ZenMan1Avatar border
TS
ZenMan1
Ssst! Kedubes Asing di RI Sudah Siaga Masker Jaga-Jaga Corona


Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dimasukkan daftar sebagai salah satu negara yang dianggap sudah terjangkit virus corona oleh pihak Arab Saudi. Meski pemerintah sampai saat ini belum menyatakan ada kasus positif alias Indonesia masih bebas corona.

Namun, pihak negara asing sudah bersiaga dari kemungkinan terburuk soal risiko mereka selama berada di Indonesia. Salah satunya kedutaan besar yang ada di Jakarta. Kedutaan besar ini salah satu negara yang mengalami wabah corona parah.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno bercerita soal pengalamannya ihwal antisipasi salah satu kedubes asing di Jakarta yang meminta bantuan penyediaan masker di tengah kebutuhan masker yang meningkat di dalam negeri maupun pasar ekspor.

"Ada kedutaan besar dia minta masker, saya bilang kasih deh 10 boks (1 karton isi 40 boks, 1 boks isi 50 pcs)," kata Benny kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/2)

"Mereka minta saya tolong agar dibantu, kita sebagai teman, dikasih lah, mereka sudah siap-siap," tambah Benny.

Benny yang merupakan pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) ini juga sudah menyiapkan masker untuk keperluan perusahaannya. "Perusahaan saya beli 30 boks," katanya.

Benny mengatakan kemampuan produksi industri masker di Indonesia memang sangat terbatas. Produksi yang sudah ada pun sebagian diekspor ke luar terutama ke negara-negara yang terjangkit seperti China.

Namun, di sisi lain, bahan baku masker seperti kain spunbond sebagian besar harus diimpor dari China dan Korsel yang saat ini sedang dilanda wabah serius corona. Sehingga dampaknya distribusi terganggu.

"Bahan baku, kita masih impor dari China dan Korsel. Demand tinggi, jadi produksi sampai Maret sudah habis, stop produksi di sini," kata Benny.

Benny khawatir bila ekspor masker berlangsung, justru di dalam negeri bisa kehabisan masker saat kondisi buruk bisa saja terjadi. Ia mendorong perlu ada pembatasan ekspor masker dan protokol darurat bagi industri dalam keadaan genting.

"Saya usulkan DMO (Domestic Market Obligation) untuk masker, saya sudah usul ke perindustrian, panggil saja industri pembuat masker. Takutnya kejadian wabah," kata Benny.

Ia mengatakan produsen masker di banyak negara juga sedang kebanjiran pesanan. Sehingga harga melonjak tinggi. "Teman saya di Hong Kong cari masker setengah mati. Di India ada teman ekspor ke Hong Kong tadinya harga 1 dolar jadi 10 dolar jadi 10 kali lipat, per buah," katanya.

Ketua Indonesian Nonwoven Association (INWA) Billy Hidjaja yang juga owner PT Hadtex yang memproduksi masker, mengakui permintaan masker dari negara lain terus meningkat, termasuk dari China. China juga sebagai pemasok 60% bahan baku kain spunbond untuk masker ke Indonesia.

"Negara-negara sekitar pun meminta dalam jumlah besar," kata Billy.

sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...ga-jaga-corona
soljin7
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 4 lainnya memberi reputasi
1
1.5K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.