Potensi 20.000 kata per hari Vs 5000 kata per hari. Anda Berpotensi Apa?

Beranda

...

The Lounge
Potensi 20.000 kata per hari Vs 5000 kata per hari. Anda Berpotensi Apa?

NovellaHikmiHas

10-02-2020 16:55

Potensi 20.000 kata per hari Vs 5000 kata per hari. Anda Berpotensi Apa?

Niat Baik Belum Tentu Baik

Potensi 20.000 kata per hari Vs 5000 kata per hari. Anda Berpotensi Apa?

Bismillahirrahmanirrahiim

Hai hai gansis pa kabar? Semoga selalu sehat dan penuh kesyukuran, Aamiin.

Kita ketahui bersama sebagian besar pasutri berharap biduk rumah tangganya tanpa adanya goncangan yang berarti.

Namun terkadang karena dari masing-masing belum mampu saling memahami atau mungkin karena komunikasi di antara keduanya sering terjadi ke salah pahaman.

Sehingga menjadi permasalahan, onak, duri dalam berumah tangga.

Quote:

Seorang suami pulang dari kantor wajahnya dilipet lipet bak kertas lipet, memang ada sedikit masalah dengan pekerjaannya hari ini.

Sesampainya rumah seluruh atribut kantornya, mulai dari sepatu, kaos kaki, dasi dan juga tasnya ia letakkan sekenanya. Tidak biasanya seperti ini, hanya saja satu masalah yang menimpanya hari ini, menjadikan ia seperti itu.

Sang suami hanya ingin, menenangkan dirinya dan memikirkan solusi dari masalahnya kali ini.

Ia tidak ingin sang istri tau masalah yang tengah menimpanya, karena ia paham, sudah berat dan banyak yang ditanggung istrinya dalam mengurus rumah tangganya.

*****

Mendapati wajah sang suami tidak seperti biasanya, sang istri pun panik. Sang istri bertanya panjang x lebar x tinggi, kayak rumus volume aja yak?.

"Mas? Mas ada apa?" tanya sang istri.

"Ndak ada apa-apa kok," jawab sang suami.

"Beneran nih? Mas enggak ada apa-apa?" tanya sang istri kembali penuh penasaran.

"Mas udah nggak percaya lagi toh sama adik? kok ndak mau cerita kalau Mas ada masalah apa-apa di kantor?" rentetan pertanyaan sang istri pada suaminya, bak gerbang kereta api yang panjang.

"Padahal loh Mas, adik kalau ada masalah apa-apa selalu saja cerita ke Mas, apapun itu masalah adik,"

"Sampek cerita novel yang habis adik baca saja, selalu adik ceritakan ke mas kan?" cerocos sang istri akan kegundahannya.

"Tapi kenapa mas kok nggak mau cerita ke adik tentang masalah Mas?"

"Kelihatan loh Mas, kalau Mas ini ada masalah,"

Sambil memijit pundak sang suami, lagi lagi si istri bertanya pada sang suami.

"Adik sudah berapa tahun mas? mendampingi mas?"

"Adik tahu dan hafal betul kalau mas lagi ada masalah itu,"

"Wajah Mas ini sudah kelihatan kalau mas ada masalah,"

"Mas, Mas jangan bohongin adik," sambil menarik napas panjang, sang istri pun bertanya lagi....

"Adik sudah gak penting lagikah Mas? buat Mas?"

"Ya Allah Dek, Mas gak ada apa-apa tenang saja nanti kapan-kapan Mas ceritain. Biarkan sekarang mas istirahat dulu ya ...," hanya itu jawaban sang suami dan ia pun tidur.

*****

Sang istri pun sedikit cemberut, sebagai istri ia ingin menyampaikan niat baiknya, supaya suaminya mau berbagi beban dengannya. Sehingga beban suaminya bisa lebih ringan.

Dan, sang suami pun memiliki niat baik juga, ia tidak ingin membebani sang istri yang sudah banyak sekali beban dan tanggung jawabnya di rumah. Sehingga ia tak ingin menceritakan masalah kantornya kepada sang istri.

Beginilah perbedaan antara suami dan istri, seorang suami biasanya cerita ketika sebuah masalah itu telah usai. Artinya hanya seperti cerita saja, atau sekedar pemberitahuan saja. Bahwa dirinya pernah mendapat masalah, dan kini sudah usai tertangani masalahnya.

Bukan tidak percaya kepada istri karena hanya memilih diam dan tidak bercerita, karena seorang suami, ini sunnatullahnya yang dominan bermain adalah akalnya, sehingga ia butuh ketenangan untuk memperoleh solusi dari masalah yang dihadapinya.

Berbeda dengan istri, yang dominan bermain adalah pusat perasaannya, maka segala sesuatu dilakukan karena perasaannya saja.

Sehingga ketika seorang istri mendapat sedikit saja masalah ia sudah menceritakan semuanya berdasarkan perasaannya.

Ia akan bercerita panjang x lebar x tinggi, hanya untuk melepaskan atau melegakan perasaannya saja supaya lega.

Itulah sebuah contoh suami istri yang sama sama memiliki niat baik, namun belum dapat diterima dengan baik oleh pasangannya.

Ketika perbedaan yang ada diantara suami dan istri, kemudian dari masing-masing tidak dapat memberikan pemakluman. Tentu itu akan menjadi sebuah konflik dalam sebuah rumah tangga.

Untuk itu, butuh di antara keduanya saling memahami dan mempelajari karakter bagaimana sebenarnya potensi dasar suami atau istri itu.

Okeh gansis, sampai disini dulu thread ane kali ini, semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh

Sumber tulisan; narasi pribadi
Sumber gambar; pinterest(pin suami istri)

Diubah oleh NovellaHikmiHas 12-12-2020 15:52