- Beranda
- The Lounge
Nyi Rondo Kuning Mencari Dayang
...
TS
abellacitra
Nyi Rondo Kuning Mencari Dayang
Nyi Rondo Kuning
Quote:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Jumpa lagi dengan thread ane Abella Citra. Semoga kita selalu sehat dan dalam lindungan Allah Swt. Aamiin.
###
Sebut saja namanya Randri tak seperti wanita lain seusianya yang mengenyam bangku sekolah. Gadis desa ini disibukkan dengan pekerjaan untuk membantu orang tuanya. Meskipun, hanya menuai padi jika, musim panen tiba.
Keluarga Randri masuk dalam kelas ekonomi menengah ke bawah. Setiap hari harus banting tulang demi sesuap nasi. Namun, tak pernah malu melakukan semuanya. Berharap kedua orang tuanga bisa tercukupi makannya.
Pagi itu ketika teman-teman mulai berangkat sekolah Randri pun berangkat ke sawah ikut tetangga untuk menuai padi.
Begitu setiap hari pekerjaan yang dilakukan Randri sampai suatu hari Ibu menegurnya.
"Nduk, kamu kenapa?" tanya Ibu sambil mengusap rambut dan memperhatikan raut muka Randri yang tak seperti biasanya.
"Kenapa, Bu? Aku tidak apa-apa," jawab Randri sambil memegang pipi dan pelipisnya memastikan kalau baik-baik saja.
"Mukamu pucat, seperti tak berdarah," jawab Ibu masih saja memeriksa muka Randri.
"Ibu, aku baik-baik saja," kata Randri sambil berlalu meninggalkan ibu yang masih bengong. Gadis kalem berkulit kuning langsat ini berlalu mengambil tenggok (anyaman dari bambu) dan caping tak lupa selendang untuk menggendong tenggoknya.
"Nanti kata Pak Anwar panennya di sawah Pahingan kamu gak usah ikut!" Ibu menjelaskan ketika Randri sudah menghampiri beliau di teras depan.
"Memangnya kenapa?" tanya Randri keheranan.
"Ah, gak apa-apa. Ibu khawatir saja," jawab Ibunya. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh ibu dan Randri juga tak begitu tertarik untuk bertanya kembali.
Setelah berpamitan Randri berjalan meninggalkan rumah bersama Mbok Sri wanita seusia dengan Ibunya. Sedangkan Ibu sendiri hari ini sedang sakit, jadi beliau tidak ikut gepyok (menuai padi.)
Sepanjang perjalanan Mbok Sri memperhatikan Randri seakan baru melihatnya.
"Nduk, Randri. Kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Mbok Sri dengan hati-hati. Seakan takut untuk bertanya.
"Aku baik-baik Mbok, ada apa?" tanya Randri merasa keheranan karena sepagi ini sudah dua orang yang bertanya. Pertanyaannya sama dan raut muka yang sama pula.
"G-gak apa-apa," jawab beliau yang berjalan di belakang Randri menyusuri pematang yang lebarnya kurang lebih hanya 30 cm. Sambil sesekali melihat Randri dari balik punggungnya.
"Astaghfirullah, kereta kuda," Mbok Sri terkejut dan hampir terjatuh di pematang. Randri dengan sigap menyahut tangan Mbok Sri sehingga perempuan paruh baya ini tak sampai terjatuh.
"Ada apa Mbok?"
"I-itu di belakangmu ada kereta kuda yang ter-terbang dengan kusirnya." Terbata-bata Mbok Sri menjawab sambil menunjuk ke kereta kuda yang dilihatnya.
Spoiler for :
"Mana, mana Mbok? Ah, Si Mbok di sawah mana bisa kereta berjalan, ada-ada saja," jawab Randri sambil menoleh ke kanan dan ke kiri tak menemukan apapun.
Setelah berhasil menenangkan Mbok Sri, mereka melanjutkan perjalanan.
Di pematang berikutnya Randri dan Mbok Sri berpapasan dengan Mbok Atun dan Kang Aji, mereka satu kelompok dalam menuai padi.
"Nduk Randri, cantik sekali hari ini. Ke sawah kenapa memakai ronce?"(rangkaian bunga melati yang diselipkan di sanggul) tanya Mbok Atun keheranan.
"Loh, ini aku Randri Mbok Atun. Gak memakai apapun, kalian kenapa? Hari ini semua serba aneh."
"Loh, iya tadi Mbok melihatmu memakai ronce. Kenapa sekarang tidak ada?"
"Sudah-sudah, ayuk buruan! Keburu siang nanti ditungguin yang lainnya!" Kang Aji menghentikan perdebatan Randri dan Mbok Atun.
Spoiler for :
Mereka berempat menyusuri pematang yang lumayan jauh juga. Adakalanya sepanjang perjalanan mereka mencium bau wangi bunga melati atau terkadang bau wangi bunga kenanga. Namun, mereka tak menghiraukan karena memang sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu.
Tak seberapa lama mereka sampai juga di sawah yang dituju dan bergabung dengan rombongan. Randri, Mbok Sri, dan Mbok Atun bergabung dengan perempuan lainnya menuai padi. Memotong hingga ke tangkai.
Sawah yang mereka tuju yaitu sawah Pahingan yang berdekatan dengan aliran sungai cukup terjal. Terkesan angker dengan bebatuan besar dan berlumut. Rimbun pohon dan semak membuat sungai itu semakin terlihat wingit.
Ada juga pohon sengon dan beringin juga trembesi yang sangat rimbun menaungi sungai tersebut. Gemericik air yang mengalir terdengar sampai tempat Randri bekerja.
Sedangkan, Kang Aji ikut bergabung dengan para pria lain membawa padi untuk di masukkan ke dalam mesin perontok.
Hal-hal aneh selalu saja terjadi. Mesin perontok padi tak mau beroperasi yang biasanya digunakan tiba-tiba ngadat. Tapi, mereka tak ada firasat sama sekali. Bahkan ada yang merasa sedang diperhatikan. Namun, ketika ditoleh tsk ada apa-apa.
"Ahhh," Randri hampir saja terjatuh ketika ada seekor ular melintas di depannya, saat memotong leher padi.
"Kenapa Nduk?"
"Ada ular, Mbok," jawab Randri sedikit kaget. Basah dahinya oleh keringat di tambah rasa terkejut yang membuat jantungnya hampir copot.
"Sini, dekat Mbok! Jangan jauh-jauh!" perintah Mbok Sri dan Randri bergeser mendekat.
Namun, siapa sangka Randri dalam keseriusan memotong tangkai padi akhirnya makin menjauh dengan Mbok Sri. Begitu juga, Mbok Sri tak begitu memperhatikan Randri.
###
"Tolong .... tolong ...." Terdengar suara dari arah sungai yang membuat Randri berjalan ke arah sumber suara. Ia seperti terhipnotis untuk mencari asal suara.
Dari kejauhan Randri melihat ada wanita seusianya sedang terjebak di pusaran air. Timbul tenggelam minta tolong. Tangannya kadang muncul dipermukaan dan terkadang tak kelihatan.
Tanpa pikir panjang Randri pun melompat terjun ke sungai tersebut.
###
"Ran ... Randriiii ...," Teriak Kang Aji yang melihat sekelebat Randri melompat ke sungai dari kejauhan. Beliaupun berlari menuju ke tempat Randri melompat diikuti oleh banyak orang.
"Di mana Randri?"
"Kang ..., Randri di mana?"
"Yang lain tolong panggilkan orang tuanya juga Ki Tarub (orang pintar), yang lainnya minta bantuan tim SAR. Sebagian lagi ikut mencari di Kedung." (sungai yang cukup dalam)
Seketika sungai dipinggiran desa menjadi ramai, banyak orang berdatangan ingin mencari sosok Randri.
Banyak orang dalam kepanikan hingga sampai sore jasad Randri tak kunjung diketemukan. Orang tua Randri menangis dan tak mau pulang. Masih ikut tim SAR mencari Randri.
Ke esokan harinya masih saja mencari. Namun, jasad Randri seperti raib hilang entah ke mana.
Ki Tarub berkata jika Randri sudah diminta sama penunggu sungai tersebut yaitu Nyi Rondo Kuning untuk menjadi dayangnya. Dicaripun tak akan ketemu.
Ada rasa menyesal di raut muka Ibunya. Sebelum berangkat kemarin sudah memiliki firasat buruk. Randri memakai baju warna kuning karena Ibu berpikir sawahnya masih jauh dengan sungai Rondo Kuning, jadi ibu membiarkannya.
Tapi, apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Sampai hari ke tujuh sepeninggalnya Randri tak kunjung diketemukan. Sudah banyak kyai, orang pintar dimintai pertolongan. Namun, hasilnya nihil.
Tepat di hari ketujuh sepeninggalnya Randri, ia pulang dengan kereta kencana. Berbalut kebaya warna kuning dan roncean bunga melati. Sangat cantik diikuti teman-teman seusianya memakai kebaya yang sama.
Randri meminta izin ke orang tuanya untuk pergi dan tak akan kembali. Ia menjadi dayang Nyi Rondo Kuning untuk selamanya.
###
Tempat ini sampai sekarang masih ada di suatu desa di Kecamatan Maospati, Magetan. Pantangan untuk siapapun yang ke sawah memakai baju atau kaos warna kuning, maka akan hilang tak pernah diketemukan jasadnya.
Konon Nyi Rondo Kuning adalah sepasang suami istri yang baru saja menikah. Suaminya hanyut di sungai tersebut dan Nyi Rondo Kuning setia menunggu suaminya sampai ajal menjemputnya. Beliau selalu mencari dayang atau pengikut untuk menenani dalam penantiannya.
The End.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Ngawi, 20 Maret 2020
Opini pribadi, kisah ini 70 persen nyata 30 persen fiktif.
Diubah oleh abellacitra 22-03-2020 11:32
sulkhan1981 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
4K
Kutip
48
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru