Lucu Imut dan Menggemaskan, Ini Dia Keseruan Merawat Enthok Hasilkan Rupiah!

Memelihara hewan bagi Ane adalah aktivitas yang sangat menyenangkan sekaligus dapat menghasilkan banyak manfaat. Kali ini, Ane punya 1 hewan yang sangat lucu dan bisa menghasilkan rupiah. Hewan yang Ane maksud bernama enthok atau menthok. Enthok jika dilihat dari fisiknya, maka akan terlihat lebih gemuk dan berisi. Kakinya yang pendek dengan tubuh gendut seperti itu membuat cara berjalannya pun jadi unik dan lucu, seolah terlalu berat menyangga tubuhnya, hehe. Selain itu, harganya pun lumayan mahal bila dijual. Oleh karenanya, memelihara enthok menjadi kegiatan yang membahagiakan dengan banyak manfaat.

Kegiatan Menyenangkan Rawat Enthok di Rumah

Merawat enthok menurut Ane gampang-gampang susah, karena pertama harus menyiapkan kandang yang nyaman untuk si enthok. Kalau Ane, cukup buat kandang Enthok secukupnya sesuai jumlah hewan. Gak terlalu luas atau terlalu sempit, luasnya pas untuk jumlah enthok Ane. Dinding bambu itu dibuat agak tinggi agar si enthok gak mudah jalan-jalan keluar saat waktunya istirahat. Untuk atapnya, Ane pilih asbes yang lebih simple dan aman. Setelah kandang enthok siap. Selanjutnya, kegiatan Ane adalah memberi makan enthok dengan dedak, bekatul, dan siput darat/ bekicot.



Ane beri makan enthok di rumah sebanyak 3 kali dalam sehari supaya si enthok cukup asupan dan energi. Setiap pagi, dengan semangat Ane kasih makan enthok dengan dedak. Dedak ini berbeda dengan pakan ayam, untuk enthok dedaknya diberikan tanpa air supaya dia lebih bersemangat untuk memakan dedaknya. Setelah memberi pakan, si enthok lucu imut Ane biasanya akan keluar dari kandang dan jalan-jalan cari genangan air. Mereka emang biasanya seneng banget mandi dan nyosor di genangan air. Mereka biasanya gak akan main jauh-jauh dari rumah Ane. Biasanya main air ke tetangga gitu. Terus Ane fotoin, deh. 😂



Setelah siang tiba, biasanya enthok Ane akan pulang untuk diberi makan. Kalau siang, Ane kasih dedak dan bekatul juga air untuk mereka minum atau bermain. Setelah makan siangnya, mereka biasanya nyari tempat teduh. Karena siang hari cukup panas kalau mereka keluar, sedangkan enthok suka hawa dingin. Untuk sore harinya, mereka biasanya keluar lagi jalan-jalan cari cacing atau hewan kecil lain di dalam air. Apalagi saat musim hujan seperti ini, banyak sekali genangan yang menjadi tempat bermainnya. Kemudian, enthok biasanya akan kembali pulang menjelang maghrib. Waktu itulah, Ane kasih pakan ketiga berupa bekicot atau siput darat. Ane kasih bekicot karena siput mempunyai kandungan protein yang banyak. Tapi gak terlalu sering juga, biasanya Ane kasih satu kali dalam seminggu.

Manfaat yang Diperoleh dari Merawat Enthok

1. Dagingnya dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai makanan lezat misalnya, sate. Selain itu, bisa juga dijual. Kalau enthok yang besar, harganya bisa sampai 75K ke atas, loh. Karena ukuran enthok yang lebih besar daripada unggas lain, jika dimasak maka porsi dagingnya pun sangat memuaskan.

2. Telurnya dapat dimanfaatkan untuk dimasak maupun dijual. Ukuran telur dari enthok juga besar-besar. Jadi, harganya pun menyesuaikan dong ya dengan kualitas dan ukuran besarnya ini.

3. Bulunya dapat dimanfaatkan untuk membuat kock olahraga bulu tangkis. Ciri khas lembut nan halus dari bulu enthok tentu bagus untuk pembuatan kock berkualitas. Jika bulunya memang benar-benar bagus, maka tak menutup kemungkinan bulu tersebut mempunyai daya jual yang tinggi.

4. Meningkatkan kesehatan psikis dan kestabilan emosional. Apabila pikiran jenuh bisa disiasati dengan merawat hewan imut seperti Enthok. Rupanya yang unik, lucu, imut, dan menggemaskan seketika akan mengalihkan pikiran agar tidak stres.

Nah, itulah ulasan kegiatan menyenangkan nan menghasilkan dari merawat Enthok. Jadi mumpung masih di rumah, Ane rawat enthok sendiri. Kalau sebelumnya sibuk sama rutinitas sehari-hari sampai gak sempat rawat Enthok. Sekarang, Ane bisa main sama enthok sepuasnya. 😂😂 Gimana sama GanSis? Punya hewan peliharaan atau kesayangan apa di rumah?

Nama Penulis: Fia Permatasari
Sumber Referensi: Opri dan Dokpri