Ini adalah thread bonus dari zaman prasejarah the series (zpts) part 11, Neogen.

Diceritakeun pada tahun 1935, seorang paleontolog spesialis Homo2an bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, sebut aja om Gustav, dibuat penasaran sama suatu obat cina segala macem penyakit.Seperti yang kita tau.. Cina merupakan negara yang dari dulu terkenal dengan  ̶p̶e̶n̶d̶u̶d̶u̶k̶2̶n̶y̶a̶ ̶y̶a̶n̶g̶ ̶a̶p̶a̶ ̶a̶j̶a̶ ̶d̶i̶m̶a̶k̶a̶n̶ obat2an herbalnya. Dari embah buyut sampe orang2 tua terdekat agan, pasti gk asing dah sama ramuan atau jamu yang dibuat oleh orang2 tionghoa ini. Dengan berbagai macam aneka yang setiap jenisnya punya keampuhan khasiat masing2, obat cina emang udah dikenal luas dari zaman embah2nya para karakter dinasti warior.

Obat cina incaran om Gustav nama bekennya 'dragon tooth' aka gigi naga gan. Ciamik banget. Dengan berbekal rasa penasarannya, berkunjunglah belio ke tkp obat tersebut diramu, yang tidak lain dan tidak bukan.. Cina.
Ehm.
Tepatnya itu di daerah Hong Kong. Sesampainya di sana, anggep aja udah masuk ke toko herbalnya, ditemuin lah ni obat gigi naga. Dan ya.. wujudnya ternyata ya emang bener2 sebongkah gigi.



Tapi sayang, rupa tak seciamik nama. Gigi ini bentuknya kotak rata, gk ada tajem2nya. Jadi bukan sebuah taring, gigi ini lebih dikatakan sepotong geraham. Yang kemudian nganterin kita ke sebuah kesimpulan kalo pemilik gigi ini, atau mantan pemilik maksudnya, bukanlah seekor karnivora tulen.
Gk lucu juga kan naga makan rumput..

Dan yang bikin lebih cengang, so calledgigi naga ini bukannya mirip gigi naga (ya emang dari awal gk tau juga sih, gimana gerangan bentuk gigi naga), tapi lebih mirip sama gigi yang nancep di rahang belakang kita.
Tapi2.. para tukang jamu cina nyebut gigi ini gigi naga juga bukan tanpa alasan. Ukurannya bikin geleng2 kepala kalo dibandingin gigi manusia. Gede bin jumbo.



Usut punya usut, dibelilah obat gigi ini sama om Gustav. Tapi ya.. gitulah. Tipikal seorang ilmuwan, bukannya diseduh sesuai resep, gigi segala macam penyakit ini malah diteliti dan pelajari.Yang akhirnya.. berbuahlah penelitian ini dengan sebuah nama baru buat ni gigi..

Gigantopithecus.

Ehm. Bukan giginya juga sih. Tapi pemiliknya.

Yak, pitekus2. Sedikit nostalgia buku IPS SMP sejarah praaksara nih. Petikantropus, Austrolopitekus, Homo erektus. Nama2 yang kemungkinan besar hilang dari ingatan setelah para kreasionis menyerang dengan dakwah2nya..



Lanjut.
Pithecussendiri arti literalnya kera gan. Jadi bukan mantan giginya naga, gigi herbal ini ternyata eh ternyata punyanya kera. Dengan Giganto sebagai prefiksnya, nama hewan ini bisa diartikan sebagai 'kera raksasa'.

Sampe sekarang udah seribu lebih gigi sejenis berhasil ditemu amankan, yang kebanyakan dari mereka juga berakhir nyasar di toko2 herbal Cina. Gk cuma itu, jibunan gigi ini didukung dengan penemuan sebuah potongan fosil rahang bawah. Se-bu-ah.

Udah, itu aja. Jadi dari pertama ditemuin sama om Gustav sampe sekarang, baru itu aja fosil dari kera gigan ini. Gk ada bagian2 tubuh lain dari tengkorak sampe tulang rangka ditemuin fosilnya.
Yah.. meski begitu, setidaknya bukti2 fosil ini udah bisa ngebantu banget buat para paleontolog merekonstruksi bentuk tubuh dan ukuran Gigantopithecus.



Dengan tertua berumur 9 juta tahun yang lalu, ada tiga spesies dari spesimen2 yang ada. Salah satunya bernama Gigantopithecus blacki. 3 meter tingginya dan 500 kilogram bobotnya ngebuat doi meroket naik jadi pemuncak klasemen liga primata terbongsor saat ini secara otomatis. Kalo mau repot2 ngebandingin, ukuran jumbo blacki ini hampir dua kali lipatnya si Titus dan sepupu2 gorilanya.Bisa diliat perbandingan rahang bawah antara keduanya..




Gigantopithecus sendiri bukan gorila gan. Fosil rahang bawah di atas ini nunjukin kalo dia lebih berkerabat dekat sama orangutan kita. Rekonstruksinya pun didasari dari bentuk tubuh orangutan. Jadi meski gambar selfie dan ukuran di atas diberdiriin tegak gitu, jalan Gigantopithecus diyakini bongkok dengan kedua tangan nyangga, kayak orangutan lah.
Btw lupakan kalo Gigantopithecus = Bigfoot. Lupakan pokoknya, lupakan.



Oke. Sekarang muncul sebuah pertanyaan. Orangutan kan hidupnya kebanyakan gelantung2 di pohon, gimana caranya dah kera segede Gigantopithecus gelantungan?

Yak. Emang aneh. Aneh banget. Gk mungkin rasanya si Gigantopithecus ini punya gaya hidup yang sama kayak para maskot Kalimantan. Hidupnya diyakini lebih dominan di permukaan gan, jalan2 di sekitaran hutan. Tepatnya hutan bambu.

Yak lagi. Kemungkinan gedenya, diet Gigantopithecus itu dominan bambu bersama daun2nya. Penelitian mengenai fosil rahang dan giginya nunjukin kemampuan buat ngegigit makanan berstruktur serat keras. Rerumputan pun otomatis juga jadi menu, dengan buah2an sebagai sampingan.

And at last, like any other things, Gigantopitechus pun lama kelamaan juga menemui kepunahannya. Perubahan fluktuatif iklim di Ice Age Kuarter sangatlah kejam, bahkan untuk kera terbesar sejagat.
Dataran es melebar, padang rumput meluas, hutan2 menyempit, Gigantopithecus pun kehilangan tempat untuk mengarung. Jauh sebelum nenek moyang Homo sapiens kita bisa sempat berkenalan, spesies Gigantopithecus menghilang sekitar 100.000 tahun yang lalu.



Yak, berakhirlah sudah perjalanan Gigantopithecus mengukir kisahnya di bumi. Mereka udah berjuang selama hampir 9 juta tahun penuh. Berusaha keras sampe2 makanin tumbuhan berstruktur serat keras kayak bambu. Berupaya kuat sampe2 perlu ngegedein badan sampe jadi terbongsor dari sepupu2nya.

Pelajaran yang sangat baik untuk kita sebagai salah satu buyut jauhnya. Gk cuma dalam hal bertahan hidup. Tapi juga buat mertahanin kerabat terdekatnya, orangutan.

Harusnya gitu sih..

Tapi faktanya perlahan2, kita makin kehilangan maskot kera tercinta kita ini. Diburu, dijual, dibunuh, dihancurin habitatnya. Populasi orangutan di Indonesia makin kritis. Gk lama, mungkin orangutan pun akan berakhir sama dengan Gigantopithecus.

Sekianlah thread bonus ini. Selain nambah info2 yang ane sampein, semoga hikmahnya juga kesampe ke agan2. Jangan lupa komen2 di bawah. Tanya2 pun diperbolehkan sangat. Rate thread ini sesuai penilaian agan, share kalo menurut agan bermanfaat. As always, Huítóu jiàn..