Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Ribuan Orang Kumpul, Polisi Tak Bubarkan 'Ijtima Dunia' karena Alasan Ini


Ribuan Orang Kumpul, Polisi Tak Bubarkan 'Ijtima Dunia' karena Alasan Ini

Makassar - Di tengah kekhawatiran soal wabah Corona, ribuan orang menghadiri acara Ijtima Dunia Zona Asia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polda Sulsel menegaskan tidak memberi izin untuk pelaksanaan kegiatan itu.
"Kami tidak mengeluarkan izin. Tapi kelihatannya mereka memaksakan untuk melanjutkan kegiatannya," kata Kapolda Sulsel Irjen Mas Guntur Laupe kepada detikcom, Selasa (18/3/2020).

Meski demikian, Guntur mengatakan tak akan membubarkan kegiatan itu dengan alasan bahwa efeknya akan sangat besar di masyarakat.

"Bisa saja kami larang dan dorong untuk bubar, tapi lebih besar mudaratnya daripada baiknya. Kenapa? Dia (jemaah) nanti pulang keluar dari sana dia akan ke seluruh masjid di Makassar dan akan dijadikan tempat singgah mereka, karena dianggap rumah Allah. Pasti begitu," terangnya.

"Makanya kemungkinan dilaksanakan. Toh, apa boleh buat, kita tetap mengamankan dia dan mengawasi dia walaupun tidak diberi izin," imbuhnya.

Meski acara tidak akan dibubarkan, Guntur meminta ada perlakuan khusus bagi WNA yang hadir dalam acara itu. Para WNA diminta ditempatkan di tempat khusus dan tidak bercampur dengan WNI.

"Itu terpisah dan semua dicek satu-satu. Untuk sementara tidak ada apa-apa, semua sehat. Tapi kita kan tidak tahu apakah ke depan. Tapi yang jelas SOP sudah kita lakukan bersama pemerintah setempat," ungkapnya.

Kepada masyarakat sekitar lokasi acara, Guntur meminta tidak ikut dalam kegiatan tersebut. "Kita imbau tidak ikuti kegiatan dimaksud," ungkapnya.

Sebelumnya, peserta Ijtima Dunia ini sudah berdatangan ke Gowa. Mereka berasal dari dari dalam dan luar negeri. "Sudah berdatangan dengan jumlah ribuan orang. Ada warga negara asing dari beberapa negara," kata Guntur.

Guntur mengatakan warga negara asing itu adalah bagian dari jemaah tablig yang masuk ke Indonesia, jauh sebelum wabah Corona menyebar. "Mereka sudah ada dan datang di Indonesia sebelum isu Corona," ujarnya.

"Kan jemaah tablig tinggal di masjid di Sulsel sambil menunggu tanggal besok ini," imbuhnya.

Pemerintah Kabupaten Gowa juga sudah meminta Ijtima Dunia 2020 Zona Asia ini ditunda. Hal ini sehubungan tindak pencegahan pandemi virus Corona (COVID-19).

"Berdasarkan arahan Pak Bupati dengan dikeluarkannya surat edaran, maka semua kegiatan di Kabupaten Gowa untuk ditunda, termasuk Ijtima Asia ini," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Gowa Muchlis lewat rilis yang diterima detikcom, Senin (16/3/2020).

Ijtima Ulama Dunia 2020 Zona Asia sedianya bakal digelar di kompleks Darul Ulum, Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), 19 Maret mendatang, yang disebut-sebut melibatkan peserta dari 48 negara. Surat edaran yang dimaksud Muchlis tadi ditujukan ke panitia sebagai rekomendasi sekaligus langkah pencegahan bersama.
sumber

**********
Hmmmm.....
Kalau ada kaskuser yang membenarkan hal ini atas nama agama, jujur aja, kaskuser itu perlu direparasi otaknya.

Sekarang jelas kan, bagaimana sulitnya Indonesia menahan laju penyebaran corona. Bahkan sepertinya kita tengah berlomba-lomba dan mengejar ketertinggalan kita dengan Italia dan Iran.

Mau marah? Percuma.
Untuk urusan hal-hal yang berbau agama seperti ini, jangankan Polisi. TNI saja nampaknya harus berpikir panjang jika diminta untuk ikut campur.

Bukan apa-apa. Terkadang sesuatu yang niatnya baik akan dinilai sebaliknya oleh kubu yang sama, yang suka menjual agama untuk pencitraan dan cari muka. Andai TNI dan Polisi membubarkan acara ini atas perintah negara, maka ada kelompok di Jakarta yang akan langsung menyambar dan menjadikannya sebagai bumbu penyedap narasi kebencian terhadap pemerintah.

Tapi jika pada akhirnya acara ini tetap berjalan, artinya pihak aparat akan dianggap tak punya nyali. Dan sekali kejadian ini sukses, maka akan ada lagi acara-acara sejenis tanpa peduli ada ijin atau tidak.

Dan beberapa orang yang mempunyai label 'orang pintar' dalam bidang agama, nyatanya ucapannya gak digubris. Atau bisa jadi justru sangat digubris jika merujuk pada 2 pernyataan sebelumnya tentang virus corona.

Lantas kepada siapa kita harus marah? Kepada pemerintah? Pemerintah dianggap lemah? Harus bagaimana pemerintah? Harus tegas? Ketegasan seperti apa yang harus dilakukan? Membubarkan paksa? Gak semudah itu Alfonso.

Coba lihat apa kata Kapolda Sulsel. Katanya kalau dilarang justru akan menyebar kemana-mana. Lha siapa yang berani menjamin setelah selesai acara mereka ini gak beleleran kemana-mana macam lalat?

Maka dari itu wahai anda pemuka agama. Jaga lisanmu. Jaga lisanmu andai ilmu yang dimiliki oramg lain tak ada padamu. Jangan memaksakan agar telihat pandai. Kasihan orang-orang yang mendengar dan yang memujamu. Jangan seret mereka ke jurang kematian, sementara dirimu sendiri takut pada kematian.

Adalah benar jika kematian bisa datang kapan saja, bisa datang dimana saja, bisa datang disaat apa saja. Tapi bukan berarti juga seolah menyuruh orang lain untuk mati terlebih dahulu dan menyebar kematian makin banyak.

Manusia diberi otak untuk berpikir. Diberi akal untuk bertindak. Semuanya bukan untuk mati, tapi untuk hidup. Mengapa lantas harus menyia-nyiakan otak dan akal?

Kasihan negeriku Indonesia....
Kasihan tanah airku Indonesia....
Kasihan engkau Indonesia....
Mengapa sejarah perjalananmu jadi seperti ini....

Diubah oleh i.am.legend. 18-03-2020 18:37
knoopy
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 36 lainnya memberi reputasi
33
6.6K
103
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.