Di zaman yang sudah modern ini negara kita telah memasuki era globalisasi 4.0. Tak bisa dipungkiri bahwa narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat indonesia. Mungkin, bisa dikatakan bahwa setiap hari pasti ada kasus narkoba di Indonesia. Lebih mirisnya lagi, penyebaran narkoba makin gencar menyasar golongan muda atau kaum millenial, yang jelas-jelas merupakan generasi penerus bangsa. Hal ini menjadi menjadi masalah yang serius, jika bibit-bibit unggul yang cerdas dan tangguh tersusupi oleh kejahatan narkoba.


Kalau dirata- rata, usia sasaran narkoba pada saat ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar usia 11 sampai 24 tahun. Itulah rentang umur dimana seorang menikmati masa gemilangnya, seiring dengan perubahan fisik, psikis, dan emosional.

Lantas, apa alasan sebenarnya masih banyak kaum millenial yang terjerumus untuk menggunakan narkoba. Padahal menurut riset, kaum millenial merupakan generasi emas penerus bangsa yang memiliki kesiapan dan kematangan dalam memimpin. Terdapat beberapa alasan mengapa kaum millenial bisa terjerumus untuk menggunakan narkoba, antara lain :
1.Rasa ingin tahu yang tinggi, dengan rentang umur 11 sampai 24 tahun, seorang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang masih asing menurutnya. Begitu juga dengan narkoba, dengan kisaran umur 11 sampai 24 tahun seorang remaja menjadi labil dan rentan terhadap ajakan-ajakan sesat yang dibungkus dengan kata “coba-coba" atau “keren”.
2.Tekanan Sosial, apabila seorang remaja memiliki pergaulan dimana didalam pergaulan tersebut teman-temannya menggunakan narkoba, maka mau ataupun tidak remaja tersebut juga harus menggunakan narkoba agar bisa diterima di lingkungannya.
3.Pelarian Dari Masalah, apabila seorang remaja dalam keadaan sedih dan tertekan karena banyak masalah yang dihadapi. Narkoba akan menjadi pelariannya karena narkoba sangat mudah didapatkan dengan harga yang murah serta efek yang diberikan setelah memakai narkoba (efek bahagia walaupun hanya untuk sesaat).
4.Kurangnya Kasih Sayang Orang Tua, sering kita jumpai bahwa banyak orang tua yang lebih mementingkan pekerjaannya daripada harus menemani anaknya belajar. Hal tersebut dapat memicu seorang anak untuk seenaknya sendiri dalam memilih pergaulan karena kurangnya pengawasan dari orang tua, yang pada akhirnya akan menjerumuskan anak tersebut kedalam jurang kesengsaraan yaitu narkoba.

Mulai saat ini, kita telah tahu dan paham bagaimana narkoba bisa masuk dan merusak seseorang. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita tahu bagaimana cara menghindari narkoba. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan agar kita tidak terjerumus untuk mengonsumsi narkoba, antara lan :
1.Mengetahui bahaya narkoba, sehingga kita tidak tertarik untuk mencobanya.
2.Lebih selektif dalam memilih pergaulan, karena dengan kita bergaul dengan orang-orang yang baik maka kita pasti akan menjadi baik.
3.Memperkuat iman dan ketaqwaan, karena dengan kuatnya iman dan ketaqwaan, kita tidak akan tergoda dan tidak memiliki hawa nafsu untuk menggunakan narkoba.
4.Memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya, kita dapat mengisi waktu luang kita dengan kegiatan yang berdampak positif, seperti ikut kerja bakti, mengikuti organisasi osis, karang taruna dan lainnya.

Lalu untuk para remaja yang telah terjerumus untuk menggunakan narkoba, bagaimana nasibnya? Apakah mereka dijatuhi hukuman pidana? Ataukah mereka akan didenda? Tenang saja, seorang yang telah terjerumus untuk mengonsumsi narkoba bisa saja tidak dijatuhi hukuman pidana. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar pengguna tidak dijatuhi hukuman pidana, antara lain :
1.Penyembuhan, pada saat seorang telah terjerat dang mengonsumsi narkoba dapat dilakukan proses penyembuhan (treatment). Dalam proses ini, pengguna akan dibantu agar bisa mengurangi ketergantungan narkoba secara bertahap.
2.Rehabilitasi, setelah pengguna telah selesai melakukan proses penyembuhan, pengguna akan direhabilitasi. Dalam proses ini terdiri dari dua tahap : 1) Fase stabilisasi, fase dimana pengguna akan dipersiapkan untuk kembali ke masyarakat; 2) Fase sosialisasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba dapat melakukan kegiatan yang bermakna di masyarakat. Dalam tahap ini biasanya pengguna akan diajarkan untuk melakukan kegiatan yang postif dan bermanfaat.

Oleh karena itu, apabila kita mengetahui ada teman, tetangga, ataupun keluarga kita terjerumus untuk menggunakan narkoba kita tidak boleh menghina, membiarkan, atau bahkan menjauhinya. Kita sebagai masyarakat yang baik hendaknya kita menuntun dan mengarahkan para penyalahguna narkoba, agar mereka bisa mengurangi ataupun menghilangkan ketergantungan terhadap narkoba.

Tetapi sampai saat ini masih banyak orang yang tidak tahu, bagaimana ciri-ciri pengguna narkoba. Berikut adalah ciri-ciri pengguna narkoba, antara lain :
A.Dilihat dari segi fisik.
1. Timbul bintik-bintik di sekitar mulut dan sering membasahi bibir akibat dari haus yang berlebihan.
2. Mudah berkeringat walaupun berada disuhu normal.
3. Mata merah disertai pupil yang mengecil ataupun membesar.
4. Sering mimisan, sering muncul terhadap pengguna narkoba yang menghisapnya melalui hidung.
5. Mudah gemetar.

B.Dilihat dari segi psikologis.
1. Menarik diri dari keramaian sosial atau lebih suka menyendiri.
2. Cenderung bersikap tempramen atau emosional.
3. Sering kesulitan dalam mengatur keuangan.
4. Depresi.

Nah, kita telah tahu bagaimana bahaya yang ditimbulkan jika kita sampai terjerumus untuk menggunakan narkoba. Tetapi tenang, kita juga telah tahu bagaimana cara agar kita tidak terjerumus untuk menggunakan narkoba. Oleh karena itu, berani katakan "Tidak" pada narkoba, karena narkoba perusak generasi masa depan bangsa.