Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

benny1010Avatar border
TS
benny1010
Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia
    Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia
foto : Witjak Widi Cahya

Pertunjukan Opera Gendari karya Tony Prabowo, salah seorang komponis kontemporer ternama Indonesia digelar di penghujung tahun, 14-15 Desember 2019 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta. 

Setelah menonton maha karya Opera Gendari ini, terasa banyak hal yang berkecamuk dalam fikiran saya. Ingin rasanya langsung menuliskan apa yang ada dalam fikiran saya saat itu, tapi kehebatan karya ini sulit bagi saya untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan, karena kamampuan menulis saya yang sangat terbatas.

Setelah sekian waktu berlalu, karya Opera Gendari masih ada dalam fikiran saya.  Karena sepanjang tahun  2019, ini merupakan karya yang paling saya suka diantara karya-karya pertunjukan hebat lainnya. Jadi daripada membuat saya selalu gelisah oleh bayang-bayang karya ini, saya akhirnya merangkai rasa takjub saya tersebut walau sangat terbata-bata.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Auditorium gedung pertunjukan Graha Bhakti Budaya yang hampir terisi penuh oleh penonton,  senyap seketika sewaktu cahaya lampu mulai menyala pada dua titik fokus level yang berbeda, tinggi dan rendah. Sebelas sisi anak tangga yang terlihat samar dirancang khusus  untuk menuju areal tempat duduk aktor kenamaan Indonesia Christine Hakim, yang berperan sebagai Narator dalam karya Opera Gendari 3 ini.

Adegan pembuka yang diawali oleh dua fokus lampu tersebut, berhasil menyedot perhatian penonton untuk bersiap mengembara dalam berbagai sketsa imaji pada karya ini.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Withak Widi Cahya

Sementara Bernadetta Astari berperan sebagai soprano, penyanyi sopran kelahiran Jakarta 1988, yang kini bermukim di Belanda dan telah menyelesaikan studi magisternya dengan gelar kehormatan dalam seni vokal klasik di Utrecht Conservatory of Music pada tahun 2012, duduk bersimpuh di lantai sambil tertunduk dalam titik lingkaran lampu mengarah pada posisi  Narator. Adegan yang dibuat senyap dalam waktu sekian detik itu, seakan mencipta garis imajiner diagonal senyawa dalam pergolakan bathin yang sangat serius antara dua tokoh tersebut.

Selang beberapa saat kemudian,  suara Narator Christine Hakim, memecah ruang dengan nada datar berkarakter kuat, memulai cerita perihal pergolakan bathin Dewi Gendari yang memutuskan menutup matanya dengan sehelai kain hitam, sebagai bentuk empati pada sang suami, Destarastra yang terlahir buta dan gagal menjadi raja. 

Pada Karya Opera Gendari 3 ini, sosok Gendari tidak hanya seperti yang diceritakan dalam epik Mahabharata, namun melihatnya secara kritis sebagai perwujudan dari naluri manusiawi, terutama naluri-naluri keperempuanan.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Christine Hakim duduk di areal persegi empat yang dibuat  khusus pada ketinggian lebih kurang 2.5m dari lantai menyerupai pelataran rumah panggung. Sepanjang karya berlangsung ia melafaskan kalimat demi kalimat yang berdurasi panjang dan pendek sambil menyusuri sisi-sisi puluhan meter kain panjang berwarna putih, dengan tatapan mata lurus nyaris tanpa berkedip. 

Posisi dan aktivitas itu begitu menyiratkan sosok seorang perempuan tegar, sabar menghadapi gelombang pasang surut kehidupan.  Penuh kepasrahan, akan tetapi kuat dalam prinsip sebagai seorang perempuan bahkan sosok  seorang istri yang sangat tegar dalam lingkaran kesetiaan terhadap suami, seperti karakter yang ada dalam puisi panjang Penyair Goenawan Mohamad yang dimainkan dalam karya Opera Gendari 3 ini.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Kain putih itu terlihat bertumpuk di sisi kanan kiri kakinya, seakan tidak pernah habis ia susuri setiap sisi-sisinya dengan sangat berhati-hati penuh kesabaran. Aktivitas itu sakan menyiratkan jalan hidup yang terus dan terus ia jalani seperti tidak pernah ada titik untuk bisa berhenti.


Sementara peristiwa demi peristiwa penuh imaji berlangsung di tengah panggung. Akan tetapi ekspresi dan aktivitas menyusuri sisi-sisi kain panjang putih itu, terus dilakukan oleh Christine Hakim dengan sangat serius sepanjang karya berlangsung .

Lebih kurang satu jam pertunjukan dengan intensitas tinggi, saling sahut bersahut antara narasi serta adegan lain, Christine Hakim berhasil memerankan peran itu dengan sangat luar biasa.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Kesiapan fisik agar dapat mengontrol emosi dalam melafaskan dialog yang ia bawakan, tentu membutuhkan perjuangan yang melelahkan. Akan tetapi Christine Hakim seperti tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan dari raut muka dan tubuhnya yang selalu duduk dengan posisi punggung tegak lurus. Menakjubkan. 


Kepiawaiannya dalam memerankan karakter apapun, rasanya belum tergantikan. Disamping itu pula, kehadiran sosok Christine Hakim pada karya ini, seakan menebar daya magis yang kuat akan sosok Gendari yang sedang berada diambang keputus asaan. Hal itu dapat kita rasakan dan seakan melihat langsung detik-detik terakhir dari pergulatan hidup sosok Dewi Gendari yang begitu tragis.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Ketika peertunjukan karya berjalan hanya baru hitungan menit saja, berbagai imaji bermunculan di sela-sela transisi yang lahir begitu terkendali, mencipta ekspresi dalam setiap langkah demi langkah, dari pergerakan yang dilakukan baik oleh musik, cahaya, penari dan lain-lain.

Tony Prabowo dengan pengalaman musik kontemporer yang ia miliki, seakan menuntut ketelitian pada setiap sisi. Ia seperti tidak mau kehilangan momentum dari setiap elemen musik yang ia ciptakan.

Ekspresi yang berbeda dalam menuangkan segala bentuk, akan tetapi sangat terkontrol dalam kendali dinamika yang sangat rumit  dari lompatan setiap frase, untuk mencapai titik yang sama  dalam makna bentuk atau peristiwa ruang estetika karya.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Saya tidak berani mengomentari musik yang ada pada karya ini, akan tetapi sangat menikmati, dan larut dalam pertanyaan yang tidak pernah berhenti untuk selalu bertanya “apa lagi setelah ini”, setiap musik yang dilahirkan dari satu peristiwa ke peristiwa yang lainnya. Menurut saya penuh lompatan-lompatan emosi yang bergejolak, sangat detil.

Saya baru menyadari  karya ini berakhir ketika Bernadetta Astari tergolek di antara semua penari  di tengah panggung, sambil melafaskan kalimat “Aku tak ingin kau menangis, Ibu. Ketika kau lahir, kau biarkan para dewa mengambil mataku dari ceruknya”.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Gedung pertunjukan Graha Bhakti Budaya yang memiliki berbagai keterbatasan terutama dalam sisi ruang pertunjukannya, seperti tidak menyurutkan tekad Jay Subiyakto sebagai penata artistik untuk bergumul dengan semua keterbatasan ruang itu.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Jay Subiyakto seperti tidak kehilangan ide. Ia bahkan tidak terlalu kesulitan untuk merobah ruang pertunjukan Graha Bhakti Budaya menjadi ruang imajiner yang spektakuler.

Kehadiran multi media oleh Taba Sancabachtiar dan tataan cahaya Joonas Tikkanen asal Finlandia, semakin memperkuat setiap adegan-adegan yang dimunculkan. Semua lagi-lagi terjalin rapi, seakan hitungan detik menjadi catatan mereka tanpa mau kehilangan sedikitpun.

Rasanya tidak terlalu berlebihan bila kita sebut karya Opera Gendari 3 ini, benar-benar dimotori oleh orang-orang hebat, yang patut ditonton oleh masyarakat seni pertunjukan kita di Indonesia.

Melati Suryodarmo sebagai sutradara/koreografer tentu sangat berperan penting dalam karya Opera Gendari 3 ini.  Ia merupakan seniman visual asal Solo kelahiran 1969, yang tinggal dan bekerja di Jerman sejak 1994. Lulus dari Univ. Pajajaran bidang Ilmu Sosial Politik dan melanjutkan studi di Hochschule fur Bildende Kunste Braunschweig Jerman. Ia  berguru pada Marina Abramovic dan menyelesaikan pendidikan master dengan fokus pada performance art dan Raum Konsept. Sejak tahun 1996 karya-karya hasil ciptaannya telah tampil di berbagai pameran dan festival Internasional.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Berbekal pengalaman tersebut rasanya perpaduan dua karakter yang kuat antara Melati Suryodarmo sebagai sutradara/koreografer dengan Komponis Tony Prabowo, seakan berhasil berjalan beriringan melumat puisi panjang Goenawan Mohamad, menjadi karya yang mengajak kita untuk merenung dan mengembara dalam ruang imajinasi yang dalam, akan sosok seorang perempuan tangguh Dewi Gendari.

Karya Opera Gendari 3 membuktikan kerja profesional dalam setiap elemen pendukung karya begitu sangat penting. Sepanjang pertunjukan dapat kita lihat ketelitian dan detil setiap elemen  betul-betul terjaga dengan sangat baik, membuat karya ini terlihat sangat apik.

Kehadiran koreografi yang walau diwakili oleh beberapa orang penari saja, akan tetapi dapat menyatu ke dalam intensitas karya secara keseluruhan. Semua bentuk ekspresi yang dimunculkan seakan berada dalam kontrol sutradara/koreografer Dewi Suryodarmo dan  komponis Tony Prabowo.

Opera Gendari 3 Karya Tony Prabowo Komponis Ternama Indonesia

foto : Witjak Widi Cahya

Hal tersebut mengingatkan saya akan karya King Lear sutradara Ong Keng Sen asal Singapore beberapa tahun yang lalu. Dimana saya juga terlibat dalam karya tersebut sebagai seorang penari. Saya sangat merasakan proses kerja profesional di setiap lini baik pendukung artistik maupun non artistik bersatu padu dalam team work, yang  betul-betul menjadi kunci dalam melahirkan semua bentuk ekspresi yang tepat dan kesuksesan karya, seperti Opera Gendari 3 ini.

Opera Gendari 3, seperti menorehkan sejarah baru di pentas seni pertunjukan Indonesia di penghujung tahun 2019, sebagai karya opera yang sangat berkelas. Semoga pendapat saya ini juga sama dengan semua penonton yang hadir saat itu. Terima kasih.

 

Sumber : Pertunjukan Opera Gendari 3, Tony Prabowo

 
Diubah oleh benny1010 03-03-2020 13:00
anasabila
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.