Cerita ini adalah pengalaman ku selama perkuliahan, hingga aku gagal dari kuliah karena kebodohanku yang hakiki.

Pengalaman ini berawal sejak aku menginjak semester empat di kampusku, di salah satu universitas swasta dibandung.



Namaku dodi, aku adalah laki-laki biasa yang merantau ke bandung untuk menempuh kuliah, aku berasal dari NTT, meski aku berdarah timur tapi kulitku tidaklah hitam seperti yang kalian bayangkan.

Aku putih dan memiliki wajah yang tidak terlalu buruk seperti beauty and the beast haha. Wajahku mendekati tampan berbadan tegap dan tidak buncit.





Namun ternyata dia telah merencanakan sesuatu, sesampainya diruangannya dia tidak hanya menandatangani Kartu Rencana Study ku. Dia mengajakku makan siang ditempat dia biasa makan.

"Nanti temani ibu makan siang ya", katanya
"Ha... I.. Iya... bu", jawabku
"Nanti kamu saya jemput di halte kampus", sambungnya
"iya bu", jawabku lagi

Aku pun pergi sambil berdebar dan bertanya dalam hati, ada apa gerangan? Mungkinkah? Sontak aku terbayang yang aneh-aneh, mengingat dia telah berpisah dengan suaminya tiga bulan yang lalu.

Jam kuliahku telah selesai, aku sengaja menitipkan motor ke teman ku, dengan alasan ada janji naik angkot bareng teman sekampung. Aku berjalan keluar area kampus menuju halte kampus dan betapa terkejutnya aku dia udah nunggu sedari tadi di halte kampus.

"Kamu bisa nyetir kan?, kamu ada sim?", katanya
"Bisa, ada bu", jawabku

Sambil berdebar aku terus fokus menyetir mobilnya sambil merespon tiap kata dan pertanyaan yang dilontarkan. Selama diperjalanan kami hanya membahas masalah perkuliahan dan membuat pikiranku seolah hilang dari fikiran negatif. Hingga tak berapa lama di perjalanan, kami pun sampai disalah satu resto langganannya.





Kami  turun dari mobil dan menuju kedalam restoran, kami memesan makanan dan minuman, setelah itu kami makan tanpa ada perbincangan, sebab aku merasa segan membuka pembicaraan, aku hanya bisa mengikuti dia diam sambil menyantap makanan yang kami pesan.

Setelah makan barulah dia berbicara kepadaku.

"Dit..", katanya
"Iya bu", jawabku
"Kamu ada pacar gak?", lanjutnya
"Ga ada bu", jawabku
"Temani ibu dirumah nanti malam ya, kamu kan tau sendiri ibu tinggal sendiri, ibu takut, apalagi lagi musim maling", sambungnya

Aku sempat terdiam, tapi ntah kenapa aku meng-iyakan tawarannya, dan kami beranjak pergi tapi tidak pulang, kami keliling kota menghabiskan waktu hingga malam tiba.

"Bu aku ambil pakaian dlu ke kos", kataku
"Ga usah, pakai baju mantan suami ibu aja", jawabnya
"Oh, yaudah bu", sambungku

Jujur selama diperjalanan menuju kerumahnya aku sangat gugup dan udah mikir negatif tentang dia, aku membayangkan body, bibir dan kulitnya yang hitam manis nan eksotis.

Sesampainya dirumahnya aku memarkirkan kendaraannya, kemudian menuju ke pintu rumahnya. Dia telah menunggu aku didepan dan kemudian kami masuk kerumah.

"Bu aku gerah, mau mandi", kataku
"oh, bentar ya ibu ambil pakaianmu dulu", jawabnya

Gak berapa lama dia datang sambil membawa baju, celana, celana dalam, dan handuk suaminya. Namun aku menolak untuk memakai celana dalam suaminya 

Kemudian aku menuju kamar mandi untuk mengemban tugas penting, pembersihan otong yang sedari tadi temperamennya naik turun.

Betapa terkejutnya aku melihat dia sudah berbaring menggunakan daster di sofa ruang tamu sambil menonton acara gosip.

"Eh Dit sini nonton bareng", sapanya
"Iya bu", jawabku

Akupun menuju tempat sofa dan duduk disampingnya sambil nonton dan pikiran sudah ke ubun gak karuan. Sampai aku kaget dibuatnya.

Gak ada angin gak ada hujan, petir, tornado, gledek. Dia mengatakan hal yang gak kuduga-duga, bak seperti mimpi dimalam bolong.

"Dit kamu mau gak nemeni ibu tidur dikamar?", katanya
"Maksudnya bu?", jawabku

Aku pura-pura bodoh tapi ngerti pada saat itu, setelah lama berbincang kami pun akhirnya melakukan hal berdosa yang dilarang untuk dilakukan masyarakat kaskus yang dibawah umur.

Dia menggiring aku kedalam kamarnya dan beraksi bersama hingga pagi akhirnya tiba, aku dan memutuskan untuk bolos ke kampus dan melanjutkan kegiatan berdosa tersebut hingga dua kali.

Semenjak kejadian berdosa itu aku dan dia jadi sering buat janji ketemu, sempat juga temanku curiga karna sesekali bu Clara meminjamkan mobil untuk ku bawa ke kosan.





Setelah lama berhubungan, dan aku sudah semester akhir dan berhasil membuatnya cinta setengah mati kepada ku, aku menceritakan tujuanku selanjutnya kepada dia, Aku berencana melamar kerja ke kalimantan.

Aku merasa akan cepat lulus karena dia diangkat menjadi kepala program studi jurusanku, tentu aku terbayang segala urusan akademik ku akan mudah terselesaikan.

Tapi hasilnya nihil, dia selalu menahanku agar tidak segera lulus dan saat aku ada kendala dengan dosen pembimbingku dia selalu angkat tangan dan tidak mau membantu aku.

Hingga pada akhirnya aku menceritakan semua yang pernah kami lakukan kepada teman-temanku, sontak menjadi bahan gospi dan perbincangan di kampus ku saat itu.

Disinilah letak ketololanku, cerita tersebut terdengar hingga ke seluruh penjuru kampus hingga dekan. Akupun di Drop Out dari kampus seminggu setelah aku cerita itu beredar.

Clara dosen yang mengajak aku kencan itupun dipecat dari jabatannya, putus sudah harapanku untuk sarjana karena kebodohanku.

Aku pun ga bisa kuliah karena orang tua ku yang terlanjur malu mendengar cerita tentangku, mereka memutuskan untuk tidak membiayai aku lagi di perantauan, akupun bekerja sebagai kernet bus.

Sesekali aku juga lewat dari rumah clara, tapi dia telah pindah gak tau kemana. Itulah malang kisahku.