• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Sosok Genderuwo 'PENUNGGU' Benteng Pendem Itu Mengikuti Kami Pulang.... !

fellgreyAvatar border
TS
fellgrey
Sosok Genderuwo 'PENUNGGU' Benteng Pendem Itu Mengikuti Kami Pulang.... !



Sosok Genderuwo Di Benteng Pendem Cilacap Itu Mengikuti Kami Pulang.... !



source picture


Kisah mengerikan ini terjadi sudah cukup lama, tepatnya 18 tahun yang lalu, tapi hingga kini kejadian itu masih saja selalu menghantui kehidupanku...

Kalian boleh percaya atau tidak, tapi sosok menyeramkan yang muncul saat aku dan kedua temanku berwisata di Benteng Pendem Cilacap itu masih terus mengikuti kami sampai hari ini.

-----------------------------------

Sabtu, 10 Juni 2002, kondisi hari itu cukup cerah dengan udara panasnya yang cukup menyengat, ngga aneh sih, karena letak kota Cilacap itu memang cukup dekat dengan pantai.

Oiya, perkenalkan dulu namaku Rega, dan bersama kedua temanku Fadil dan Niko rencananya hari itu kami akan mengunjungi salah satu objek wisata menarik yang ada di Cilacap, yaitu Benteng Pendem.

Sebenarnya, aku sendiri sudah pernah mengunjungi lokasi wisata Benteng Pendem ini saat masih duduk di bangku SD, karena memang kebetulan dari TK hingga SD aku tinggal di Cilacap ikut orang tuaku yang kerja di kota itu,
lalu setelah lulus SD, akupun harus kembali pindah ke Bandung yang memang juga kampung halamanku.

Dan di tahun 2002 saat aku duduk di Sekolah Menengah Atas, aku bersama kedua teman karibku yang kebetulan satu sekolah memiliki sebuah rencana untuk berwisata ke kota Cilacap, ya tentunya bagiku ini sekalian untuk melepas rasa kangen dengan kota yang penuh kenangan di masa kecilku dahulu.

------------------------------

Harusnya perjalanan ke kota Cilacap ini menjadi momen yang menyenangkan bagi kami.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari Bandung, akhirnya kami bertiga pun sampai di Cilacap di hari jumat sekitar pukul 5 sore, dan kami menginap di salah satu hotel sederhana yang tak jauh dari alun-alun kota Cilacap.

Karena kami cukup kelelahan selama perjalanan, jadi kami saat itu memutuskan segera beristirahat saja agar besok paginya kondisi kami semua menjadi jauh lebih segar dan siap untuk beriwisata keliling kota Cilacap.

Keesokan harinya..

"Woy! kalian udah pada siap belom nih? udah keburu siang loh!" Ujarku kepada Fadil dan Niko.

"Ya siap dong, kita mah udah dari pagi..." Jawab Niko.

"Ya udah, kita berangkat sekarang, tuh supir taksi udah nungguin di depan hotel." Ucapku sembari keluar kamar dan berjalan menuju taksi.

Setelah itu kedua temanku tak lama ikut menyusul masuk kedalam taksi dan kamipun memulai petualangan menuju ke lokasi wisata pertama, yaitu ke Benteng Pendem,
tapi entah kenapa selama dalam perjalanan menuju lokasi tersebut aku merasa ada sesuatu yang tak seperti biasanya, ada sesuatu yang sepertinya mengganjal di benakku, padahal biasanya kalau berwisata bersama kedua temanku itu semuanya terasa menyenangkan, tapi tidak untuk perjalanan kali ini, entahlah sepertinya perasaanku mengatakan untuk tidak pergi ke Benteng Pendem.

Tapi melihat teman-temanku yang sepertinya sangat senang dan bahagia di perjalanan wisata kali ini, ya aku mencoba sekuat tenaga untuk menjauhkan perasaan tak enak ku yang terus membayangi untuk tidak pergi menuju kesana.

Tak sampai perjalanan 30 menit, kami pun sampai di Benteng Pendem, lalu aku turun dari mobil dan mulai memperhatikan sekeliling bagian depan bangunan megah dan kokoh peninggalan jaman Belanda tersebut.

Jujur aku sangat takjub saat melihatnya kembali, ini sangat berbeda dengan kondisi saat aku datang ke tempat ini pertama kali ketika aku masih kecil,
sekarang Benteng Pendem ini terlihat lebih indah dan bersih, ya setidaknya perasaan tak enakku di sepanjang perjalanan tadi kini mulai perlahan menghilang karena rasa bahagiaku dengan kondisi Benteng Pendem yang memang terlihat luar biasa indah.

Setelah membayar tiket masuk, kamipun semakin bersemangat untuk melihat beberapa lokasi di dalam bangunan benteng tersebut.

Ketika asyik melihat-lihat sekeliling benteng, Fadil lalu memintaku untuk berpose disalah satu bangunan benteng, dan kalau melihat bentuk bangunannya aku pastikan itu dulunya adalah bekas sebuah penjara, dan tidak main-main tebal dinding bangunan itu sekitar 2 meter lebih, dalam hati aku berfikir, sepertinya sangat mustahil bagi siapapun untuk bisa meloloskan diri dari penjara seperti itu, dan entah apa yang terjadi dengan nasib para tahanan dibalik penjara itu, tapi yang aku dengar katanya memang banyak sekali tahanan yang disiksa dan meninggal dengan sangat mengenaskan di tempat itu, bahkan konon arwah mereka pun hingga kini masih terjebak di dalam sana...!!

"Ega! sini cepet pose didepan bangunan itu, aku fotoin." Teriak Fadil memanggilku.

Aku menjawab. "Oke, sebentar"

Saat Fadil mulai memotret diriku, tiba-tiba saja dia berhenti sejenak sambil beberapa kali terlihat serius memperhatikan sesuatu di layar kameranya dan ke arahku, sepertinya ada sesuatu yang ingin dia pastikan,
tapi entahlah aku cuma berfikir mungkin dia ingin fotoku terlihat lebih bagus dan sempurna, atau mungkin dia melihat objek lain dari kameranya?? ahh sudahlah, aku tak ingin berfikir macam-macam.

"Ngapa lu, kaya ribet banget dil? udah belom fotonya? gw pegel nih." Tanyaku padanya.

"Iya..iya, udah kok, eh kita balik ke hotel yuk!" Ujarnya.

"Loh, kan kita belum ke lokasi bangunan yang lain, gimana sih." Balasku.

"Udah deh, aku tiba-tiba ngga enak badan nih." Ucap Fadil sembari memegang perutnya.

Karena memang situasinya sudah tak kondusif, akhirnya kami bertiga memutuskan untuk kembali ke hotel tempat kami menginap,
dan yang bikin aku shock selama dalam perjalanan kondisi Fadil temanku terlihat semakin mengkhawatirkan, wajahnya sangat pucat, bahkan tatapannya begitu kosong, semua pertanyaanku seakan tak didengarnya, dia diam seribu bahasa.

Sampai di hotel aku dan Niko langsung mengangkat Fadil masuk kedalam kamar, tapi entah kenapa aku merasa tubuh Fadil ini menjadi sangat berat, padahal ukuran badan Fadil ini terbilang kurus, bahkan sudah dibantu oleh Niko yang badannya cukup kekarpun kami masih sangat kesulitan mengangkat tubuh Fadil.

"Nik, lo ngerasa badan si Fadil berat banget gak sih?" Tanyaku ke Niko.

"Iya, gila badan gw sampe rontok gini ngangkat dia." Jawab Niko.

Setelah merebahkan badan Fadil di tempat tidur, aku mencoba memberinya minum, tapi lagi-lagi dia hanya diam tak bergeming, bahkan menolehpun tidak.

Kami pun akhirnya memutuskan untuk tidur saja, dan berharap besok pagi semua akan kembali seperti biasa...

PRAANNKK !! 

Tiba-tiba saja terdengar seperti suara kaca pecah yang cukup membuat kami terkejut dan terbangun dari tidur.

"Hah, Suara apaan tuh!?" Teriak Niko saat mendengar suara gaduh tersebut.

"Iya nik, apaan tuh?" Ucapku.

Kami berdua pun turun dari tempat tidur dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi,
aku sempat melihat jam dan saat itu jarum jam menunjukkan pukul 02.00 subuh,
lalu aku melihat Fadil ternyata sudah tak ada ditempat tidurnya !!

"Nik, si Fadil dimana?" tanyaku.

"Ya ngga taulah, masa iya gue umpetin sih." Celotehnya.

"Hadeh lu masih becanda aja...., yaudah kita coba cari di kamar mandi"

Pintu kamar mandi memang tertutup, itu artinya kemungkinan besar Fadil ada didalamnya,
tapi pintu kamar mandi itu terkunci dari dalam, aku coba mengetuk pintunya tetap tak ada jawaban apapun,
akhirnya aku mendatangi meja resepsionis hotel untuk meminta bantuan yang memang jaraknya cukup jauh dari kamar tempat kami menginap.

Tak berselang lama salah seorang petugaspun datang dan mencoba membuka pintu kamar mandi tersebut,
setelah beberapa saat akhirnya pintu kamar mandi bisa dibuka dan memang benar, Fadil ada didalamnya dengan kondisi yang terlihat sangat lemas.

Besoknya kami memutuskan untuk langsung balik ke Bandung,
ketika aku keluar hotel dan mencari taksi, aku kembali bertemu dengan supir taksi yang kemarin mengantar kami ke lokasi wisata Benteng Pendem,
akhirnya kami kembali memakai jasa taksi tersebut untuk mengantarkan ke tempat travel,
berita baiknya kondisi Fadil perlahan sudah berangsur membaik, dia masih merasa lemas, tapi sudah bisa diajak berbicara, hanya saja dia sama sekali tak sadar tentang kejadian yang telah dialaminya sejak pulang dari Benteng Pendem tersebut.

Dalam perjalanan itu, supir taksi kemudian mengatakan kepadaku jika Fadil teman kami ini ditempeli oleh sosok Genderuwo penunggu Benteng Pendem,
sang supir bahkan saat itu sempat melihat sosok tersebut melalui kaca spionnya, tapi dia memastikan jika sosok Genderuwo tersebut sudah tak lagi menempel di tubuh Fadil.

Mendengar ucapan sang supir seperti itu jujur aja kami bertiga sangat terkejut dan merinding, tapi kami cukup lega karena supir taksi tersebut memastikan jika sosok Genderuwo itu sudah pergi, artinya semuanya kini sudah kembali normal, dan tak perlu merisaukan lagi hal tersebut.

Lalu sampailah kami di tempat travel, dan setelah membayar ongkos taksi, kamipun bergegas masuk kedalam mobil travel yang sudah standby untuk membawa kami kembali ke kota Bandung.

Tapi ketika kami sedang duduk di dalam mobil travel dan menunggu keberangkatan, tiba-tiba saja supir itu kembali menghampiri kami, aku membuka jendela mobil dan bertanya.

"Ada apa pak? apa ada barang kami yang tertinggal?" Tanyaku kepada supir taksi tersebut.

"Maaf mas, saya cuma mengingatkan, sepertinya saya salah, sosok Genderuwo tersebut ternyata masih ada diantara kalian, dia hanya berpindah tubuh saja dan dia akan terus mengikuti kalian kemanapun kalian pergi"
dan seketika aku langsung melirik ke arah Niko !! emoticon-Takut




source picture



source picture


Tulisan Dan Ide Cerita Fiksi By : Fellgrey kaskus

Twitter : @ayrei_id
Diubah oleh fellgrey 01-04-2020 08:34
4iinch
infinitesoul
aa115prass
aa115prass dan 24 lainnya memberi reputasi
25
8.4K
87
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.