iskrimAvatar border
TS
iskrim
Misteri Pohon Mangga Dan Kotak Pusaka Orangtuaku

Ini kisah yang aku alami sendiri, tepatnya ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar kelas tiga. Ya, dimana masa itu aku dan teman sebaya masih kental dengan permainan kampung dan tentu saja nakal, sebagaimana nakalnya anak-anak.



nohat

Hari-hariku setelah sepulang sekolah setelah makan siang langsung bermain di lapangan yang lokasinya memang tak jauh dari tempatku tinggal. Ada si Imam, Yogi, Anto, Ipur, Endang dan hm, sederet nama yang mulai samar aku ingat-ingat saat ini.

Nakalnya anak-anak, salah satunya ya itu sulit untuk di suruh tepat waktu, dan yang paling sulit buat aku adalah kalau disuruh makan dan pulang mandi sore. Ibuku terkadang sampai harus menyusul aku kelapangan, padahal waktu sudah menjelang magrib. Seperti biasa, aku paling senang naik pohon melinjo dan buah mangga yang ukurannya cukup besar, bercabang, dan tinggi untuk di panjat diumur seusiaku kala itu.

"Kamu kok susah ya dibilangin pulang tepat waktu, waktunya mandi sore ya pulang!"kata ibuku sambil memukul pantatku. Saking seringnya terkadang aku suka malu sendiri disaksikan teman-temanku yang memang mereka sudah lebih dulu selesai mandi.

"Kamu tahu tidak, pohon mangga itu kan ada penghuninya, ada anak kecil sepertimu!", lanjut ibuku.

Tapi, ya namanya anak-anak aku tetap saja cuek bebek bahkan pernah di dalam hatiku ingin tahu dan ingin membuktian sendiri benarkah ada anak kecil yang kalau sepi sering menampakkan diri di bawah pohon, sampai akhirnya aku bosan dan melupakannya dan terus bermain disekitaran pohon dan terkadang masih sering memanjat pohon mangga ini.

Suatu ketika hari libur sekolah sudah tiba, kami sekeluarga menyempatkan diri untuk pulang kampung menengok rumah yang biasanya hanya setahun sekali kami tinggali. Ya, kami adalah keluarga yang merantau ke Jakarta dimana hanya bisa pulang kampung ketika lebaran dan hari libur panjang saja.

Ketika sampai di kampung halaman seperti biasa ayahku melakukan ritual tertentu. Ayahku (alm) adalah salah satu yang percaya dengan benda-benda peninggalan bersejarah seperti keris dan tombak.

Ya, ayahku juga memegang teguh keilmuan kejawen, seperti biasa pada sore hari beliau menyempatkan diri membersihkan beberapa benda pusaka peninggalan mbah moyang kami. Beberapa pusaka yang aku lihat tersimpan rapi dalam kotak memanjang, diselimuti kain putih dan bunga, yang tersimpan menggantung di dinding kamar utama kami.

Pada suatu malam kejadian yang cukup mencekam membuat aku alami akhirnya terjadi. Aku yang masih kecil dan bontot biasa tidur di keloni oleh ayah ibuku harus di tinggal karena tiba-tiba ada tamu yang datang kw rumah tengah malam.

Aku terbangun dan mendengar samar-samar ada yang datang memanggil dan mengetuk pintu tengah rumah kami. Ukuran rumah kami di kampung cukup besar, memiliki banyak ruangan dan ada 8 pintu dan kebetulan jarak ruang tamu dengan kamar tidur utamaku cukup jauh, harus melewati dua kamar, satu kamar mandi besar, dan bentuk bangunan rumahku menyerupai huruf L. Jadi kamar tidurku yang aku tempati dengan ruang tamu sama-sama berada di ujung bangunan.

Khawatir aku bangun maka ibu menyuruh ayahku duluan menemui siapa yang datang, lalu barulah menyusul ibuku berjalan perlahan sambil berjingkat meninggalkanku yang masih tertidur di kamar, padahal aku sudah cukup sadar saat itu, namun memilih untuk tidur saja karena selain sudah lelah bermain seharian mata ini benar-benar berat untuk dibuka kembali.

Akupun akhirnya di tinggal sendirian di kamar, ke dua kakakku tidur di kamar yang terpisah. Sayup-sayup aku mendengar percakapan kedua orang tuaku dan tamu itu yang ternyata adalah saudara kami yang tinggalnya cukup jauh dari rumah kami. Pembicaraan mereka terdengar cukup serius dan lama saya dengar dari kejauhan.


everbytestudio

Di kamar yang cukup luas itu yang hanya di terangi lampu sentir  (lampu tempel minyak tanah), kira-kira di menit 30 aku sudah mulai merasakan ada hal yang tidak beres di kamar ini. Awalnya aku merasakan mata ini semakin sulit di pejamkan, suasanapun sepeninggal ibuku tiba-tiba hening bahkan amat hening kala itu, tak satupun suara jangkrik terdengar seperti biasanya, dan terakhir aku rasakan udara mulai panas seperti tidak ada udara yang masuk ke dalam kamar. Aku semakin gelisah, membolak-balikan badan kesana kemari sampai akhirnya bosan sendiri.

Sekitar sepuluh menitan aku bertahan dengan situasi kamar saat itu, akhirnya dengan terpaksa aku beranikan diri untuk duduk dan berusaha memanggil-manggil ibuku, tapi karena letak ruang tamu yang cukup jauh maka suaraku sama sekali tidak terdengar. Kedua kakakkupun sepertinya tak mendengar panggilanku. Aneh, tapi suara mereka masih terus saja terdengar di telingaku, bercakap-cakap dan asyik dengan cerita masing-masing.

Dua, tigakali aku memanggil kedua orang tuaku, masih saja tidak terdengar, kamar ini seperti kedap suara saja! Sampai akhirnya akupun menyerah pasrah. Disini aku mulai merasakan situasi dan kondisi di kamar menjadi semakin aneh, sendirian, mulai ada yang tidak beres. Yang awalnya aku bisa mengenyampingkan fikiran negatif tapi akhirnya harus kalah dengan keadaan. Suasana semakin mencekam tapi aku berusaha tidur kembali, namun amat sulit untuk berkosentrasi.


amotherfarfromhome

Masih di posisi tidur semula dengan memiringkan badan menghadap ke Selatan, di sudut kamar yang gelap temaram itu terasa ada sesuatu yang mulai aku rasakan, ya ada sesuatu yang telah hadir di belakangku, tapi tidak bisa aku ketahui pastinya apakah itu. Apakah ini mahluk yang tinggal di pohon mangga? Gawat nih kalau sampai ke kampung mengikutiku, dia pasti serius, fikirku dalam hati.

Aku semakin kuat merasakan ada sesuatu yang hadir di kamarku tapi 'dia' seperti hanya terdiam berdiri, membisu, dan hanya mengamatiku. Tapi dalam pengamatanku kehadirannya begitu membingungkan, dalam diam terkadang tiba-tiba seperti berpindah-pindah tempat dengan cepat, begitu lincah-melesat, yang bikin merinding bulu kudukku terkadang aku merasakan seperti ada yang berjalan amat perlahan di belakang punggungku.

Kasur kapuk jadul yang aku pakai ini begitu terasa bergeser jika ada yang menginjak dan ada sesuatu yang bergerak. Aku semakin yakin ada hal yang tidak beres karena hanya aku saja yang berada di kamar itu. Pergerakkannya semakin berani dan sepertinya mulai mendekati, namun masih belum berani menyentuh aku.

Kemudian dia seperti berjalan memutariku, lalu menghilang seperti terbang berputar-putar diatasku. Pada suatu kesempatan aku berhasil menarik selimutku untuk menutupi kepalaku yang sudah mulai ketakutan. Kesalnya juga nyamuk di kamar malah seperti berpesta menyerang siku dan kakiku, sungguh tersiksa aku kala itu.


nnew

Kemudian aku bisa merasakan saat selimut yang menutupi wajahku ini rapat-rapat seperti ada yang mendekati dan memandangiku dari dekat, ada sesuatu yang hangat di wajahku, amat dekaaat, semakin dekat! Aku berusaha tetap tidak bergeming dan berusaha seperti tidak terjadi apa-apa, berusaha terus menahan nafas. Padahal jantung ini juga sudah amat berdebar-debar saat itu.

Suasana semakin menyeramkan ketika tiba-tiba kotak pusaka milik ayahku seperti bergetar-getar, mengeluarkan suara-suara aneh dan gaduh! Aku semakin ketakutan tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Aku seperti benda mati di kasur kapukku. Aku hanya bisa memanggil ayah ibuku dari dalam hati saja agar mereka segera kembali ke kamar dimana aku sudah mulai ketakutan sekali saat itu, tapi nampaknya sia-sia belaka.


Aku semakin tidak tahan dengan udara panas dan pengap yang tiba-tiba ada di dalam kamarku. Karena kegerahan akhirnya aku beranikan diri untuk menepiskan selimutku. Keringat mulai banyak bermunculan di seluruh tubuh sampai di wajahku terpenuhi oleh keringat yang sepertinya mulai deras keluar.

Suara aneh-aneh itu terus saja aku dengar dengan amat jelas dan dekat.
"Klotak-klotak",
"Tok...tok", dan suara kotak pusaka mulai gaduh lalu bergeser kesana-kemari mirip bandulan jam dinding zaman dahulu. Seperti ada perkelahian di dalam kotak pusaka yang kondisinya masih tertutup rapat.


bloody-disgusting

Aku semakin ketakutan ketika entah kenapa aku seperti menurut saja agar disuruh tidur secara terlentang, otomatis wajah ini jadi menghadap ke langit-langit kamar. Dan disitulah keadaan semakin membuat saya amat ketakutan dan runyam. Samar-samar di sudut kamar atas langit-langit aku seperti melihat sebuah mahluk. Lebih tepatnya seperti seorang dewasa tapi berukuran kerdil, berwajah pucat dingin, bermata amat belo, tapi anehnya berpakaian rapih!

Dia kemudian seperti duduk di pojokkan atas langit-langit sambil kakinya di goyang-goyangkan maju dan mundur. Dalam hitungan detik dia bisa berpindah dari satu sudut pojokan kamar ke pojokan lainnya. Melesat begitu cepat dan terkadang berputar-putar diatasku. Aku hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apa-apa, badan ini seperti terkunci. Wujudnya samar, antara ada dan tiada, tapi bisa aku rasakan kehadirannya.


eramuslim

Pada suatu kesempatan aku berhasil menatap wajahnya, wajahnya mirip sekali dengan boneka Tongki, sebuah boneka tenar di era 90an, ya perawakan, dan penampilannya mirip sekali. Mahluk ini seperti ingin mengajak saya bermain, melambai-lambaikan tangannya, dia seperti mengajak berbicara tapi aku samasekali tidak bisa mendengar ada suara yang keluar dari mulutnya, seperti ada pembatas dinding tebal yang tidak terlihat.

Kejadian itu terus berlangsung hingga beberapa menit. Jika mahluk itu menghilang maka kotak pusaka pun berbunyi, begitu sebaliknya dan seterusnya hingga akhirnya aku mendengar langkah dan suara ibuku mendekati kamarku.

Alhamdulillah, akhirnya ibuku datang dan kembali mengeloniku. Aku berusaha tetap tenang dan seperti tidak terjadi apa-apa. Namun ibuku sempat terkejut karena mendapati badanku seperti basah berkeringat. Ibuku mengipasiku sampai akhirnya kami tertidur pulas hingga pagi hari tiba.

Karena penasaran, beberapa hari kemudian akhirnya aku bertanya kepada kedua orang tuaku mengenai apa yang pernah terjadi dan aku alami malam itu. Akhirnya akupun mendapatkan jawaban yang cukup membuatku tenang. Tamu yang datang malam hari yang menemui kedua orang tuaku telah kehilangan salah satu benda pusakanya, karena di kampung bisa di hitung dengan jari pemilik benda-benda pusaka maka tamu itu menemui orangtuaku.

Suara gaduh dan penampakan aneh yang aku lihat adalah reaksi dan perwujudan dari benda pusaka yang ada di dalam kamarku. Benda pusaka yang hilang milik tamu kala itu katanya masuk ke dalam kotak pusaka orang tuaku, tanpa izin. Seperti ada tamu tak di undang maka benda pusaka milik ayahkupun bereaksi. Percaya tidak percaya, tapi suara gaduh yang keluar dari kotak pusaka dan suasana aneh aku rasakan dan alami sendiri saat itu.

Entah ini cerita benar atau hanya karangan kedua orang tuaku saja, tapi yang jelas setelah benda pusaka miliki tamu itu dikeluarkan suara gaduh dan mahluk aneh itu tidak terjadi dan tidak aku alami lagi sampai detik ini.


Sebuah peng.pribadi
event.tkp



Copyright © 2016 - 2020 iskrim
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS

Diubah oleh iskrim 29-03-2020 00:13
infinitesoul
indrag057
aa115prass
aa115prass dan 9 lainnya memberi reputasi
10
1.6K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.