Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

adivaazzahraAvatar border
TS
adivaazzahra
My Diary
My Diary
Sumber

Assalamu'alaikum sobat kaskuser. Kembali bareng Adiva di sini. Dalam thread kali ini, Adiva mau mencoba mengisi forum Stories from The Heart. Semoga sobat kaskuser suka dengan karya saya ya😇


My Diary

Part 1

***

Menjadi mahasiswa(i) adalah impian sebagian besar orang. Mengapa? Sebab di bangku kuliah akan ada banyak kisah-kisah menarik yang menanti kita. Juga tentang kisah pembuktian seorang anak kepada orang tuanya bahwa mereka bisa dan terkadang ada orang di sekitar lingkungan tempat tinggal yang seakan meremehkan kita. Sebab itulah sehingga jiwa-jiwa muda dalam diri terkadang beronta dan ingin melawan. Jalannya hanya satu, cukup dengan dibuktikan.

***

Nah, kenalin nih. Namanya Azzahra, dia adalah mahasiswa unik yang pernah kutemui di kampus. Mengapa unik? Iyalah, soalnya dia bertahan mencintai orang yang tidak tulus dengan dia padahal ada orang lain yang sedang menanti balasan perasaan darinya. Tapi bukan salah dia juga sih, secara dia tidak tahu bahwa ada seseorang yang sedang memendam perasaan kepadanya.

Dia berasal dari kota di seberang pulau sana. Kami telah bersama selama dua tahun belakangan. Orang yang menyukainya juga teman sekelas kami sendiri. Wah, seru ‘kan? Aku saja yang hanya sahabatnya di kelas terkadang dibuat tersenyum karena hal itu.

“Woi, masih mau bertahan sama dia? Apasih yang buat kamu bisa sampai segitunya buat bertahan sama dia?” tanyaku suatu ketika.

“Ya, karena aku ingin menemaninya berjuang dari nol,” jawabnya simpel.

“Yakin gak mau buka hati buat yang lain? Banyak laki-laki di luar sana yang suka sama kamu.”

“Ya, yakin gak yakin sih. Tapi ... aku kasih kesempatan dulu buat dia ngebuktiin apa yang dia ucapin ke aku.”

“Yaudah iya, terserah. Asal kamu tahu saja, berjuang sendirian itu melelahkan dan menyakitkan.”

Di kelasku, ada seorang laki-laki namanya Adrian, dia sudah menyukai Zahra sejak zaman masih MABA. Sedangkan sekarang kami sudah semester 5. Sudah lama bukan, dia memendam perasaannya? Aku salut sama si Adrian ini.

***

Aku teringat pada perkenalan awal kami saat masih MABA. Saat Zahra duduk di bangku-bangku pojokan kelas, si Adrian tiba-tiba datang dan duduk di dekatnya. Dia langsung berdiri dong ya karena merasa aneh duduk berdekatan dengan laki-laki asing. Padahal teman sekelas doang. Adrian pun langsung berkata seperti ini waktu itu,

“Wah, pengen kujadikan istri deh.”

“Yakin, bisa? Jangan ketinggian mengkhayalnya, Bro,” timpal Ridho sahabatnya.

“Iyalah. Lihat saja nanti,” jawabnya sangat yakin.

Aku tak tahu, apakah Zahra mendengar percakapan dua sejoli itu atau tidak. Tapi yang pasti bahwa aku mendengarnya dan tersenyum dibuatnya. Sekarang aku baru tahu bahwa saat itu, Adrian sengaja mencari perhatian kepada Zahra tetapi dia dicuekin.

Kasihan banget ya nasibnya. Tapi aku salut deh sama perjuangan Andra. Secara dia bisa memendam rasa sampai selama itu untuk satu orang wanita seperti Zahra ini yang punya tipe sangat cuek sama seseorang kalau di hatinya sudah ada nama yang bertahta.

***

Aku juga masih teringat dengan kejadian di mana dosen bahasa Inggris membagi mahasiswa menjadi 10 tim. Saat itu kami ditugaskan untuk membuat video wawancara dengan bule, kalian tahu bule ‘kan? Yah, orang asing.

Itu adalah tugas final alias tugas akhir semester. Nah, Adrian ketemu deh sama aku sama Zahra dalam satu tim. Kelihatannya dia tuh bahagia banget bisa satu tim sama wanita yang dipuja. Eaak, lebay dikit tak apalah.

“Ra, kita satu kelompok ‘kan ya. Nanti kirimkan saja teksnya yang harus dihapal apa, lewat Whatsapp."

“Oke, nanti dikirim kalau sudah jadi.”

“Tahu nomor Whatsapp-ku ‘kan?”

“Hehe, enggak tahu.”

“Nanti aku chat duluan.”

“Iya, oke.” Aku dan Zahra kemudian berlalu meninggalkan Adrian and the geng.

***

Di Pantai Losari

Ah, iya aku lupa. Tempat kami membuat video itu di sini. Di Pantai Losari, salah satu pantai yang ada di kota Makassar.

Sore itu, kami menghabiskan waktu bertiga untuk berjalan-jalan di sana sambil menikmati pemandangan dan tentunya mencari orang asing yang siap untuk diwawancarai. Sayangnya, hingga senja menampakkan diri, tak satu pun orang asing kami temui.

“Udah, ah. Pulang saja, berkumpul dengan yang lain di sana. Udah capek ini,” keluh Zahra.

“Iya, duluan saja ke sana. Nanti aku menyusul deh,” jawab Adrian. Kemudian Zahra menarik tanganku dan segera berlalu dari hadapan Adrian.

Sesampainya di tempat teman-teman berkumpul. Kami berdua memilih duduk di bangku-bangku yang tersedia. Teman-teman yang lain ada yang berdiri dan berpose di depan kamera.

Beberapa saat kemudian, ada teman yang membuka bungkus makanan dan membagikannya dengan teman-teman. Nah, pas giliran si Andra, dia tidak mau mengambil dan memberinya ke orang lain sebelum Zahra mengambilnya tapi sayangnya tawaran itu ditolak oleh Zahra. Akhirnya dia ditertawakan sama teman-teman yang lain.

“Zahra, nih ambil dulu. Pasti laper ‘kan?” tawar Adrian kepadanya sambil berjongkok ala-ala gitu. Tingkahnya itu membuat Zahra malu jadi pusat perhatian.

“Nggak, aku tidak lapar. Makan saja, kasih yang lain juga,” jawabnya sambil asik bermain ponsel. Ah, dasar si Zahra, kasian anak orang digituin.

“Baiklah, Tuan Putri,” katanya sambil tersenyum.

“Andai aku jadi Zahra, udah kuterima saja makanannya tadi. Kasian anak orang, malu gitu,” gumamku dalam hati.

“Udah sana, jangan bikin salting anak orang deh.” Akhirnya aku menegurnya.

Teman-teman yang lain pun sudah kembali asik berpose, berebut makanan yang tadi dan ada juga yang bercerita kepada ibu dosen bahwa belum menemukan orang asing yang bersedia diwawancarai kemudian meminta izin dan waktu untuk bisa kembali ke tempat tadi untuk mewawancarai turis.

Setelah mendapat persetujuan, ada yang memilih pulang saat dosennya juga pulang. Sebagian besar memilih melanjutkan perjalanan dan sempat mengambil gambar juga dengan teman sekelas.

Ah, ya. Aku melupakan sesuatu. Selama pencarian turis, si Adrian kerap kali bermanja-manja sama si Zahra. Mulai dari nyuruh bawain almamater sampai minta dibeliin makan juga.

***

Selepas tugas di Pantai Losari, setiap ada tugas kuliah, Adrian dan sobatnya selalu meminta bantuan Zahra untuk menyelesaikan tugasnya. Selalu ada alasan untuk menghubunginya, mulai dari alasan yang sangat klasik sampai yang mengada-ada.

Mulai dari minta tolong buatin tugas, minjam laptop, minjam uang, dan kadang juga bawain makanan. Sampai-sampai orang di kosnya Zahra ngira dia itu kekasihnya.

Suatu hari, malam-malam Adrian datang mencari Zahra.

“Ra, di bawah ada yang nyariin. Laki-laki, tinggi, ganteng, mungkin teman kelasmu atau fans,” teriak salah satu penghuni kos.

“Iya bentar,” jawabnya sambil bersiap keluar.

“Siapa yang bertamu malam-malam gini, Ra?” tanyaku penasaran.

“Aku tidak tahu, ayo temenin turun.”

Sesampainya di bawah ...

Bersambung

Nantikan kelanjutan karya absurd dariku ini ya kawan-kawan.🙃


Salam Manis

Adiva Azzahra

Gowa, 4 Januari 2020


Part 2
Part 3
Part 4
Part 5

Req Closed Thread TS : https://www.kaskus.co.id/show_post/5...157d34d/1236/-
Diubah oleh KS06 24-04-2020 03:25
lina.wh
NadarNadz
nona212
nona212 dan 18 lainnya memberi reputasi
17
2.2K
58
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.