TS
hugomaran
[LOVE LETTER 4] Surat Cinta Yang Tak Terbalas
Surat cinta untuk mantan kekasih
Quote:
Kharima tersayang.
Penulis:@hugomaran
Sebelum jemariku menari-nari di atas kertas putih bersampulkan air mata ini ku tuliskan.
Aku sudah menyadari bahwa tetesan kata-kataku tak akan bisa menembus isi hatimu di sana. Aku tidak bisa membohongi perasaan ku, entah sampai kapan pun aku tak tahu.
Jujur, aku belum bisa sepenuhnya melupakan dirimu. Walau kadang aku seperti orang paling bodoh. Yang tidak bisa melupakan dirimu walau sesaat. Apalagi sebulan, aku benar-benar tidak mampu melupakan mu.
Merelakan mu bersama dia. Mungkin sudah ku coba. Tetapi hatiku tak bisa menerima kenyataan itu. Aku benar kesulitan melupakan dirimu sepenuhnya.
Sebab dulu aku begitu tulus mencintai dirimu, Kharima. Hingga segala macam cara aku lakukan hanya untuk menjadi kekasihmu.
Sampai saat ini pun aku masih mengingatmu sepanjang hari. Tanpa tahu harus berbuat apa, agar perasaan yang sesak di dada yang penuh kerinduan bisa sepenuhnya aku biarkan dia pergi.
Entah, aku tidak tahu sampai kapan aku menunggu dirimu untuk kembali bersamaku. Pada beberapa kemungkinan sudah jelas kau tak akan kembali pada dekap hangatnya pelukan ku.
Karena dirimu kini begitu bahagia bersama dia, kekasih yang kau pilih.
Tetapi perasaan ku selalu berkata. Kalau saja dirimu pun masih memiliki rasa yang sama. Seperti halnya rasaku.
Biarlah orang menganggap aku pria pesakitan atau apa semacamnya. Aku tidak mempedulikan sedikit pun. Yang aku tahu kau adalah alasan atas hadirnya diriku di dunia.
Dari tempat yang dulu kita semaikan benih cinta, aku menuliskan surat cinta untukmu. Aku tidak berharap kau akan menerima dengan sepenuh rasa. Tidak membuka dengan segenap rindu.
Tetapi demi cinta yang masih mengakar dalam langit jiwaku. Aku tetap memaksa perasaan untuk mampu merangkai bait kepedihan yang kini menyelimuti pekat sunyi dan hitamnya hari-hariku tanpa dirimu lagi.
Matahari pecahkan pagi dan burung-burung terbang menggapai langit angkasa. Aku pun demikian, masih merindukan purnama yang melengkung di selat kelopak matamu.
Aku rindu harum kopi, yang pernah kau hidangkan di saat pagi kemarin, masih bersamamu.
Aku mencintaimu, Kharima.
Dari HUGO MARAN
Makassar, 15 Februari 2020
Aku sudah menyadari bahwa tetesan kata-kataku tak akan bisa menembus isi hatimu di sana. Aku tidak bisa membohongi perasaan ku, entah sampai kapan pun aku tak tahu.
Jujur, aku belum bisa sepenuhnya melupakan dirimu. Walau kadang aku seperti orang paling bodoh. Yang tidak bisa melupakan dirimu walau sesaat. Apalagi sebulan, aku benar-benar tidak mampu melupakan mu.
Merelakan mu bersama dia. Mungkin sudah ku coba. Tetapi hatiku tak bisa menerima kenyataan itu. Aku benar kesulitan melupakan dirimu sepenuhnya.
Sebab dulu aku begitu tulus mencintai dirimu, Kharima. Hingga segala macam cara aku lakukan hanya untuk menjadi kekasihmu.
Sampai saat ini pun aku masih mengingatmu sepanjang hari. Tanpa tahu harus berbuat apa, agar perasaan yang sesak di dada yang penuh kerinduan bisa sepenuhnya aku biarkan dia pergi.
Entah, aku tidak tahu sampai kapan aku menunggu dirimu untuk kembali bersamaku. Pada beberapa kemungkinan sudah jelas kau tak akan kembali pada dekap hangatnya pelukan ku.
Karena dirimu kini begitu bahagia bersama dia, kekasih yang kau pilih.
Tetapi perasaan ku selalu berkata. Kalau saja dirimu pun masih memiliki rasa yang sama. Seperti halnya rasaku.
Biarlah orang menganggap aku pria pesakitan atau apa semacamnya. Aku tidak mempedulikan sedikit pun. Yang aku tahu kau adalah alasan atas hadirnya diriku di dunia.
Dari tempat yang dulu kita semaikan benih cinta, aku menuliskan surat cinta untukmu. Aku tidak berharap kau akan menerima dengan sepenuh rasa. Tidak membuka dengan segenap rindu.
Tetapi demi cinta yang masih mengakar dalam langit jiwaku. Aku tetap memaksa perasaan untuk mampu merangkai bait kepedihan yang kini menyelimuti pekat sunyi dan hitamnya hari-hariku tanpa dirimu lagi.
Matahari pecahkan pagi dan burung-burung terbang menggapai langit angkasa. Aku pun demikian, masih merindukan purnama yang melengkung di selat kelopak matamu.
Aku rindu harum kopi, yang pernah kau hidangkan di saat pagi kemarin, masih bersamamu.
Aku mencintaimu, Kharima.
Dari HUGO MARAN
Makassar, 15 Februari 2020
Penulis:@hugomaran
Diubah oleh hugomaran 16-02-2020 15:04
tien212700 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
2.6K
Kutip
109
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sista
4KThread•8.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok