Alhamdulillah ketemu lagi kita. Di thread event ini, saya ingin memperkenalkan salah satu wanita hebat di dunia. Namanya Arundhati Roy,lahir 24 November 1961. Ibunya berasal dari Kerala, beragama Kristen Ortodoks Suriah, sedangkan sang ayah dari Bengal. Beragama Hindu. Arundhati besar dan bersekolah di Aymanam, Kerala. Kemudian dengan segala keterbatasan hidup, ia melanjutkan studinya ke Delhi mengambil jurusan arsitektur.

Mungkin ada yang sudah kenal? Jika belum, yuk, sama-sama mengenal sosok ini sedikit lebih dekat.

Arundhati, seorang novelis dan aktivis India. Pernah memenangkan Booker Prize pada tahun 1997 untuk novel pertamanya The God of Small Things. Novel ini sangat fenomenal. Tercetak 8 juta copy dan sempat menjadi rebutan beberapa penerbit dunia. Gansist pasti penasaran kira-kira novel ini seperti apa dan berisi tentang apa, bukan?

Baik kita ulas sedikit.

Sebuah pendapat mengatakan, novel Arundhati benar-benar istimewa dalam segala aspek. Berhasil memenangkan Booker Prize, novel ini pun mendapat tanggapan beragam. Salah satunya menurut Melani Budianta:

"Yang membuat novel ini disanjung para kritikus adalah strukturnya yang sangat rumit dan apik, gaya bahasa yang liris, sarat simile dan metafor, alusi dan permainan kata yang lincah, penuh humor sekaligus menggigit."

Namun, tak sedikit pula yang mengecam dan menyatakan:

“Buku ini sampah yang tak layak dibaca.”

Nah, loh, sanjungan dan kritikan bahkan kecaman sepertinya selalu berjalan beriringan. So, jika kebetulan kita mengalami hal seperti ini, keep positive thinking, kali, ya!

Masih penasaran dengan novelnya Arundhati? The God of Small Things ini disajikan dengan alur melingkar. Diawali dengan cerita kilas balik 23 tahun setelah kejadian utama berlalu, dengan menggunakan penuturan orang ketiga (POV 3). Bab demi bab berselang-seling antara dua titik waktu yang dipisahkan selama 23 tahun tersebut. Secara bergantian yang dipakai adalah perspektif Rahel dewasa dan Rahel anak-anak. Bagi Gansist para pencinta literasi, barang kali bisa mencoba menulis dengan menggunakan alur seperti ini. Saya telah mencobanya. Masalah hasil tak bisa dibandingkan, yah. Hehehe.

Selanjutnya, karena memenangkan Booker Prize di London pada 14 Oktober 1997, Arundhati mendapat £ 500.000di muka dan hak cipta untuk bukunya yang terjual di 21 negara. Padahal ketika ditawarkan pertama kalinya ke sebuah penerbit India, pihak penerbit hanya memberikan uang muka 5 Rupee. Lagi-lagi saya bisa belajar agar jangan mudah menyerah dan go away from negative thinking! Perjuangan penuh liku itu, bukan dongeng sebelum tidur.

Setelah novel yang ditulisnya selama 5 tahun ini, Arundhati baru menulis fiksi kembali 20 tahun kemudian. Bukan berarti berhenti berkarya, itu karena ia fokus melahirkan tulisan non fiksi. Novel keduanya The Ministry of Utmost Happiness. Novel ini berkisah tentang Musa dan Tilo. Musa, seorang pejuang pembebasan Khasmir yang ingin berdiri sendiri dari Pemerintah India, sedangkan Tilo, orang India tulen. Musa buronan tentara India, dengan tuduhan sebagai teroris.