Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

daffoazharAvatar border
TS
daffoazhar
Pura-Pura Nikah


Part 1

***

"Sial! Ini sendal pake putus lagi!" omel Ayu pada sendal yang tidak berdosa itu. Gadis bertubuh jangkung itu menengok kanan kiri, depan belakang, mengecek apakah orang yang mengejarnya sudah dekat apa tidak. Matanya tiba-tiba terbelalak ketika melihat dua orang laki-laki berkepala pelontos dan bertubuh tegap mendekat ke arahnya.

"Tuh, orang gak cape apa, ngejar gue mulu." Ayu membuang sandal jepitnya ke selokan sebelum kembali berlari. Dia tidak peduli dengan panasnya aspal, yang penting bisa lolos dari dua mahluq keparat itu.

"Non Ayuuuuuu!" seru salah satu yang mengejarnya. Ayu tidak peduli, dia terus berlari, hingga akhirnya dia melihat ada angkot kosong di pinggir jalan, dengan cepat dia sembunyi ke dalam angkot itu.

Ayu merunduk, ngintip sedikit lewat kaca mobil. Terlihat dua pengawalnya itu celingak-celinguk kehilangan dirinya.

"Mana Non Ayu? Gawat! Ayo cari lagi, jangan sampe kehilangan dia," sahut salah satu dari mereka. Dua pria itu kembali berlari, seiring mereka menjauh, Ayu pun menghela napas lega.

"Ah, capeknya." Ayu duduk selonjoran sambil menatap kakinya tanpa sandal. 'Gila, gue ampe kayak gini gara-gara nenek tua itu! Ngapain sih, dia pake mau jodoh-jodohin gue segala. Emangnya gue Siti Nurbaya? Masih mending kalau dia cakep kayak Lee Min Ho, muka model pantat panci mau dijadiin suami gue, hadeuh ... berani-beraninya dia! Andai Papa Mama masih hidup, mungkin nasib gue gak melas-melas banget kayak gini,' batin Ayu.

Angin semilir yang berembus dari salah satu jendela angkot yang terbuka, membuat Ayu mengantuk, ditambah fisik yang kelelahan akibat kejar-kejaran selama dua jam, membuat gadis berambut panjang itu memejamkan mata.

Saat tidurnya akan masuk ke fase otak melepaskan gelombang delta, tiba-tiba Ayu merasa tubuhnya diguncang-guncang seseorang. "Siapa, nih?" Batinnya bertanya.

"Mbak ... Mbak bangun, Mbak! Angkot saya udah mau jalan." Sayup-sayup Ayu mendengar suara.

Perlahan Ayu membuka matanya, lantas ia terperanjat. "Siapa, lo?" tanya Ayu.

"Harusnya gue yang tanya, elo siapa? Ngapain tidur di angkot gue!"

Ayu duduk tegak. "Oh, ini angkot lo."

Supir angkot itu menatap Ayu dengan tatapan aneh karena tidak pakai sandal.

"Apa liat-liat! Baru liat cewek cantik, ya?"

Supir angkot itu mencebik. 'Cantik dari Hingkong!,' batinnya. "Udah lah, sana lo pergi! Gue mau narik lagi."

Ayu beringsut dengan ogah. Namun, sebelum pergi dia bertanya, "Lo punya sandal nganggur, gak? Pinjem dong, entar kapan-kapan gue balikin. Kaki gue kepanasan nih, lagian gue juga gak bawa duit buat beli sendal."

Supir angkot bernama Icang itu menatap Ayu sedikit iba. 'Kasian banget nih, cewek, sampe gak bisa beli sendal-sendal doang.'

"Woi! Lah, malah bengong. Punya kagak?"

"Gak punya," jawab Icang.

"Ya udah pinjem duit aja dong lima puluh ribu entar kapan-kapan gue ganti."

Rasa iba Icang berubah jadi rasa kesal, menurutnya cewek itu udah berani pinjam uang padahal mereka tidak kenal dan baru bertemu pertama kali.

"Mau ganti pake apa? Daun?"

"Ya elah, lo kata gue sundel bolong! Ya pake duit lah. Asal lo tau aja ya, sebenarnya duit gue banyak, bermilyar-milyar kalo lo mau tau! Tapi kan sekarang gue gak bawa apa-apa."

Icang melirik Ayu dengan kasihan, menurutnya gadis itu sudah tidak waras, sampai ngehalu punya duit milyaran segala.

"Asal lo juga tau, gue punya duit trilyunan!" cetus Icang.

"Apaan lo! Ngeledek gue ya!"

Icang terkekeh. "Habisnya kalau halu jangan kebangetan, Non!"

"Halu? Emang gue Barbie KumKum!" elak Ayu tidak terima.

"Ya udah gini aja deh, biar lo dapet uang, gimana kalau lo bantuin ngenekin angkot gue? Kan lumayan tuh, entar elo bisa beli sendal."

"Hm, dapet makan gratis, gak?"

Icang menatap Ayu tidak percaya. Hadeuh dasar lintah darat! "Iya entar gue kasih makan! Yang penting kerja dulu yang benar."

"Siap, Bos! Kuy berangkat."

***

Icang melihat Ayu bekerja dengan keras, penumpangnya hari ini lumayan banyak berkat gadis tomboy itu. Icang berencana memberi dia es campur juga.

Menjelang Isya, angkot Icang menepi di dekat tukang mie ayam dan es campur. Sekarang Ayu sudah punya sandal baru merk Swallow yang nyaman dipakai, menurutnya ini lebih baik daripada deretan sandal mahalnya di rumah.

"Kenapa? Kayaknya seneng banget liatin sendal," cetus Icang. Dia duduk di samping Ayu setelah pesan mie ayam dan es campur.

"Lo tau gak, Cang, ini pertama kalinya gue pake sendal Swallow," kata Ayu dengan senyum tidak lepas dari bibirnya. Icang tertawa mengejek. "Yu, emang lo beneran anak orang kaya gitu? Emang selama ini lo pake sendal merk apa?"

"Jangan tau entar lo pingsan! Dan satu lagi gue bukan anak orang kaya, karena gue udah gak punya orang tua. Gue yatim piatu!"

"Serius? Sori-sori, gue gak tau," cetus pria berambut gondrong itu menyesal.

Hening beberapa menit.

"Cang, boleh gak besok gue jadi kernet lo lagi?"

"Hah? Emang lo kagak punya kegiatan lain apa?"

"Kagak!"

"Besok gue gak narik. Kuliah. Besok giliran Bang Memet. Kalo lo mau nanti gue bilang sama Bang Memet." Ayu terdiam beberapa saat mempertimbangkan. Saat itu dia benar-benar tidak punya pilihan lain, sedangkan besok juga dia butuh makan, kan?

"Oke, deh. Ngomong-ngomong lo kuliah dimana?"

"Kenapa? Penasaran?"

Mie ayam dan es campur mereka datang. Ayu dan Icang langsung menyantap makanannya.

"Enggak, biasa aja," ucap Ayu sambil mengunyah mie ayamnya.

Icang melirik Ayu geli, dia tahu gadis itu penasaran. "Gue kuliah di UI, jurusan Ekonomi, sekarang udah tingkat akhir bentar lagi nyiapin skripsi."

Ayu terlohok. "Keren!"

"Lo sendiri?"

"Gue pengangguran, tiap hari kerjaan gue cuma maen instagram. Kadang kalau lagi boring, motret."

"Tekuni motret aja, siapa tau lo ada bakat di sana," usul Icang.

"Kagak, ah," kata Ayu lalu menyeruput es campur.

"Kenapa?"

"Enggak kenapa-napa. Nenek gue gak mau gue motret."

"Oh, lo tinggal sama nenek lo?"

"Iya, tapi sekarang gue lagi kabur karena mau dijodohin sama anaknya Bos TV."

Uhuk ... uhuk! Icang tiba-tiba tersedak. Kemudian dengan cepat dia menyambar es campurnya dan menyeruput es itu banyak-banyak.

"Pelan-pelan makanya kalo makan!" ucap Ayu sambil memukul-mukul pelan punggung Icang.

Icang menghela napas berat. "Ucapan lo udah bikin gue syok, tauk! Habis ini lo pulang sono, besok kagak usah ngenekin, gue gak mau entar dituduh ngumpetin anak gadis orang, bisa runyam urusan!"

"Astaga, Cang, lo tega bener sama gue. Gue jamin lo enggak bakal dituduh macam-macam, kok. Ayolah tolongin gue."

Icang tercenung. Dia berpikir, kalau dia bisa menolong Ayu, Ayu juga bisa menolongnya.

"Oke, deh, tapi ada satu syarat."

"Apa?"

"Lo harus bantuin gue pura-pura jadi calon istri gue! Gimana, deal?"

"Hah? Serius lo!"

"Serius!"

"T__tapi kenapa gue harus pura jadi calon istri lo?"

"Entar lo juga tau alasannya. Gimana deal gak?"

"Oke deh, deal!"

Ayu melihat Icang tersenyum senang, lalu kembali melahap mie ayamnya.

'Yang bener aja, masa gue harus pura-pura jadi calon istrinya si gondrong ini? Tapi ... apa boleh buat. Sekarang gue lagi kepepet gini.'

***
Diubah oleh daffoazhar 04-02-2020 09:52
nona212
pulaukapok
actandprove
actandprove dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.7K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.