- Beranda
- Stories from the Heart
Kumpulan Cerpen by Lenitan
...
TS
lenitan
Kumpulan Cerpen by Lenitan
Calon Menantu VS Calon Mertua
Sumber: google
Panggil saja namaku Dewi, sebenarnya nama asliku Payyem tapi aku tidak suka dengan nama aneh itu,. Entah makku dapat Ilham dari mana hingga aku dikasih nama itu.
Aku anak yatim, bapakku meninggal waktu aku kelas 6 SD. Bapakku ditabrak kereta api, waktu lagi ngejar angsanya yang kabur melewati rel, sandal jepitnya nyangkut, kata orang-orang yang melihatnya sih begitu, tapi entahlah ... Soalnya waktu itu aku lagi tidur siang.
Hidup yatim itu memang tidak enak rupanya, pagi, siang, malam, makannya tempe dan tempe. Tidak ada yang lain, aku sampai dendam sama tempe.
"Awas kau, bila nanti aku sudah jadi orang kaya akan aku habisi kau" omelku ini terdengar oleh makku.
"Oiii ... Yemm, syukuri saja apa yang ada, masih banyak orang susah di luar sana," teriyak makku dari kamar.
Aku heranlah, makku ini lihai sekali, bukankah beliau ada di kamar, kok bisa tahu aku lagi ngoceh ya ? aku berpikir keras, ah ... Bodoh amat, aku pun melanjutkan makan.
6 bulan lagi aku akan UN, aku harus merubah hidupku. Hidup tanpa bapak membuatku merana, disaat teman sekolahku punya HP, aku hanya memandang iri mereka. Pakaian bagus, uang jajan banyak, tas dan sepatu model baru, semua itu bikin aku iri. Ditambah lagi aku kehilangan sosok seorang Bapak, membuatku semakin rapuh. Mungkin karena itu aku tidak mau pacaran, aku lebih suka laki-laki dewasa.
Seperti Pak Narto, seorang duda ditinggal mati isterinya. Pak Narto pindah ke kampung kami setahun yang lalu, setelah istrinya meninggal. Punya Anak tunggal Angga namanya. Dia teman sekolahku. Rumah kamipun tidak jauh hanya jarak 9 rumah saja.
Aku suka dengan Pak Narto, orangnya baik, sabar, lemah lembut, dan berwibawa. Pokoknya the best deh, type aku banget. Aku jatuh cinta pada duda keren itu, dan aku harus mendapatkannya.
Setiap hari aku kerumah Angga, untuk belajar kelompok. Padahal aku cuma mau lihat pak Narto. Suatu hari aku dan Angga lagi ngobrol.
"Yemm ..." Angga memanggilku, tapi aku cuekin.
"Yemm ... Dengar gak sih? Budek ya?"terdengar kesal suaranya.
"Panggil aku Dewi! bukan Yemm," protesku, dengan sewot.
"Okey ... Okey, maaf ya Dew." kata Angga, menahan geli.
"Wi, kok kamu tidak pacaran seperti teman-temanmu," tanya Angga.
"Aku tidak suka anak ingusan, aku suka pria yang lebih tua." Jawabku lugas.
"Wkwkwkwk ..." Angga terbahak-bahak mendengar Jawabanku.
"Wkwkwkwkwkwk" kami tertawa bareng.
"Angga, ajarin aku memahat kayu dong, aku ada tugas akhir nih," todongku.
"Aku tidak pandai wi, sama bapakku saja, beliau lihai tuh," kata Angga.
"Mau-mau, Nanti tolong kasih tau bokapmu ya Nga," pesanku girang.
"Okey deh," jawab Angga.
Yes! Aku punya kesempatan mendekati Pak Narto, batinku. Bertapa bahagianya hati ini.
Hari ini hari libur, aku lagi duduk santai berdua dengan makku, aku pun menyampaikan kabar gembira ini.
"Mak, 2 bulan lagi aku lulus sekolah, aku mau langsung nikah mak." Kataku pada wanita yang masih terlihat cantik itu.
"Emang ada yang mau sama kamu?" tanya makku dengan suara mengejek.
"Ohhh ... jangan kawatir mak, calon mantumu orang kaya.
"Ohh, ya? Bawalah dia kemari, tantang makku.
"Oke, nanti malam kusuruh dia datang, kataku menyungging senyum.
Malampun tiba, Pak Narto datang dengan satu kantong buah-buahan, di tangannya.
"Assalamu'alaikum," duda keren memberi salam.
"Waalaikum salam," jawab makku bergegas keluar dari dapur.
"Ada Dewi, Bu," tanya Pak Narto.
"Ada, bentar ya, saya panggilkan" kata makku.
"Wi, dicariin sama pak Narto," kata makku.
"Ok siap"
Aku pun menemui Pak Narto di ruang tamu dengan baju terindahku.
"Mak, inilah calon suamiku," kataku perkenalkan.
"Apa? Pak Narto? Calon suamimu? Makku kaget langsung ngap-ngapan.
Tetiba makku berlari keluar rumah, aku tak mengejarnya. Mungkin Dia belum bisa menerima kenyataan ini, bahwa calon suamiku sangatlah dewasa. Tak lama makku pulang dengan mengandeng Angga.
" Wi, Ini calon suamiku," makku tak mau kalah.
"A-apaa? Tanyaku dan Pak Narto serentak, kami saling berpandangan.
"Angga, beraninya kau merayu makku? tanyaku mulai kesal.
Angga bergeming, makku segera menjawab.
"Angga tidak salah wi, kami saling mencintai. Sekarang, lagi musimkan? Mak-mak dapat brondong, mak tak mau kalah sama nenek ijah. Lihat dia dapat suami ABG loh." Makku menjelaskan panjang lebar.
"Mak, aku mau tanya nih, kalau aku nikah sama bapaknya Angga, aku jadi siapanya? tanyaku sama mak.
"Ya, jadi maknya Angga, jawab makku datar.
"Kalau Mak nikah sama Angga terus jadi apa ? Kutanya lagi.
"Jadi istri Angga dong," jawab Mak sambil melirik Angga.
"Berarti Mak, nanti jadi menantuku, betul? tanyaku lagi.
"Iya, betul, jawab makku lagi.
"sedangkan aku anakmu, mak mau panggil aku apa? anak atau mertua? aku mulai keluar tanduk dan taring.
Makku, mulai bingung, alisnya bertaut, diam sambil menalar omonganku.
"ini rumit mak! kataku dengan kepala mulai berasap.
"Belum lagi nanti mak beranak lagi, masak aku jadi nenek? Ihhhh ... Ogah ahhh" kataku lagi.
"Pokoknya kagak bisa, kalian tidak boleh nikah!. Titik." Kataku tegas.
Kedua laki-laki yang menjadi punca masalah, hanya diam menonton adegan pertikaian calon menantu melawan calon
mertua.
____Tamat____
Sumber: google
Panggil saja namaku Dewi, sebenarnya nama asliku Payyem tapi aku tidak suka dengan nama aneh itu,. Entah makku dapat Ilham dari mana hingga aku dikasih nama itu.
Aku anak yatim, bapakku meninggal waktu aku kelas 6 SD. Bapakku ditabrak kereta api, waktu lagi ngejar angsanya yang kabur melewati rel, sandal jepitnya nyangkut, kata orang-orang yang melihatnya sih begitu, tapi entahlah ... Soalnya waktu itu aku lagi tidur siang.
Hidup yatim itu memang tidak enak rupanya, pagi, siang, malam, makannya tempe dan tempe. Tidak ada yang lain, aku sampai dendam sama tempe.
"Awas kau, bila nanti aku sudah jadi orang kaya akan aku habisi kau" omelku ini terdengar oleh makku.
"Oiii ... Yemm, syukuri saja apa yang ada, masih banyak orang susah di luar sana," teriyak makku dari kamar.
Aku heranlah, makku ini lihai sekali, bukankah beliau ada di kamar, kok bisa tahu aku lagi ngoceh ya ? aku berpikir keras, ah ... Bodoh amat, aku pun melanjutkan makan.
6 bulan lagi aku akan UN, aku harus merubah hidupku. Hidup tanpa bapak membuatku merana, disaat teman sekolahku punya HP, aku hanya memandang iri mereka. Pakaian bagus, uang jajan banyak, tas dan sepatu model baru, semua itu bikin aku iri. Ditambah lagi aku kehilangan sosok seorang Bapak, membuatku semakin rapuh. Mungkin karena itu aku tidak mau pacaran, aku lebih suka laki-laki dewasa.
Seperti Pak Narto, seorang duda ditinggal mati isterinya. Pak Narto pindah ke kampung kami setahun yang lalu, setelah istrinya meninggal. Punya Anak tunggal Angga namanya. Dia teman sekolahku. Rumah kamipun tidak jauh hanya jarak 9 rumah saja.
Aku suka dengan Pak Narto, orangnya baik, sabar, lemah lembut, dan berwibawa. Pokoknya the best deh, type aku banget. Aku jatuh cinta pada duda keren itu, dan aku harus mendapatkannya.
Setiap hari aku kerumah Angga, untuk belajar kelompok. Padahal aku cuma mau lihat pak Narto. Suatu hari aku dan Angga lagi ngobrol.
"Yemm ..." Angga memanggilku, tapi aku cuekin.
"Yemm ... Dengar gak sih? Budek ya?"terdengar kesal suaranya.
"Panggil aku Dewi! bukan Yemm," protesku, dengan sewot.
"Okey ... Okey, maaf ya Dew." kata Angga, menahan geli.
"Wi, kok kamu tidak pacaran seperti teman-temanmu," tanya Angga.
"Aku tidak suka anak ingusan, aku suka pria yang lebih tua." Jawabku lugas.
"Wkwkwkwk ..." Angga terbahak-bahak mendengar Jawabanku.
"Wkwkwkwkwkwk" kami tertawa bareng.
"Angga, ajarin aku memahat kayu dong, aku ada tugas akhir nih," todongku.
"Aku tidak pandai wi, sama bapakku saja, beliau lihai tuh," kata Angga.
"Mau-mau, Nanti tolong kasih tau bokapmu ya Nga," pesanku girang.
"Okey deh," jawab Angga.
Yes! Aku punya kesempatan mendekati Pak Narto, batinku. Bertapa bahagianya hati ini.
Hari ini hari libur, aku lagi duduk santai berdua dengan makku, aku pun menyampaikan kabar gembira ini.
"Mak, 2 bulan lagi aku lulus sekolah, aku mau langsung nikah mak." Kataku pada wanita yang masih terlihat cantik itu.
"Emang ada yang mau sama kamu?" tanya makku dengan suara mengejek.
"Ohhh ... jangan kawatir mak, calon mantumu orang kaya.
"Ohh, ya? Bawalah dia kemari, tantang makku.
"Oke, nanti malam kusuruh dia datang, kataku menyungging senyum.
Malampun tiba, Pak Narto datang dengan satu kantong buah-buahan, di tangannya.
"Assalamu'alaikum," duda keren memberi salam.
"Waalaikum salam," jawab makku bergegas keluar dari dapur.
"Ada Dewi, Bu," tanya Pak Narto.
"Ada, bentar ya, saya panggilkan" kata makku.
"Wi, dicariin sama pak Narto," kata makku.
"Ok siap"
Aku pun menemui Pak Narto di ruang tamu dengan baju terindahku.
"Mak, inilah calon suamiku," kataku perkenalkan.
"Apa? Pak Narto? Calon suamimu? Makku kaget langsung ngap-ngapan.
Tetiba makku berlari keluar rumah, aku tak mengejarnya. Mungkin Dia belum bisa menerima kenyataan ini, bahwa calon suamiku sangatlah dewasa. Tak lama makku pulang dengan mengandeng Angga.
" Wi, Ini calon suamiku," makku tak mau kalah.
"A-apaa? Tanyaku dan Pak Narto serentak, kami saling berpandangan.
"Angga, beraninya kau merayu makku? tanyaku mulai kesal.
Angga bergeming, makku segera menjawab.
"Angga tidak salah wi, kami saling mencintai. Sekarang, lagi musimkan? Mak-mak dapat brondong, mak tak mau kalah sama nenek ijah. Lihat dia dapat suami ABG loh." Makku menjelaskan panjang lebar.
"Mak, aku mau tanya nih, kalau aku nikah sama bapaknya Angga, aku jadi siapanya? tanyaku sama mak.
"Ya, jadi maknya Angga, jawab makku datar.
"Kalau Mak nikah sama Angga terus jadi apa ? Kutanya lagi.
"Jadi istri Angga dong," jawab Mak sambil melirik Angga.
"Berarti Mak, nanti jadi menantuku, betul? tanyaku lagi.
"Iya, betul, jawab makku lagi.
"sedangkan aku anakmu, mak mau panggil aku apa? anak atau mertua? aku mulai keluar tanduk dan taring.
Makku, mulai bingung, alisnya bertaut, diam sambil menalar omonganku.
"ini rumit mak! kataku dengan kepala mulai berasap.
"Belum lagi nanti mak beranak lagi, masak aku jadi nenek? Ihhhh ... Ogah ahhh" kataku lagi.
"Pokoknya kagak bisa, kalian tidak boleh nikah!. Titik." Kataku tegas.
Kedua laki-laki yang menjadi punca masalah, hanya diam menonton adegan pertikaian calon menantu melawan calon
mertua.
____Tamat____
nona212 dan 34 lainnya memberi reputasi
33
3.2K
81
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.2KThread•46.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya