Datang melalui jendela transfer musim dingin jelas tak mudah untuk beradaptasi di tengah kompetisi sedang berjalan tapi jika anda pemain hebat adaptasi bukanlah persoalan berarti, itulah yang sekiranya dialami dua rekrutan anyar United Bruno dan Ighalo.

Bruno sendiri datang dari Lisbon, Portugal mematahkan semua ucapan publik mengenai lini tengah United yang sela ini dinilai kurang kreatif kini mulai terlihat ritme permainan yang krusial melalui dirinya. Melalui Bruno, United terlihat lebih garang belum kalah dari 11 pertandingan diseluruh ajang menjadi bukti tersendiri ditengah ketatnya Premier League. Debutnya di OT saat melawan Watford dengan hasil akhir cukup indah, Bruno tampil gemilang. Laga yang berkesudahan 3-0 untuk MU pun menjadikan kado manis dari Bruno untuk warga Stretford End. Bruno di plot sebagai Central Midfield benar benar apik dalam menjalankan tugasnya, ia mengorganisir kekuatan lini tengah dengan catatan 90 sentuhan, memenangkan 7 duel, serta membekukan 1 gol penalti dan 1 assist.

Bahkan pujian dari Ole disematkan pada Bruno yang mengatakan bahwa Bruno bermain persis seperti rekan satu tim Ole yang kala itu bermain untuk United, kualitas bisa dikomparasikan dengan Paul Scholes dan mental bisa dibandingkan dengan Juan Veron. Rasanya masih butuh waktu untuk membuktikan lebih jauh bahwa Bruno memang terbaik, namun jika dilihat dari sekarang sepertinya Bruno benar benar sosok yang dibutuhkan pendukung Manchester merah untuk membuat suatu perubahan dalam gaya permainan.

Cerita hampir serupa datang dari rekan satu tim Bruno yang didatangkan pada periode transfer yang sama, ya- ia adalah Odion Ighalo, MU resmi meminjam Ighalo dari tim China Shanghai Shenhua. Ighalo didatangkan di saat² terakhir bursa transfer musim dingin atau bisa disebut sebagai 'Panic Loan' United pertama di kepelatihan Ole. Ighalo bukan pertama kali menginjakkan kaki di tanah Inggris, ia pernah mambela watford dalam 55 laga mencetak 16 gol dengan rincian 12 gol dengan kaki kanan, 3 gol kaki kiri, dan 1 tandukan kepala.

Namun banyak yang mempertanyakan kenapa United memilih Ighalo sebagai target transfer banyak pula yang mengolok olok United "Ighalo adalah bukti bahwa United sekarang menjadi tim medioker". Hal tersebut wajar jika dilihat catatan usia Ighalo tergolong tua (30 tahun) sebuah usia yang matang dan biasanya terdapat penurunan kualitas diusia kepala 3 apalagi ia hanya bermain dilevel Liga China. Namun manajemen United bukan tanpa pertimbangan meminjam Ighalo, ia masih tajam di kotak penalti dan berpengalaman sebagai seorang striker, ia juga dinilai sebagai seorang striker yang cepat nan mematikan untuk lini pertahanan lawan juga rentetan golnya di Shanghai dengan 10 gol dari 17 laga cukup membuktikan ia bukan sembarangan. Datang dengan penuh keraguan dan sekarang mulai terlihat tajinya di lini serang United, ane pasti yakin pertanyaan terbesar untuk seorang Ighalo adalah. Jika ia datang dengan penuh keraguan akankah dirinya bisa membungkam itu semua seperti yang dilakukan Cantona dimasa lalu?