Virus covid-19 memang membuat masyarakat menjadi paranoid, dari yang takut bersalaman dengan orang lain, baik sahabat, orang tua, atau ada juga yang tak mau mendekati Istrinya untuk minta jatah, karena himbauan Physical Distancing bener-bener dilakukan.

Terlihat manusia sebagai mahluk sosial seakan dibatasi ruang geraknya, mereka tak bisa bertemu sapa dan bertatap muka seperti biasa hanya dapat melihat wajah sahabat dari layar smartphone. Nampaknya era revolusi Industri yang menggunakan basis Internet memang harus di percepat waktunya.



Tapi ketika Internet menjadi penolong dimasa wabah saat ini, ada yang hilang pada rasa jiwa sosial yang di punyai manusia. Kalau ada orang tergeletak dan minta pertolongan di jalan, sebagai manusia normal apa yang harus dilakukan?

Secara normal langsung memberikan pertolongan pertama pada sang korban, tapi di tengah wabah corona seperti ini apa yang terjadi. Masyarakat enggan menolong korban, hanya di pantau dari jauh sampai pihak rumah sakit datang.



Salahkah masyarakat? Jelas tidak, karena ini masanya wabah oleh virus yang tak terlihat. Bahkan pihak kepolisian saja pun tak berani menolong, lalu bagaimana bila korban hanya pingsan karena sakit jantung, asma, epilepsi, angin duduk atau bukan karena covid-19 tapi karena tak ada pertolongan pertama mereka pun meninggal. Dilema mungkin itu sebuah resiko yang tak bisa kita hindarkan.

Walau korban akan menunggu dengan waktu yang lama, dan kemungkinan saja bisa meninggal. Tapi masyarakat tak bisa berbuat apa-apa untuk lebih jauh menolong sang korban. Hingga menunggu pihak ambulance datang.




Tentu saja hal itu kalau dibiarkan lama-lama maka masyarakat bisa kehilangan rasa jiwa sosialnya, bayangkan ala bisa karena terbiasa. Bila wabah covid-19 ini tetap berstatus waspada hingga tahunan, maka tidak akan ada lagi orang yang berani menolong seseorang yang mendadak jatuh di jalan karena sudah terpatri di otak harus waspada.

Efek jangka panjannya akan banyak orang yang berjiwa egois tinggi, tak perduli dengan keadaan orang lain. Terlebih kapitalis membuat orang pun semakin masa bodoh, yang punya uang akan jumawa serta si miskin pun hanya bisa plonga-plongo jadi obyek yang menderita. Namanya hanya di panggil ketika musim kampanye tiba setelah itu mereka hanya dianggap sampah dan merupakan aib negara.



Untuk itu bagi saudaraku yang punya riwayat penyakit yang berpotensi jatuh mendadak, atau pingsan hendaklah bepergian ditemani oleh keluarga. Saya tahu kalian mungkin harus kerja, karena pemerintah pun saat ini hanya obral janji tanpa ada bantuan langsung tunai. Untuk amannya diantar oleh ank, saudara, atau tetangga kalau jatuh mendadak di jalan mereka bisa memberikan pemahaman bahwa anda bukan penderita covid-19. Salam saya c4punk see u next thread.