Penyebaran wabah Corona di Indonesia sendiri begitu cepat. Sampai saat ini sudah ada sekitar 3000 pasien yang terpapar virus pandemi tersebut. Di antara mereka ada yang sembuh hingga meninggal. Tentu masalah ini merupakan sebuah problem besar bagi bangsa. Antara pemerintah dan masyarakat mesti bergotong royong memerangi wabah mematikan tersebut.

Masyarakat wajib mematuhi protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai standar kesehatan, sedangkan pemerintah pun harus mampu mencukupi segala kebutuhan masyarakat agar mereka tidak melanggar aturan yang telah ditentukan. Nampaknya, wabah yang bersatatus pandemi ini diperkirakan akan masih lama berkeliaran di muka bumi. Setidaknya sampai saat ini belum ada perkiraan tepat perihal kapan Corona ini akan berakhir.



Baru-baru ini pemerintah telah memilih cara Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini, tentu membuat masyarakat diwajibkan untuk berdiam diri di rumah serta menjauhi pusat keramaian, atau membuat acara yang melibatkan orang banyak. Namun, bukan peraturan namanya jika tidak untuk dilanggar. Kira-kira begitu selintiran orang yang telah menjadi budaya di masyarakat.

Seperti halnya yang terjadi di Makassar. Para remaja yang seharusnya menjadi pelopor untuk kemajuan bangsa, menjadi seseorang yang mampu mempengaruhi masyarakat dalam hal positif untuk melawan virus Corona ini malah membuat masalah dengan aparat keamanan. Peristiwa memalukan sekaligus membuat geram dilakukan oleh 14 remaja tersebut, pasalnya mereka membuat pesta seks di sebuah hotel di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Jum'at, 10 April 2020.



Peristiwa ini pertama kali terungkap ketika Tim Penikam Polrestabes Makassar melakukan penertiban pshycal distancing di wilayah tersebut. Saat itu, petugas keamanan yang sedang berpatroli melihat dua orang perempuan tengah berboncengan dengan seorang laki-laki. Karena mencurigakan akhirnya ketiga orang tersebut dimintai keterangan dan diperiksa. Barulah diketahui lewat handphone mereka dari pesan chat WA bahwa ada pesta seks yang akan mereka lakukan. Dari hasil tersebut polisi mengembangkannya hingga terjadilah penggerebekan di sebuah hotel. Di tempat tersebut sudah ada 11 orang yang di antaranya tak berbusana. Mereka diamankan di dua kamar berbeda.

Polisi langsung melakukan penggeledahan, ditemukanlah beberapa barang bukti seperti alat kontrasepsi, handphone, narkoba dengan jenis sabu beserta alat hisapnya. Setelah melakukan penggeledahan, pihak keamanan pun mendata mereka. Diketahui bahwa para wanita berjumlah 6 orang tersebut sebagai PSK dan rata-rata masih bawah umur. Para ABG ini diduga menjadi korban prostitusi online diinisiasi oleh mucikari yang merupakan sepasang suami istri. Keenam PSK tersebut dijual seharga 600 ribu rupiah untuk sekali kencan. Dari laporang polisi, para remaja ini mengaku akan melakukan pesta seks dan narkoba.



Sungguh terlalu ide para remaja ini. Mereka sepertinya tak pernah bisa memaknai atas peristiwa yang saat ini tengah menjadi masalah dunia. Nampaknya para remaja ini sangat tidak peduli soal wabah Corona tersebut. Tanpa berpikir panjang, mereka seolah melawan takdir Tuhan. Tidak hanya melanggar aturan negara tapi juga melanggar syariat. Bukannya bertaubat malah asyik membuat dosa. Miris melihat peristiwa semacam ini.

Sumber :

1

2