Ngomongin masalah kuliner, selalu ada cerita menarik nan menggoda di dalamnya. Datang ke sebuah tempat atau kota, hal yang selalu di cari pasti kulinernya. Pertanyaan "Daerah sini yang enak makanan apa?" itu seperti hal wajib. Datang ke sebuah tempat kuliner yang di rekomendasikan, seperti melakukan uji nyali. Ada rasa takut kalau nanti ternyata makanannya tidak enak, dan rasa takut akhirnya tergoda dengan kenikmatannya. Kali ini saya mau cerita, petualangan singkat saya berkuliner di kota Solo.
Cerita ini di awali ketika saya melakukan kunjungan ke kota Solo. Kota yang sangat ramah, dan masih kental dengan budaya jawanya. Yang namanya jalan-jalan ke Solo, kuliner yang harusnya di cari itu Nasi Liwet. Tapi entah kenapa, saya malah kepikiran dengan makanan olahan mie. Olahan mie yang saya inginkan adalah Mie Yamien. Mulailah petualangan mencari mie yamien di kota solo melalui mbah Google, dan ternyata mie yamien di kota Solo susah di cari. Di solo banyak di temukan mie ayam, tapi mereka penjual mie ayam tidak menjual mie yamien. Akhirnya coba tanya ke beberapa kenalan yang tinggal di kota Solo, dapatlah sebuah rekomendasi tempat makan mie yamien:
Mie Sumatera
Awal tahu nama tempat makannya agak ragu, mie yamien yang biasa dimakan selalu identik dengan Bandung. Tiba-tiba ini dapat rekomendasi tempat makan mie yamien, tapi namanya jauh dari Bandung. Alamat Mie Sumatera ada di Jalan Ir Juanda, No: 104, Gandekan, Jebres, Surakarta, dan dia punya cabang di daerah Mojosongo (saya tahu setelah cek G-Maps). Seingat saya, tempatnya itu berada di sebuah pertigaan besar. Letaknya tusuk sate di pertigaan itu, depannya ada bengkel yang cukup besar. Tempat makan yang letaknya tusuk sate biasanya selalu identik dengan kesialan, tapi Mie Sumatera ini ternyata rame. Pengunjungnya datang silih berganti, bahkan ada rombongan dokter juga waktu itu. Untuk jam bukanya dari sekitar jam 8 pagi, tapi saya kesininya itu siang. Buka setiap Selasa sampai Minggu, Senin tutup, dan tutup di awal bulan yang harinya di Sabtu atau Minggu.
Beralih ke makanannya, di sini ada beberapa jenis pilihan menu. Tapi kebanyakan olahan mie, dari Mie Ayam, Yamie a.k.a Mie Yamien, dan Bihun. Karena emang niatannya nyari Mie Yamien, pesannya hanya Yamie. Harga menu mienya di mulai dari 14 ribuan, tapi saya waktu itu pesan Yamie Ayam dengan Bakso dan Pangsit yang harganya 23 ribuan. Selain menu makanan berat, juga ada tambahan berupa pangsit goreng kalau tidak lupa harganya per biji 1.500-2.000, kemudian ada Bakso Goreng, Tahu isi bakso, dsb. Tempat makan ini 100% Halal, ada tulisannya gede banget pas di dalam. Waktu pesan makanan, kita di beri kertas dan suruh tulis mana saja yang mau di pesan. Proses pembuatannya cukup 10-15 menit, karena waktu itu pas ramai. Sayangnya pelayannya yang nganter makanan agak sadis, mangkok mienya kayak di lempar.
Untung Mienya menggoda selera waktu datang. Pesanan saya berupa Yamie Ayam bakso dan pangsit, pangsitnya sudah di letakkan di mangkok mienya, sedangkan baksonya di pisah dengan kuah. Dari segi penampakan, Yamie ala Mie Sumatera ini beda dengan Mie Yamien yang biasa saya makan. Mie Yamien itu warnanya coklat gelap karena kecap manis, tapi ini warna coklatnya agak malu-malu. Toping ayamnya berupa ayam cincang di masak kecap, ditambah sawi hijau dan taburan daun bawang. Secara rasa benar-benar tidak seperti Mie Yamien yang biasa saya makan, karena warnanya tidak terlalu gelap, sudah jelas ini mie tidak begitu tajam rasa kecap manisnya. Tapi bukan menjadi kekurangan, melainkan sebuah kelebihan. Mienya jadi tidak dominan rasa kecap saja, yang saya rasakan, manisnya itu dominan dari kuah ayam kecapnya. Ditambah lagi masih ada cita rasa gurih dari bumbunya. Mienya sendiri juga beda, tidak bulat tapi pipih kecil, teksturnya lebih ke lembut dari pada kenyal. Untuk toping ayam kecap cincangnya enak, baksonya terasa standar, pangsit rebus isi dagingnya istimewa sekali. Next kalau saya ke Solo lagi dan ke Mie Sumatera lebih pilih pesan Yamie pakai Pangsit. Secara keseluruhan, Yamie ayam dari Mie Sumatera ini enak. Terutama buat kalian yang tinggal di Solo dan pengen coba Mie Yamien. Mengingat cari mie yamien di Solo susahnya minta ampun.
Es Kapal
Untuk menu penutup dari kulineran saya di kota Solo, di putuskan untuk mencari minuman segar. Dan yang keluar dari rekomendasi Google, adalah Es Kapal. Es Kapal ini ada beberapa tempat, tapi paling di rekomendasikan itu yang ada di daerah Baron. Waktu datang ke tempatnya, yang jual hanya pakai gerobak seperti penjual Es Cincau. Awalnya sempat bingung kenapa namanya Es Kapal, padahal si minumannya tidak ada kapalnya sama sekali. Ternyata jika dilihat seksama, bentuk gerobaknya itu dari dulu bentuknya kayak moncong kapal.
Es kapal ini adalah minuman yang terbilang sederhana, karena campurannya hanya es serut, santan dan susu coklat. Dalam satu gelasnya berisi es serut yang di campur dengan santan, setelah itu di tuanglah susu coklat ke atasnya. Di sini ada pilihan mau tanpa roti tawar apa menggunakan roti tawar. Segelas minuman ini seingat saya seharga 5.000-an, cukup murah untuk segelas minuman dingin menyegarkan. Rasanya sendiri, Es Kapal ini mirip seperti es puter atau es puter. Karena dari bahannya yang berupa santan dengan es serut di tambah susu coklat, memberikan cita rasa manis nan gurih. Rasanya benar-benar seperti sebuah minuman jadul, karena es ini ada sejak tahun 1957.
Itulah petualangan kuliner saya, di kota Solo. Jika di total, uang yang di keluarkan tidak lebih dari 50.000,-, hanya sekitar 35.000,- termasuk parkir. Tapi yang paling ngena di saya itu yamie ayam dari mie sumatera, karena rasanya benar-benar beda dari mie yamien yang biasa saya makan. Bagi agan atau sista dari kota Solo, bisa kasih rekomendasi tempat makan mie yamien yang enak di kota Solo. Siapa tahu saya balik ke Solo lagi.
Sumber tulisan dari sisa-sisa rasa yang teringat waktu mencicipi kuliner di kota Solo.
Foto comot sana-sini, karena saya bukan tipe manusia ambil foto sebelum makan