agityunitaAvatar border
TS
agityunita
[Kumpulan Cerpen] Jejak yang Tak Pernah Hilang (Cerita Keenam Belas)
Kumpulan Cerpen Sebelumnya


Memburu Waktu




       Bagaimana jika hari ini adalah hari terakhirmu hidup di dunia. Apa yang akan kau lakukan. Apakah kau akan merasa takut?

       Mungkin saja kau akan meninggalkan kehidupan ini dengan tenang. Jika semua hal yang ingin kau lakukan telah terlaksana. Namun bagaimana jika masih ada ingin yang tertinggal. Apa kau akan pergi dengan perasaan lega?

***

     Chia masih termenung memandang potret dirinya dengan Chania saudara kembarnya. Sejak chania pergi untuk selamanya beberapa bulan yang lalu. Ia seperti merasa, Chania belum benar-benar pergi. 

       Setiap malam, saat matahari mulai terbenam. Chia selalu merasakan kehadiran Chania di dekatnya. Dimulai dengan semerbak harum mewangi parfumnya. Lalu benar-benar terasa ada sosok Chania tak jauh dari dirinya. 

***

      Dan perasaan itu. Terus saja berlanjut. Sesekali Chia berani bertanya, “Chania, apa itu kamu?” namun tak ada jawaban. Angin bertiup lembut di telinga Chia. Dia merasa Jadi merinding. Dan bergegas keluar dari kamar.

       Hingga suatu minggu, Chia berniat untuk merapikan kamar Chania. Dia akan menyortir barang milik Chania yang mana yang masih bisa dipakai.

       Setiap sudut kamar Chania diperhatikan. Kamar ini akan dikosongkan. Chia akan menjadikan bekas kamar Chania ini sebagai perpustakaan mini.

        Sampailah Chia membereskan lemari pakaian Chania. Di lemari itu Chia menemukan sebuah kotak kardus. Entah apa isinya. Chia pun penasaran dan mengambil kotak itu. Membawanya ke kamarnya sendiri. 

          Chia langsung membuka kotak kardus itu. Seperti membuka kotak harta karun. Ia mendapati banyak barang-barang pribadi Chania. Salah satunya….

***

        Siang ini, chia bolos kuliah. Ia akan menuju kampus Chania. Meskipun kembar, Chia dan Chania jelas memiliki kepribadian yang berbeda. Chia lebih feminim dibandingkan Chania yang sedikit tomboy. 

           Chania senang otomotif, maka dari itu ia kuliah di fakultas yang berhubungan dengan hobinya itu. Sedangkan Chia, dia lebih memilih masuk di universitas khusus seni. 

           Ini pertama kalinya chia mendatangi kampus kembarannya. Mereka tidak kembar identik. Maka dari itu kehadiran Chia tidak mengejutkan siapa pun. Dia merasa beruntung.

          Apalagi kedatangannya ke kampus Chania ini, memiliki misi yang tak mudah. Namun sebelum itu, dia harus menemukan seseorang yang bernama Chikal. Siapa dia? Sedikit banyaknya Chia sudah mengetahui. Chia membaca buku harian Chania.

           Iya, di kotak kardus itu. Ia menemukan banyak hal yang berhubungan dengan Chikal. Chia jadi berpikir. Apakah perasaannya tentang kehadiran Chania, ada hubungannya dengan sosok Chikal. Karena di akhir-akhir halaman diary Chania. Di sana tertulis jika Chania menyukai Chikal. Namun dia tidak tahu apakah chikal juga masih memiliki perasaan yang sama atau tidak. 

           Dengan berbekal selembar foto sosok Chikal. Chia pun menemukan lelaki itu. Ia sedang duduk sendiri di sudut taman kampus. Dengan penuh keberanian, chia pun melangkah mendekati Chikal.

“Hey, apa benar kamu Chikal!” 

Yang dipanggil namanya langsung menoleh dan mengerutkan dahi. Dia pasti tidak mengenal siapa Chia. 

“Iya, aku chikal, kamu siapa ya?”

“Kenalin, aku Chia, saudara kembar Chania!”

Wajah Chikal tiba-tiba berubah. Ada kesedihan di sana. 

“Chania, dia yang menyuruhmu datang menemuiku?”

Giliran Chia yang mengerutkan dahi. Apakah Chikal tidak tahu kalau Chania sudah meninggal. 

               Chia duduk di dekat Chikal. Ia mencoba menerka apa yang sebenarnya terjadi antara mereka berdua. Tetapi sebagai saudara kembar Chania, Chia merasa, ada yang ingin diketahui oleh Chania dari Chikal. Soal perasaan. Tapi kenapa dari pertanyaan Chikal tadi, meski terdengar sedih namun ada kemarahan di sana. 

“Aku hanya ingin membantunya!” ucap Chia akhirnya. Dia mengurungkan untuk memberitahukan yang sebenarnya. Dia ingin memahami dulu apa yang sebenarnya telah terjadi. 

“Dia perempuan paling aneh yang pernah aku kenal! “

“Aneh, apanya?”

“Ya aneh aja, tapi karena itulah kita jadi dekat!”

“Seberapa dekat kalian berdua?”

Tiba-tiba saja, Chikal tertawa.

“Lebih tepatnya sich, aku yang sering ngikutin dia, dianya sich kayaknya risih.” jelas chikal setelah tawanya reda.

“Kok kamu bisa mikir gitu?”

“Ya, dia selalu cuek sama aku, terakhir kali aku ketemu sama dia, dia belum memberiku jawaban apa-apa! “

“Memang nya kamu bertanya apa sama Chania?”

“Aku melamarnya!”

           Chia terkejut. Kenapa soal seserius ini Chania tidak pernah cerita padanya. Chania hanya selalu bilang, ia dengan penyakitnya merasa tidak pantas menerima cinta yang tulus dari siapapun. Ya ampun, ternyata itu adalah petunjuk tentang Chikal sebenarnya. Hanya saja Chia tidak memahami nya.

***

      Pertemuan pertama chia dengan Chikal tidak berakhir dimana pun. Chia masih memikirkan apa yang sebenarnya ingin Chania lakukan. 

        Malam itu, kedatangan Chania dirasakan lagi oleh chia. Sambil membaca-baca buku harian milik Chania. Chia mencoba berbicara pada Chania, jika dia benar-benar ada di sekitarnya.

“Chan, apa chikal itu orang yang kamu cintai, kalau kamu emang ada di sini, tolong beri aku jawaban, biar aku bisa bantu kamu. Aku ingin kamu pergi dengan tenang!” 

           Seketika angin berhembus lembut. Padahal jendela kamar tertutup rapat. Membuat chia sedikit merinding. Tapi ini Chania, saudara nya sendiri. Dia harus membantu Chania, agar dapat beristirahat dengan tenang untuk selamanya.

“Chikal ternyata belum tahu jika kamu sudah pergi, tapi aku akan memberitahunya nanti, apakah kamu ingin aku memberikan buku harianmu ini padanya?”

Angin lembut pun kembali berembus.

“Aku anggap itu jawaban iya darimu Chan, aku sangat menyayangimu dan aku ingin urusanmu di dunia ini selesai!”

***

        Dan Chia pun mengajak Chikal untuk bertemu lagi. Tapi kali ini tidak di kampus. Chia mengajak Chikal bertemu di cafe. Cafe yang menjadi tempat pertemuan terakhir antara chikal dan Chania.

         Awalnya, Chikal menolak. Tapi Chia memaksanya. 

“Ada apa sih?” pertanyaan pembuka Chikal saat Chia datang di cafe agak terlambat.

“Maaf-maaf, udah nunggu lama ya?”

“Langsung saja, sebenarnya ada apa, aku pikir saudara kembarmu juga akan ikut?!”

          Ah chikal, andai kamu tahu…

“Aku cuma mau ngasihin ini ke kamu!” sambil chia memberikan buku harian milik Chania.

“Ini kan buku harian Chania?”

“Oh, kamu tahu?”

“Kemana-mana dia selalu membawanya, dia bilang, setiap hari itu harus diabadikan. Salah satunya dengan cara menulisnya di buku harian ini. Lalu kenapa diberikan padaku? Ia itu paling tidak suka aku memegangnya!”

“Justru sekarang, dia sangat ingin kamu menyimpannya!”

           Chikal memegang buku itu, mengusapnya perlahan. 

“Dimana dia sebenarnya Chia, aku merindukannya!” pengakuan itu pun akhirnya meluncur juga dari mulut Chikal.

“Aku akan nganterin kamu ke tempatnya. Tapi sebelum itu, kamu baca dulu tiga halaman terakhir buku itu ya!”

Dengan wajah heran, Chikal pun membuka buku harian itu dan langsung menuju ke tiga halaman terakhirnya.

            Cukup lama, dengan khusyuk Chikal membaca tulisan Chania itu. Hingga selesai, Chikal mengangkat kepalanya. Terpancar, ada senang di sana.

“Aku harus bertemu dengan Chania, Chia!”

“Iya, aku anterin kamu, tapi sebelumnya, kamu harus janji sama aku. Setelah itu kamu jangan membenci Chania!”

“Aku selalu mencintainya Chia!”

***

      Dan Chia telah membantu Chania memburu waktu terakhirnya. Sebelum ia benar-benar pergi. Menyampaikan pesan pada orang yang Chania cinta.

        Sekotak kardus berisi kisah Chania dan Chikal akhirnya sudah berada di tangan yang tepat. Hari itu, Chania membawa Chikal menuju rumahnya. Masuk ke kamar Chania. Dan memberitahukan yang sebenarnya.

         Air mata itu jatuh di sana. Seraya memeluk segala kenangan itu. Chikal meyakinkan pada dirinya sendiri jika Chania pun memiliki perasaan yang sama dengan dirinya. 

“Chania, beristirahatlah kau dengan tenang. Aku akan menyimpan baik-baik semua kenangan kita berdua!” sambil Chikal mencium foto Chania. Itu adalah foto dirinya dan Chania. Foto yang diambil selalu dengan cara memaksa. Tetapi di sana selalu ada senyum tulus dari Chania, yang kadang tidak Chikal sadari.


Selesai



Cerita Ketujuh Belas

Cerita Kedelapan Belas

Cerita Kesembilan Belas

Cerita Kedua Puluh

Cerita Kedua Puluh Satu

Cerita Kedua Puluh Dua

Cerita Kedua Puluh Tiga

Cerita Kedua Puluh Empat

Cerita Kedua Puluh Lima

Cerita Kedua Puluh Enam

Cerita Kedua Puluh Tujuh

Cerita Kedua Puluh Delapan

Cerita Kedua Puluh Sembilan

Cerita Ketiga Puluh [Selesai]


@agityunita
Diubah oleh agityunita 15-03-2020 01:05
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
2.3K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.