Assalamualaikum GanSist, jumpa lagi dengan thread ane AjiQueen. Semoga kita selalu berada di dalam lindunganNya.
Sekolah merupakan ladang ilmu ke-tiga setelah keluarga dan lingkungan. Semua anak di negara Indonesia merupakan sebuah kewajiban. Di Indonesia sendiri, pendidikan wajib di kerjakan oleh anak-anak Indonesia selama 12 tahun. Enam tahun berada di SD/MI, tiga tahun berada di SMP/MTS serta tiga tahun lagi berada di SMA/SMK/MA. Baik itu bersekolah di sekolah negeri maupun swasta.
Sekolah zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Sekolah di zaman dahulu sangatlah sulit, dan hanya beberapa orang tertentu dan di beberapa kalangan saja yang mampu menuntut ilmu. Namun berbeda lagi dengan sekarang, sekarang semua orang bisa bersekolah tanpa memandang
Feses merupakan sebuah kotoran yang berasal dari tubuh manusia sebagai hasil akhir dalam sebuah pencernaan. Feses keluar dari anus. Ada yang mengeluarkan feses secara berlebihan ( diare ), ada yang sulit untuk mengeluarkan feses ( sembelit ), ada juga yang normal ketika membuang feses.
Bau yang sangat menyengat menyebabkan banyak orang tidak menyukai feses. Bahkan, tak sedikit pula orang yang merasa jijik ketika melihat feses di depan matanya. Padahal, jika kita tidak bisa mengeluarkan feses, kita juga yang akan mendapatkan sebuah musibah.
Hukuman merupakan suatu akibat jika seseorang telah melakukan suatu kesalahan. Seorang siswa/i juga sering kali mendapatkan suatu hukuman lantaran telah melakukan kesalahan atau telah melanggar peraturan sekolah. Baik itu hukuman di berikan oleh guru, para OSIS, ataupun pembina di sekolah.
Namun apa jadinya jika hukuman itu di suruh makan feses? Apakah GanSist juga akan tetap memakannya?
Akhir-akhir ini, warganet sempat di hebohkan oleh sebuah berita yang sangatlah tidak bermoral. Kenapa? Karena puluhan siswa harus memakan feses kering sebagai hukuman dari sang pembina di sekolah asramanya.
Kebayang ngga sih bagaimana rasanya feses jika di makan? Selain menjijikkan, feses apabila di makan juga bisa berakibat fatal dalam kesehatan tubuh. Jangankan di makan, feses manusia apabila bersentuhan bisa mengakibatkan beberapa penyakit kulit loh. Bahaya bukan?
Ingin tau bagaimana kronologi ceritanya? Yuk simak di bawah ini...
Quote:
MAUMERE, KOMPAS.com - Sebanyak 77 dari 89 siswa kelas VII Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur ( NTT), disiksa oleh dua orang pendamping siswa.
Sebanyak 77 siswa tersebut dipaksa makan feses atau kotoran manusia oleh dua pendamping pada Rabu (19/2/2020) lalu.
Salah seorang siswa yang menjadi korban menceritakan, setelah makan siang, ia bersama teman-teman kembali ke asrama karena mau istirahat.
Tiba di asrama, salah satu pendamping menemukan kotoran manusia dalam kantong di sebuah lemari kosong.
Setelah itu, pendamping memanggil semua siswa dan menanyakan siapa yang menyimpan kotoran itu.
Karena tidak ada yang mengaku, pendamping tersebut langsung menyendok kotoran itu lalu disuap ke dalam mulut para siswa.
Mereka pun terpaksa menerima perlakuan itu tanpa perlawanan.
"Kami terima dan pasrah. Jijik sekali, tetapi kami tidak bisa melawan," ujar siswa kelas VII yang tak ingin namanya disebut kepada Kompas.com, Selasa (25/2/2020).
Para siswa tidak melaporkan perlakuan kejam sang pendamping kepada orangtua karena takut akan disiksa nantinya.
Menurut dia, setelah para murid disiksa, kedua pendamping menyuruh mereka agar tidak menceritakan persoalan itu keluar.
Namun, setelah kejadian itu, ada satu orang temannya yang lari ke rumah untuk memberitahukan hal itu kepada orangtua.
Kasus itu pun terbongkar pada Jumat (21/2/2020), ketika ada orangtua siswa yang menyampaikan hal tersebut di dalam grup WhatsApp humas sekolah.
Martinus, salah satu orangtua murid, merasa sangat kecewa terhadap perlakuan pendamping asrama yang menyiksa anak-anak dengan memaksa makan kotoran manusia.
"Menurut saya, pihak sekolah beri tindakan tegas bagi para pelaku. Yang salah ditindak tegas. Bila perlu, dipecat saja," ujar Martinus.
"Saya juga memutuskan untuk pindahkan anak dari sekolah ini. Biar pindah dan mulai dari awal di sekolah lain saja," kata dia.
Martinus mengatakan, secara psikologis, anak-anak yang mendapat perlakuan kotor dari pendamping pasti terganggu jika terus bertahan di sekolah itu.
Sementara itu, pihak Seminari Bunda Segala Bangsa menggelar rapat dengan orangtua siswa.
Klarifikasi pihak sekolah
Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur ( NTT), mengklarifikasi kabar 77 dari 89 siswa kelas VII yang dipaksa memakan kotoran manusia oleh dua pendamping mereka.
Pimpinan Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Romo Deodatus Du'u mengatakan insiden iu terjadi pada Rabu (19/2/2020) sekitar pukul 14.30 WITA.
"Terminologi 'makan' yang dipakai oleh beberapa media saat memberitakan peristiwa ini agaknya kurang tepat sebab yang sebenarnya terjadi adalah seorang kakak kelas menyentuhkan sendok yang ada feses pada bibir atau lidah siswa kelas VII," kata Deodatus dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (25/2/2020).
Deodatus juga membantah aksi itu dilakukan oleh pembina atau pendamping. Kejadian itu, kata dia, dilakukan dua siswa kelas XII yang bertugas menjaga kebersihan area asrama siswa kelas VII.
Deodatus menceritakan, insiden itu bermula ketika salah seorang siswa kelas VII membuang kotorannya sendiri di kantong plastik yang disembunyikan dalam lemari kosong di kamar tidur.
Setelah makan siang, dua kakak kelas yang ditugaskan menjaga kebersihan kamar tidur kelas VII menemukan plastik berisi kotoran manusia itu.
Dua kakak kelas itu mengumpulkan siswa kelas VII dan menanyakan asal muasal kotoran tersebut. Tapi, tak ada siswa kelas VII yang mengaku.
Dua kakak kelas itu berkali-kali meminta siswa kelas VII untuk memberi tahu asal dari kotoran tersebut. Tetap tak ada yang mengaku.
Karena kesal, seorang kakak kelas mengambil kotoran dengan sendok makan dan menyentuhkannya ke bibir dan lidah siswa kelas VII. Perlakuan yang didapat setiap siswa kelas VII berbeda.
Setelah itu, dua siswa kelas XII itu meminta para juniornya merahasiakan insiden tersebut dari pembina dan orangtua.
Deodatus mengatakan, pihak Seminari telah meminta maaf di hadapan orangtua terkait masalah ini. Dua kakak kelas itu pun dikeluarkan dari Seminari Bunda Segala Bangsa.
Seminari juga mendampingi para siswa kelas VII untuk pemulihan mental dan menghindari trauma.
Nah GanSist, udah tau kan gimana kronologis kejadiannya? Lalu bagaimana dengan tanggapan GanSist semua? Kalau Agan Ts sih jujur sangat tidak suka dengan perbuatan yang seperti itu...
Mungkin cukup sekian thread yang bisa Agan Ts buat kali ini. Semoga hal ini tidak terjadi lagi. Sampai jumpa di thread ane yang lain. Wassalamualaikum
sumber