Amien Rais Dievakuasi Sebelum Kubu Zulhas dan Mulfachri Ricuh di Kongres

Suara.com - Kongres ke V PAN yang digelar di hotel Clarion, Kota Kandari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020) berujung rusuh.

Dikutip dari Antara, aksi kericuhan di sidang kongres itu dilakukan oleh dua kubu berbeda yakni berasal dari tim pendukung Calon Ketua Umum (Caketum) DPP PAN periode 2020-2025 Mulfachri Harahap dan Zulkifli Hasan.

Kubu Mulfachri dan Zulhas saling lempar kursi dan botol air mineral yang ada di ruangan tersebut.

Keributan itu terjadi saat skorsing atau penghentian sementara sidang kongres tersebut. Sebelum skorsing, Ketua Dewan Kehormartan PAN Amien Rais dievakuasi untuk keluar ruang sidang tersebut.

Kejadian itu berawal ketika sidang pleno diskorsing oleh ketua sidang dan meminta para peserta kongres untuk ke luar ruangan.



Namun beserta pendukung Zulkifli Hasan tidak mau keluar ruangan kongres. Hal itu memancing kemarahan pendukung Mulfachri Harahap, sehingga gesekan keduanya terjadi.

Akibat kejadian tersebut, ruang kongres berantakan, dan kursi berhamburan.

Kapolda Sultra Brigjen Merdisyam langsung turun tangan dan mengarahkan personelnya untuk mengamankan keributan tersebut.

Selain melakukan penjagaan depan pintu, saat ini juga pihak kepolisian masih berada di dalam ruangan untuk mengantisipasi keributan susulan.

Selain Kapolda Sultra, Brigjen Pol Merdisyam juga terlihat Danrem 143/HO Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto terlihat di lokasi depan ruangan kongres tersebut.

Pasca terjadi keributan, aparat kepolisian pun telah meningkatkan pengamanan di sidang kongres tersebut yang digelar di hotel Clarion, Kendari. Sejumlah personel polisi sudah berjaga di depan ruang sidan pada depan pintu utama masuk ruang sidang.


"Lihat Wo. Partai Allah kelakuannya kayak setan."
sumber

☆☆☆☆☆

Allah punya jalan sendiri untuk mempermalukan mahluk ciptaannya. Semudah membalik telapak tangan. Dan Allah tidak suka Namanya dipakai hanya untuk memoles kebusukan agar terlihat bagus. Dan sekarang Allah membuka kebusukan mereka, para manusia munafik yang suka bermain-main dengan ayat-ayat, dengan surat-surat, dengan segala sesuatu yang membawa-bawa agama hanya untuk menipu ummat.

Partai Allah.
Bolehlah siapapun juga menyebut sebuah partai atau beberapa partai dengan sebutan partai Allah. Tapi jangan lantas memojokan partai lain dengan sebutan partai setan. Buktinya partai yang dianggap partai setan lebih damai dan tidak ada kerusuhan sama sekali. Jika partai Allah saja rusuh seperti itu, bagaimana dengan partai setan? Begitu logikanya.

Sengkuni, dimanapun dia berada, hanya akan membawa kerusakan dan perselisihan. Sudah takdirnya dia menjadi manusia yang selalu membuat keributan dimana-mana. Jangan pernah tertipu oleh segala kata-katanya. Sebab setiap kalimat yang keluar adalah racun! Sampai mati dia akan tetap menyebar racun, tak peduli usia sudah diambang senja. Bagi dia, selama dia bisa menyebar racun, maka dia akan terus berjuang untuk tetap hidup.

Sebuah partai, jika dibentuk untuk menyatukan gagasan dan tujuan bersama, hendaknya partai itu bukan milik pribadi, tidak dijadikan kendaraan pribadi atau kendaraan keluarga. Jika pun ada anggota keluarga yang dirasa mumpuni memimpin, maka semua itu harus berjalan diatas rel yang benar sesuai tujuan partai. Sebuah partai akan rusak jika ego keluarga didahulukan. Apa jadinya jika seorang anak yang jelas-jelas tak punya kapabilitas tetap dipaksakan untuk memimpin?

Satu partai Allah rusak. Lainnya berhasil melewati semak belukar serelah rusak ditinggal tokoh-tokoh pentingnya. Lainnya lagi tetap selamat karena justru bergandengan tangan dengan partai yang dianggap partai setan.

Mengaku pemilik negeri ini? Mengaku paling berjasa dengan reformasi? Mengaku menjadi bapak reformasi? Gak salah? Partai sendiri aja rusak, gaya-gayaan ngurusin partai lain.

Sudahlah Sengkuni.
Waktumu sudah habis.
Setelah dulu kau menginginkan negeri ini berubah menjadi negara serikat, apa lagi yang kau inginkan sekarang? Nyatanya DPD hanya membuang anggaran negara tanpa hasil.

Mengapa kau tak bermain saja dengan cucumu.
Menjalani sisa hidup, daripada membuat kerusakan disana-sini.