Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

JustTiwiAvatar border
TS
JustTiwi
Sudah MENIKAH 9th merasa belum dibahagiakan
Mas, Mba..

Saya sudah menikah 9th dan punya 2 anak perempuan, dari saat kami masih pacaran saya bekerja di perusahaan swasta sampai kami menikah dan sampai anak usia 8th dan kebetulan saya memiliki jabatan yg lumayan tinggi diperusahaan dan gaji lumayan untuk lingkungan saya.

Kami pacaran 1.5th, 2 minggu jadian kami langsung tunangan,3bln jarak dekat dan sisanya LDR. Kami baik" Aja dan nyaman jalaninnya, pokoknya dia sweet slalu tau apa yg ku mau, jarang bgd berantem. Akhirnya dia ambil jadwal cuti 1bln untuk pulang kampung,Saya seneng bgd dong karena bakal ketemu setelah sekian lama LDRan,dia cuti 1 bln cuma niat buat pulang, tp baru 1 minggu cuti dia ngajak nikah. Saya bingung karena mendadak, dan dalam hati belum 100% niat menikah, alasan dia ngajak nikah karena dia mau lanjutin kontrak kerjanya yg kurang lebih 1th ,dia pengin sebelum dia pergi statusku bukan pacar lagi tp istri,biar kerjanya lebih tenang dan semangat karena punya istri. Tapi aku masih ngambang antara iya atau nanti, ku ceritakan pada ibuku apa adanya dan Ibuku jawab
"terima aja, nikah aja gpp toh udah sama" Sayang mau nunggu apa lagi coba."
Karena jawaban ibuku akhirnya aku menyetujui untuk menikah tp ku bilang untuk tunda dulu punya anak dan dia menyanggupi. 2 minggu urus" Persiapan nikah, kami nikah dibuat sederhana yg penting sah. Kami pun akhirnya menikah dan 9hr setelah menikah akhirnya dia berangkat kerja lagi dan kami pun LDRan lagi. Ku menjalani rutinitas seperti biasa, sama saat seperti belum menikah. Tapi saya menyadari 1 bln belum haid dari tanggal biasanya. Bulan berikutnya pun saya ngga haid akhirnya saya pergi ke Bidan untuk ngecek dan ternyata AKU HAMIL 7minggu. Pikiran langsung kacau dalam hatiku masa bareng sama suami cuma 1 minggu langsung hamil?
Disitu saya mengkasihani diri sendiri
"Pengantin baru langsung di tinggal LDRan."
" Hamil anak pertama ngga bareng Suami."
Masa hamil saya parah, nyidam apa nyari sendiri, nurutin sendiri, dan saat hamil nasi, dll ngga doyan, yg masuk cuma susu, badan kerasa pengen makan, tp baru masuk langsung dimuntahin. Dan masa" Seperti itu ngga cuma saat hamil muda tapi sampai hamil 9bln dan ku ambil cuti kerja saat hamil 8bln, Suami baru pulang 1 minggu sebelum saya melahirkan, jadi suami ngga liat, ngga ngrasain bagaimana keadaan saya saat itu.
Drama rumah tangga pun mulai saat anak kami lahir. Suami tidak bekerja karena saat pulang untuk mendampingi saya melahirkan suami memutuskan kontrak yg seharusnya masih ada kontrak 3bln. Keuangan mulai tipis, akhirnya tabungan pribadiku saya pakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Suami tidak mengetahui hal itu, saya menjaga perasaan suami dg tidak membahas keuangan karena sesekali saya pernah menyarankan untuk bekerja dalam kota saja tapi suami jawab ketus, sejak saat itu saya selalu berhati" Kalau bahas pekerjaan atau uang ke suami, takut bicara diwaktu yg salah dan takut diketusin suami lagi. Akhirnya tabunganpun habis dan akhirnya suami menyarankan jual cincin nikah saya menyetujui karena dalam pikiran saya saat itu nanti bisa beli lagi kalau ada rejeki, akhirnya masa cuti hamilku habis dan saya mulai rutinitas bekerja seperti biasa. Dan Akhirnya suami bekerja serabutan dengan hasil pas"n dimana gaji ku jauh lebih tinggi daripada gaji suami. Jadi jelas untuk kebutuhan sehari-hari dan beli ini itu banyak pakai uang saya, karena saya ngga pernah pisah ini uangku atau uangmu, ngga itung"n beli ini itu yang penting kebutuhan ketutup. Seperti itu teruuusss jadi ngga ada istilah uang suami itu uang istri, dan uang Istri Itu uang Istri. Akhirnya saya menyadari suami justru mengandalkan gajiku untuk pokok bahkan kadang dia ngga segan minta duit ke saya. Dia kerja serabutan yg kadang kerja, kadang engga dan hasil pastinya pun saya ngga paham karena suami ngga transparan untuk uang dan uangnya sering dipake untuk keperluan dia sendiri. Saya jadi terbiasa apa" Pakai uang sendiri, 95% gajiku habis untuk kebutuhan bersama susu anak, baju anak dll. 5%nya ku pakai buat bli bedak, facialfoam pribadiku, atau sepatu kerja kalau rusak. Lama" Peranku dobel seperti jadi suami sekaligus istri karena saya yg menafkahi dan yg memenuhi kebutuhan rumah, tapi juga jadi istri karena sebelum dan sesudah kerja waktu abis buat beres" Rumah dan urus anak dan layanin suami saya masih penuhi kewajiban saya sebagai istri. Saya sering nangis sendiri karena ingin suami sadar akan kewajibannya, pengen suami memberi hak" Istri dan anak. Sampai akhirnya anak" Sudah mulai sekolah TK suami masih belum menyadari berapa banyak kebutuhan yang harus dibayar atau dibeli.Saya mampu bayar atau beli itu semua, bahkan masih bisa buat jalan" Bareng anak", tapi saya pengen merasakan ini itu suami yg bayar!!!
Pengen ini itu suami yg mikir!!!
Saya pengen dapet hak saya sebagai istri.
Keluarga suami, keluarga saya hanya tau kami baik" Saja, bahagia dan berkecukupan tanpa tau yang mencukupi itu semua adalah saya.
Walau keadaan seperti itu saya ngga pernah omong kasar ke suami, saya masih menghormati dan bersikap halus ke suami. Dan ngga pernah buka aib suami.

Suami pernah beberapa kali KDRT.
Suami pernah berselingkuh.
Suami kebiasaan boong.
Suami ambil uang saya diam"

Tapi saya masih bisa memberi maaf, dan membuka hati dan bersikap biasa.
Karena dalam hati saya masih perpikir positif bahwa suami suatu saat bisa jadi suami yg baik, suatu saat suami bisa berubah, suatu saat suami bisa bahagiain saya.

Tapi akhirnya kelelahanku dan kesabaranku pada ujungnya.
Curhat habis"n sama Allah dalam doaku dengan menangis sejadinya.

Ya Allah apakah aku tidak baik?
Ya Allah saya selalu jujur, tp suami selalu boong?
Saya selalu menjaga tutur kata agar tidak menyinggung suami, tapi kenapa suami marah" Tak segan mengeluarkan kata kotor dan KDRT bahkan didepan anak".

Akhirnya tindakanku nekad,saya resign dari pekerjaanku karena ingin memaksa suami berpikir dan bertindak layaknya suami. Kalau saya kerja terus suami terlalu nyaman untuk mengandalkan gajiku.
Saya pun memberi pilihan pada suami mau kerja atau mau buka usaha sendiri. Suami menyetujui buka usaha sendiri. Saya memberikan modal pada suami untuk buka usaha. Berapapun hasilnya bakal saya syukuri yg penting suami gerak. Tapi baru bentar suami udah bosen boro" Untung, balik modal juga engga. Selama suami bkin usaha untuk kebutuhan saya pakai uang tabungan dari pesangon perusahaan, tabungan udah tipis tp usaha blum jalan.

Ini yg kualami saat ini.
Apa lg yg harus saya lakukan agar suami berubah menjadi baik dan bersikap layaknya suami.

Mohon saran temen"..
Mungkin banyak temen" Yg berpikir saya bodoh karena masih bertahan.
nurulnadlifa
NadarNadz
nona212
nona212 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
2.8K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.