Siang ini begitu terik dan panas. Sepanas hatiku yang terbakar oleh kenyataan yang ada pada sebuah wacana yang baru saja aku baca di sebuah swalayan yang begitu sepi. Efek kepoin sejarah menjalar menjadi panjang dan akhirnya aku mencoba mengisahkan cerita yang sudah menguras air mataku.

Sungguh Jendral! Ini sangat pedih dan menyakitkan sekali.

Kisah Ini berawal dari seorang raja Northumbria (yorkshire Utara) yang bernama Aella menjadi korban Viking. Karena putra dari pimpinan Viking memiliki dendam kepada Raja Aella, yang mana telah membunuh ayahnya yang bernama Ragnar Lorhbrok, pembunuhan terjadi ketika tubuhnya dilemparkan kedalam lubang ular dalam keadaan hidup-hidup.

Putranya mendadak marah dan menyerang Inggris. Kemudian Raja Aella disiksa begitu kejam dalam pelaksanaan ritual yang paling mengerikan sedunia yang berasal dari Viking.

Bentuk penyiksaan itu adalah dengan punggung mereka diiris terbuka dan di kibarkan selayaknya sebuah sayap. Dengan penampakan tulang-tulang rusuk, paru-paru dan usus yang terlihat menggantung dan berdarah-darah. Korban dibiarkan masih hidup.

Lebih parahnya lagi korban yang dibiarkan hidup ini masih dieksekusi setiap harinya sampai korban benar-benar menemui ajalnya. Penyiksaan yang paling menyakitkan ini dilakukan salahsatunya dengan menggosokkan garam di seluruh luka yang mengganga itu.

Dan korban kekejian Viking bukan hanya Raja Aella saja, namun anak Raja Edmund dari Inggris, Halfdan putra raja Haraldr dari Norwegia, Raja Maelgualai dari Munster dan Uskup Agung Aelheah semuanya adalah korban kekejaman Viking.

Bisakah kalian bayangkan bagaimana kekejaman ini berlangsung dan tidak membuat si korban meninggal pada saat itu juga. Pastinya rasa sakit yang mereka alami luar biasa dari sekedar penyiksaan yang lainnya.

Banyak para sarjana yang berdecak kagum karena kekejaman Viking mampu membuat para korban masih hidup. Dikarenakan bukankah alat medik pada waktu itu, tidak secanggih seperti saat ini?

Padahal untuk mengobrak-abrik tubuh manusia secara moderen saja, bisa berakibat sangat fatal dengan menghilangkan sebuah nyawa.Inilah yang masih membuat para sejarawan dan ilmuwan berdecak kagum atas penyiksaan yang membuat korban masih bernapas. Selain dari kekejamannya.