Album Indonesia Terbaik Di 2019. Boleh Setuju, Boleh Engga.
TS
pophariini
Album Indonesia Terbaik Di 2019. Boleh Setuju, Boleh Engga.
Salam kenal agan, aganwati sekalian. Ane dan teman2 dari Pophariini.com. Website musik lokal yang baru berdiri di 2017 kemarin. Awal Januari kemarin ane dan teman2 di PHI seperti biasa rutin bikin daftar2 album lokal terbaik versi PHI di 2019. Ada 10 album penuh, dan 5 album mini.
Kalau boleh sotoy nih, sepengamatan ane dan teman2 di PHI, 2019 cukup berimbang antara band dan solois. Tapi yang jelas genrenya beragam banget. Ada pop, rock, hip hop bahkan delta blues dan orkestra pop.
Daftarnya ada di bawah ini dan feel free kalau agan, aganwati ada yg kurang setuju atau mau nambahin yaa. Kita bahas2 sambil diskusi santai.
Spoiler for No 10.:
Made Mawut - Merdeka 100%
Koreksi jika saya salah, namun lirik blues Indonesia belum pernah terdengar sebegitu menarik ini. Bagaikan mendengar sang legenda Benyamin S. bernyanyi blues tentang keseharian dengan gitar dobro dan besi slide di tangan. Bisa puitis dan jenaka tapi namun tetap kritis. Dan yang terpenting, sangat soulful!
9. Texpack – Spin Your Wheels
Lebih dari sebuah ‘guitar album‘ terbaik, Spin Your Wheels juga adalah album terbaik, album ini punya semuanya. Terlepas dari membicarakan pengaruh-pengaruh yang diraup kemudian dimuntahkan dalam songwriting dan notasi-notasi yang keren, Spin Your Wheels punya karakter matang yang membuat saya langsung menaruh lampu sorot. Simak resensi penuh albumnya di sini
Spoiler for No. 8:
8. Ssslothhh - Celestial Verses
Harus diakui, Celestial Verses adalah sebuah comeback yang sukses, sebuah album yang membuat bulu kuduk kami berdiri akibat segenap gagasan soal sound, aransemen yang ditawarkan band sludge metal asal Bandung ini. Menyimak setiap inci suasana musik mereka yang lebih emosional, tak terkecuali tarikan vokal yang berkarat ibarat naik pesawat terbang di atas bumi yang sedang kiamat. Terlalu sulit untuk dilukiskan, terlalu gila untuk dibayangkan.
Spoiler for No. 7:
Kimokal - Aries
Aries membawa warna baru bagi KimoKal, sebuah album yang menyajikan menu berupa letupan-letupan suara dan beragam dentuman di atas meja yang berbeda dari debut O yang cenderung mencari-cari kematangan karakter. Lewat keberanian dan kematangan songwriting serta produksi rekaman di Aries, Kimokal sudah memperlihatkan keutuhan jatidiri musiknya.
Spoiler for No. 6:
Kurosuke - Tales of Roses and Wine
Sulit menolak kehadiran sosok Kurosuke dengan vokal baritonnya yang bernyanyi hangat. Selain vokal yang keren, The Tales juga menghadirkan musik up beat maupun bertempo lambat dan gloomy yang menarik untuk disimak. Dan semua hal itu tetap disajikan dengan sangat nikmat dan menawan melalui aransemen yang sangat berjodoh untuk menemani perjalanan dengan kendaraan di bawah lampu-lampu kota ini. Simak resensi penuh albumnya di sini
Spoiler for No. 5:
Elephant Kind - The Greates Ever
Secara keseluruhan, band dengan vokalis pria yang bisa bernyanyi apalagi dengan cengkok R&B adalah harta karun yang sangat langka dalam musik independen Indonesia. Ditambah drummer Bayu Adisapoetra yang selalu bermain pukulan-pukulan primitif yang meriah dan selalu memancing badan bergoyang. Kombinasi tersebut jadi 2 aset utama Elephant Kind saat ini. Dan semua itu disempurnakan oleh kehadiran bassist baru Kevin Septanto yang merespon groove yang diciptakan Bayu dengan baik membuat chemistry dan musik Elephant Kind di album ini terasa solid dan sulit dicari tandingannya.
Agterplaas adalah album yang bisa memuaskan semua pihak. Antara menyeimbangkan ambisi pribadi musisinya, menjawab ‘tantangan’ kritikus, di satu sisi memanjakan fans. Untuk fans, album ini jelas bisa menyumbangkan lagu-lagu baru, lagu-lagu eargasm ke dalam setlistpanggung mereka selanjutnya. Dan untuk kritikus yang biasanya ingin sesuatu yang ‘berbeda dari album terdahlu’ pasti akan dibuat tersenyum bagaimana lewat Agteplaas, The Adams bisa menjadi sedemikan kompleks dan lenturnya.
Spoiler for No. 3:
Tuan Tigabelas - Harimau Soematra
Tak dapat dipungkiri, ‘dukungan semesta’ yang ada, yakni para kolaborator yang terlibat menjadikan Harimau Soematra sebuah debut yang utuh dan solid. Setiap jengkal lirik yang ditembakkan tepat sasaran, terkhusus “Last Roar” yang memang punya daya magisnya sebagai satu dari komposisi kritik favorit kami di tahun ini.
Spoiler for No. 2:
Hindia - Menari Dengan Bayangan
Menari Dengan Bayangan bagaikan versi agresif dari album Mantra Mantra-nya Kunto Aji. Menari punya beberapa hal menarik: diksi penulisan lirik yang acak seperti kolase, pemaknaan lirik ke sana kemari juga manuver vokal yang bisa menggeram sekaligus, santai dan bijak. Musiknya pun ramai. Dari bebunyian masinal hingga instrumen live riuh dengan solo gitar juga musik akustik balada. Semuanya komplit disajikan di album ini dengan bingkai musik pop ala Hindia (atau, bolehkah kita sebut: Hindia-pop?).
Isyana Sarasvati - LEXICON
Album ketiga yang dirilis di penghujung 2019 ini mengejutkan banyak pihak. Karena meramu genre musik opera/klasik dengan rock/metal, dengan skill dan aransemen yang mumpuni serta mengangkat tema yang sangat personal. LEXICON masih menawarkan denting piano dan liukan vokal Isyan. Namun kali ini minus nuansa pop-urban, R&B dan irama joget-able yang sebelumnya menjadi ciri Isyan. Gantinya kita akan disajikan nada-nada musik klasik era Victoria yang bahkan dibalut sentuhan rock/metal yang mengingatkan pada musik opera ala Queen.