derita.kadrunAvatar border
TS
derita.kadrun
Kemenkes: Alat Tes Corona Plus Reagen 1 Miliar Hanya Untuk Pasien yg Dicurigai Sakit
Pemerintah mengantisipasi menghadapi serangan virus corona 2019 nCoV masuk Indonesia. Kementerian Kesehatan menyiapkan reagen atau reaktan untuk mendeteksi virus corona dalam tubuh pasien.

Sebanyak 238 WNI Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, China, dipulangkan ke rumah masing-masing. Para WNI tersebut dipulangkan setelah dinyatakan sehat selama menjalani karantina dua pekan di Natuna.

Kemenkes tidak melakukan pemeriksaan menggunakan alat reagen atau reaktan untuk mendeteksi virus corona dalam tubuh 238 WNI lantaran dinilai dalam kondisi sehat selama masa inkubasi 14 hari. Sehingga, menurut SOP yang ada sesuai WHO tidak perlu dilakukan pemeriksaan virus corona.

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Windra Woworuntu mengatakan, harga reagen corona cukup mahal. Dia mengatakan swab tidak dilakukan karena biaya yang mahal.

Berapa duit yang harus disiapkan kalau lakukan itu, kalau kita screening semua yang tidak ada gejala corona selama masa karantina? Itu Rp1 miliar itu cuman reagen-nya. Saya mau bilang orang enggak diperiksa swab, itu Rp1 miliar kalau periksa reagen-nya saja begitu mahalnya reagen," kata Windra di kantornya, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Reagen diperlukan untuk mendeteksi virus corona dari tubuh pasien. Pemeriksaan dilakukan terhadap skrutum atau swab dari sampel cairan dari bagian hidung atau tenggorokan pasien. Kemudian sampel diekstraksi terlebih dahulu untuk mendapatkan RNA agar dapat direaksikan dengan reagen.

Meski begitu, pemerintah tetap menyediakan reagan yang setiap saat bisa dipakai hanya apabila ada tanda-tanda pasien mengidap Covid-19 seperti sesak nafas, demam dan batuk terus menerus serta gejala lainnya yang umumnya ditimbulkan oleh virus corona.

Meski mahal, pemerintah membeli reagen untuk memeriksa pasien yang diidentifikasi terkena serangan virus corona. Windra mengatakan, pemeriksaan corona juga membutuhkan alat untuk memeriksa swab.

Pemeriksaan akan dilakukan sesuai dengan standar yang serupa dengan Wuhan. Pemeriksaan tahap awal hanya meliputi pemeriksaan fisik, batuk, pilek, dan demam. Bila orang tersebut lolos dalam pemeriksaan tahap awal tersebut, pemeriksaan swab tidak dilakukan.


"Jadi pemeriksaan swab hanya kepada orang yang dicurigai sakit, bukan orang sehat," ujarnya.

Soal Natuna, Kemenkes mengamini ada keluhan dari sebagian WNI. Namun, keluhan itu hanya sebatas gatal-gatal dan kepala pusing. Tidak ada yang demam atau sakit tenggorokan selama masa karantina 14 hari.

"Kita enggak lakukan itu [swab] karena mereka sehat selama masa karantina. SOP enggak harus swab semua," ucapnya.

(Baca: WHO Siapkan Respons Penanganan Virus Corona Senilai Rp 9,22 Triliun)

Selain Balitbangkes, lembaga yang memiliki reagen virus corona adalah Universitas Airlangga. Sebelumnya Rektor Prof Moh Nasih mengatakan kampusnya telah menemukan reagen atau reaktan spesifik yang mampu mengidentifikasi virus corona yang berasal dari Wuhan.

“Reagennya spesifik, bisa digunakan untuk mengidentifikasi virus yang khusus jenis Wuhan lebih akurat," kata Nasih saat konferensi pers, Senin (3/2).

Unair menemukan reagen dengan bekerja sama bersama Universitas Kobe, Jepang dan peneliti dari Jerman. Reagen hasil penelitian akan datang pada Sabtu (8/2) dan akan dibagikan ke RSUD Dr Soetomo Surabaya dan RS Universitas Airlangga (RSUA).

https://www.google.com/amp/s/katadat...ai-rp-1-miliar

SUDAH CLEAR
Diubah oleh derita.kadrun 03-03-2020 12:29
bang.dot
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 7 lainnya memberi reputasi
6
4.2K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.