Quote:
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pebisnis dan pelaku industri mengapresiasi rencana kebijakan pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) bagi wajib pajak Badan mulai 2021 mendatang.
Meski diakui bisa meningkatkan daya saing, pengusaha rupanya tetap menyimpan kekhawatiran lain di balik penurunan tarif PPh Badan tersebut.
“Kami senang banget tarif diturunkan, tapi bagaimana dengan dampak revenue shortage-nya Bu? Bagaimana kalau nanti kami lagi-kita lagi yang dikejar untuk bayar pajak karena belum ada WP-WP (wajib pajak) baru?,” tutur Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita saat berdialog dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara Business Gathering Apindo, Kadin, dan Hipmi, Jumat (7/2).
Menurut Suryadi, pemerintah tampaknya belum memiliki solusi konkret untuk memastikan sumber penerimaan pajak baru yang dapat mengompensasi kebijakan penurunan tarif PPh Badan ke depan.
Baca Juga: Sah! RUU omnibus law perpajakan berisi sembilan undang-undang
Lantas, ia menyuarakan kekhawatiran para wajib pajak badan maupun perorangan yang selama ini sudah patuh dan ketakutan akan dijadikan incaran untuk memenuhi target penerimaan pemerintah.
Menanggapi itu, Sri Mulyani meminta agar para wajib pajak dari kalangan pengusaha tak perlu terlalu takut. Sebaliknya, ia meminta agar para wajib pajak tersebut tetap percaya pada pemerintah dan kemampuannya dalam mengelola keuangan negara.
“Kalau seperti yang Pak Suryadi bilang, takut dikejar-kejar, itu namanya hubungan kita menjadi hubungan traumatis. Jangan begitu lah, akan sangat sulit kalau jadinya no trust society (tidak ada kepercayaan publik),” tutur Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani bilang bapak-bapak ciptakan ketidakpastian global, kenapa?
Ia mengakui, penerimaan pajak memang meleset dari target pemerintah, khususnya pada tahun lalu di mana shortfall pajak mencapai Rp 245,5 triliun. Namun, ia menjelaskan bahwa itu juga merupakan konsekuensi dari situasi perekonomian yang melambat dan penuh ketidakpastian.
“Saya tahu penerimaan pajak itu berbasis target, tapi kita juga bukan bekerja seperti mesin robot. Kita juga harus pikirkan ekonomi kita lagi seperti apa. DJP saya minta harus tetap berusaha, tapi saya katakan bahwa tidak boleh sampai membuat dunia usaha tertekan!,” tandasnya.
https://nasional.kontan.co.id/news/t...-dikejar-pajak
Pengusaha makin ke sini makin takut bu. Tolong dong, jangan kami saja yang dikejar. Cari WP baru untuk dikejar.
Dari buruh sudah ditekan dari bawah, dari regulator pemerintah jangan gencet kami juga dari atas dengan target pajak tiap tahunnya yang tidak realistis. Jangan dicari cari kesalahan para Pengusaha ini.
Ekonomi sedang lesu kami tahu, tapi kok bisa bisanya mengirim surat cinta padahal perusahaan memang sedang mengalami penurunan laba? Ada penurunan setoran pajak ketika laba turun ya wajar dong bu. Kenapa harus disuruh klarifikasi karena setoran pajak turun segala? Sangat membuang waktu sekali harus cari bukti tiap transaksi, harus dibahas satu satu. Pengusaha ga hanya memikirkan itu, tapi mikirin juga gimana supaya penjualan bisa bangkit kembali, atau efisiensi produksi.
Pemerintah seakan akan tidak percaya kepada para pengusaha. Ini yang harus diperbaiki bu. Bukan malah ditakut2i dengan banyak yang dipenjara seperti beberapa waktu yang lalu.