khalifah Umar bertanya kepada wanita tersebut, kenapa anak-anaknya menangis? Wanita tersebut menjawab bahwa anak-anaknya kelaparan.
Khalifah Umar melihat wanita itu tengah memasak. Asap mengepul dari panci itu, sementara si ibu terus mengaduk-aduk isi panci. Sementara anaknya masih belum berhenti menangis, padahal Khalifah Umar sudah cukup lama menunggu wanita itu memasak. Namun, tak kunjung matang. Khalifah Umar pun menanyakan kepada wanita tersebut, apakah gerangan yang dimasaknya? Wanita tersebut mempersilahkan Khalifah Umar untuk melihat sendiri.
Betapa terkejutnya Khalifah Umar dan sahabatnya manakala dilihatnya isi panci tersebut adalah batu. Wanita tersebut menjelaskan bahwa itulah caranya untuk menghibur anak-anaknya yang sedang kelaparan.
Di depan Khalifah Umar, wanita itu bahkan berani menjelek-jelekkan Khalifah Umar. Namun, Khalifah Umar tidak marah. Ketika Aslam hendak membuka suara untuk menjelaskan bahwa yang di depannya adalah Khalifah Umar, tetapi beliau menahannya.
Dengan berlinang air mata, beliau bangkit dan mengajak Aslam cepat-cepat pulang. Tanpa istirahat lagi, beliau segera memikul bahan makanan di punggungnya sendiri untuk dikirimkan kepada wanita di dalam kemah tadi.
Dalam perjalanan Umar bin Khattab terlihat keletihan, Aslam berkata, “Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saja yang memikul karung itu"
Umar menjawab “Aslam, engkau akan menggantikan aku memikul beban ini? apakah engkau akan mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?”
Aslam diam. Mereka melanjutkan perjalanan hingga ke kemah wanita tadi. Begitu sampai di kemah, Umar sendiri yang memasak bahan makanan tersebut dan meminta sang wanita itu untuk memanggil kedua anaknya. Umar pula yang menuangkan makanan ke dalam mangkuk mereka. Dengan lahap keluarga itu menikmati masakan Khalifah Umar.
Begitu mulia hati Khalifah Umar, semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari kemuliaan hati beliau. Bisa jadi, saat sekarang ini masih ada keluarga di sekitar kita yang tidak memasak karena tidak memiliki bahan makanan yang dimasak. Mari kita berbagi, walaupun hanya dengan sepotong ubi.
Dokumentasi pribadi
Diubah oleh binti84muslimat 12-04-2020 05:28






tien212700 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
3.5K
115


Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

The Lounge
926KThread•93.9KAnggota
Urutkan
Terlama


Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru