Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

agnarraAvatar border
TS
agnarra
23 Tahun Berjualan Bubur Sumsum
23 Tahun Berjualan Bubur Sumsum

Siang itu, saya sedang benar-benar ingin keluar kantor mencari angin segar, tentunya di jam istirahat. Bosan dengan makanan yang ada di kantin kantor, akhirnya saya memilih untuk jajan di luar di sekitar area kantor. Setelah 8-10 menit berjalan ke arah TK Yasporbi dan ketemu satu jajanan yang menarik untuk dibeli, bubur sum-sum. Setelah selesai memilih jenis bubur sum-sum yang saya ingin beli, akhirnya saya membayar bubur sum-sum tersebut dengan harga Rp. 7.000 saja, harga yang cukup murah dibandingkan dengan porsinya yang cukup besar dan padat. Saya langsung melahap bubur sum-sum tersebut dengan duduk di bangku yang disediakan oleh penjualnya.

23 Tahun Berjualan Bubur Sumsum
Sumber : dokumentasi pribadi

Selesai memakan buburnya, cerita saya siang itu tidak berhenti disitu saja. Saya pun langsung mengajak Ibu penjual bubur sum-sum untuk ngobrol ringan karena saya tertarik dengan cara ibu tersebut menyapa pelanggannya, seperti saudara, ramah dan dengan senyum sumringah ikhlas. Namanya Bu Purwanti, asli Klaten Jawa Tengah, dan ternyata beliau memang sangat ramah dengan orang baru maupun pelanggan yang baru pertama kali ditemuinya, wah perlakuan sama kepada semua orang. Bu Purwanti sudah 23 tahun berjualan Bubur Sum-sum di daerah Yasporbi / Rasamala. Awal-awal berjualan, Bu Pur atau yang biasa disapa dengan Ummi merasa sangat sulit untuk mendapatkan langganan. Ummi pun harus berdamai dengan tantangan utamanya, yaitu berjualan dengan posisi beliau sedang hamil anak keduanya, dan dia pun harus menggendong anak pertamanya yang waktu itu masih balita.


Ummi menyerah? Tidak. Beliau tetap percaya bahwa rezekinya harus dicari. Walau di satu titik, Ummi sempat bercerita bahwa beliau sempat menyerah dan akhirnya berhenti di pinggir suatu jalan. “Ummi waktu itu berhenti di jalan abis seharian berhenti Mas, akhirnya Ummi tanya ke Allah, ya Allah ini buburku belum laku dari pagi dan sekarang sudah sore”, ujarnya sambil berkaca-kaca. Keajaiban pun terjadi, banyak mobil berhenti dan menanyakan “itu bubur sum-sum ya bu?” akhirnya banyak mobil yang berhenti dan membeli dagangan Ummi.

Sejak saat itu, Ummi memutuskan untuk berdiam di satu titik dan memajang dagangannya sehingga bisa menarik pelanggan untuk membeli. Ummi bercerita bahwa dia baru dapat pelanggan tetap itu ketika sudah belasan tahun berjualan. Pesanan untuk jumlah banyak pun mulai berdatangan karena kantor-kantor sekitar tempat Ummi berjualan sering memesan untuk acara kantor ataupun buka bersama saat di bulan Ramadhan.

Lalu apa pelajaran yang didapat dari kisah Ummi Purwanti? “Ummi itu Mas, sama tetangga Ummi sering banget jadi bahan omongan sampai mereka tega tanya ‘kamu ama keluarga kamu bisa makan apa hari ini?’, hancur hati Ummi Mas, tapi Ummi percaya rezeki Ummi sudah ada sendiri dari Gusti Allah”. Dan akhirnya, itulah pelajarannya, kegigihan, mudah bersyukur, dan selalu percaya bahwa hari tidak selamanya malam, akan ada terang setelah pekatnya gelap, hasil pun tidak akan mengkhianati usaha.


anasabila
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.1K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.